Mulai 2014, Revolusi Dunia Kedokteran
Suasana seminar Pengembangan Kelembagaan Klinik Kesehatan yang berlangsung di Hotel Semesta, kemarin. HARSEM/ARIEF FIRHANUSA |
MULAI Januari 2014, PT Askes berubah menjadi Badan Pengelolaan Jaminan Sosial (BPJS). Perubahan ini berdasarkan peraturan pemerintah dalam pengelolaan jaminan sosial masyarakat, sebab kesehatan masyarakat belum merata dan masih yang belum memperoleh jamainan kesehatan.
Selain itu, mulai 2014 tidak ada lagi lembaga lain yang melakukan pengelolaan jaminan sosial kecuali BPJS yang dibentuk berdasarkan undang-undang.
Atas dasar itu, Sabtu (26/1) lalu digelar “Seminar Pengembangan Kelembagaan Klinik Kesehatan di Jawa Tengah Menyongsong Pelaksanaan BPJS Kesehatan 2014” di Raffles Ballroom Hotel Semesta, Semarang.
Selain menyosialisasikan program penghapusan Askes, seminar yang dihadiri para dokter tersebut juga membahas tentang beragam aspek mengenai praktik dokter, mutu puskesmas, serta aspek lain yang berhubungan dengan prospektif mulai 2014.
Sekian puluh dokter Jateng di seminar ini duduk bersama untuk menyatukan visi dengan antara lain mengupayakan fasilitas yang memiliki standard operating procedure (SOP). Di tengah-tengah mereka, dalam seminar ini, ada Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia (PKFI) yang menjadi
“Banyak standar yang belum terpenuhi. Kami berupaya menciptakan kesehatan masyarakat yang bermutu serta memperjuangkan hak-hak dokter, dengan menjadi penyeimbang antara pemerintah dan dokter-dokter di seluruh Indonesia,” tutur Ketua Umum PKFI Pusat dr Slamet Budiarto, SH, MHKes, didampingi Ketua PKFI Jateng dr Tunjung Hanurdaya Soeharso, MSc, dan Ketua PKFI Kota Semarang dr Heru Gumay, MM.
Standar kesehatan di Indonesia, menurut Slamet, tertinggal jauh ketimbang Australia. Standar pelayanan dokter pun dinilai juga masih belum apik. Sebab itu kelak akan distandarkan bentuk klinik serta lebar dan panjang ruang periksa, dokter praktik mandiri harus punya klinik, Puskesmas seharusnya seperti apa, dan sebagainya.
Selain dr Slamet, tiga pembicara lain juga dihadirkan dalam seminar ini. Mereka ialah dr Anung Sugihantono, MKes (Kadinkes Provinsi Jateng), dr Djoko Widyarto, DMH, MHkes (Ketua IDI Wilayah Jateng), dan dr Eddi Junaidi, SpOG, SH, MKes (Ketua Umum ASKLIN). (rif/sae)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.