Musim Hujan, Perajin Kerupuk Tuntang Menjerit
Perajin kerupuk Tuntang sedang menjemur kerupuk (HARSEM/HERU SANTOSO) |
UNGARAN–Musim penghujan merupakan musibah yang harus dihadapi perajin kerupuk kedelai di Dusun Gading, Desa Lopait, Kecamatan Tuntang. Pasalnya, sejak musim penghujan tiba, pendapatannya semakin menurun. Karena proses pengeringan tidak secepat saat musim kemarau.
Diakuinya, perajin mengandalkan cuaca dalam melakukan pengeringan dengan cara dijemur di hamparan yang mudah kena panas.
Demikian diungkapkan seorang perajin kerupuk kedelai di Lopait. Tuntang, Rudianto (45). Dikatakannya, curah hujan yang tinggi sehingga tidak ada panas, padahal penjemuran krupuk membutuhkan cuaca yang panas. Akibatnya, produksi kerupuk kedelai terhambat bahkan mengalami penurunan. Sehingga pesanan konsumen maupun pelanggan tidak dapat terpenuhi.
“Musim penghujan seperti ini kami merasa kewalahan mengeringkan kerupuk. Padahal, pesanan dari pelanggan maupun konsumen sudah menumpuk, akibatnya pesanan tidak dapat kami penuhi,” jelas Rudianto.
“Musim hujan seperti ini, omset kami turun tajam. Sebelumnya 1,2 ton turun menjadi 900 kwintal. Untuk mengeringkan, kami butuh waktu hingga tiga hari. Jika musim panas, dalam sehari saja krupuk kedelai itu sudah kering dan siap dipak atau dibungkus,” imbuhnya.
Perajin lainnya, Ny Rusmi (53) warga Dusun Praguman, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang mengaku sejak musim penghujan itu, produksinya anjlok drastis. Sebelum musim hujan, produksinya mencapai 300 kilogram. Namun sekarang maksimal 250 kg. Jika tidak ada panas, mereka rugi. (hes/nji)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.