Unik, Balapan Bebek di Bentisan

HARSEM/SMNetwork/Raditia Yoni Ariya

Bebek-bebek di Dusun Sukomarto, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung, tengah beradu kecepatan berlari dalam acara balapan bebek.

TEMANGGUNG-Menyaksikan karapan sapi atau pacuan kuda mungkin sudah menjadi sebuah hal yang lumrah. Namun, di Dusun Bentisan, Desa Sukomarto, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung, ada pacuan unik, yaitu pacu bebek, atau warga setempat lebih akrab menyebutnya balapan bebek.
   

Hewan unggas yang oleh manusia kerap dimanfaatkan telur maupun dagingnya ini, di Sukomarto bukan sekadar hewan peliharaan semata, tapi lebih dari itu ada adu gengsi, tersendiri. Pasalnya, yang menjadi jawara, akan membawa nama harum pemiliknya.
 

Bebek yang biasanya berbaris rapi saat berjalan atau bergerombol rukun ketika berada di sungai dan area persawahan sesuai arahan tuannya, ternyata bisa berkompetisi cepat di arena balap.
 

Dalam permainan balap yang telah menjadi agenda tahunan di wilayah pembudidaya bebek ini, puluhan bebek milik warga berpacu pada lintasan jalan desa sejauh kurang lebih 100 meter. Setiap start sedikitnya lima bebek sekaligus diadu untuk menjadi yang tercepat sampai garis finis.
 

"Intinya seperti lomba lari, siapa yang lebih cepat  berarti dialah pemenangnya. Sistemnya, dimulai dari babak penyisihan sampai final. Pokoknya cepat-cepatan bebek lah. Ini ada adu gengsi bagi bebek jantan, soalnya nanti secara performa akan menjadi pejantan tangguh," ujar seorang panitia lomba bernama Halim (24).
 

Kepala Desa Sukomarto, Miftahudin, mengatakan, balapan untuk memotivasi warga agar terus memelihara bebek, terutama yang  berkualitas. Hal itu juga sebagai langkah meneruskan budidaya dari generasi tua kepada generasi muda.
 

"Balapan ini agar budidaya bebek di Bentisan tetap lestari, karena sudah turun temurun. Selain bertani rata-rata warga kami memelihara bebek, mulai untuk pembibitan, pedaging, hingga petelur," katanya. 
Benar juga, saat menyaksikan kehebatan para bebek jantan beradu kecepatan sangat unik dan menarik. Banyak bebek terlatih itu begitu bendera star diangkat langsug melesat menuju garis finis, layaknya atlet profesional.
 

Namun, ada pula yang di tengah perjalanan malah berbelok memilih lari ke sawah atau sungai kecil di pinggir lintasan. Lucunya lagi, ada yang tiba-tiba mogok berlari dan tidak mau melanjutkan pertandingan malah dengan cueknya berjalan kesana kemari sambil berteriak kwek....kwek..kwek....
 

Ya, di tengah-tengah gempuran transformasi budaya dan tekhnologi modern ini, kiranya balapan bebek bentisan, cukup layak untuk terus dilestarikan sebagai ikon salah satu permaian tradisional yang memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri.(Raditia Yoni Ariya/SMNetwork/njs)

Newer Post Older Post