Eva's Cake & Cookies Produsen Snack Kesukaan Gubernur

Pasangan Irfan A Septiawan dan Theresia bersama para karyawan Eva's Cake & Cookies (Harsem/Teguh Argari Bisono)

SEMARANG- Pernah di masa silam, pasangan Irfan A Septiawan dan istrinya, Theresia terpuruk hidupnya dan hampir putus asa. Warung bakso yang mereka kelola pada tahun 2008, tak bisa bertahan lama. Hanya sempat buka tiga bulan. Namun mereka tak mau menyerah, karena hidup harus terus berjalan.
 

Mereka sadar, kekuatan mereka sendiri tak ada artinya dalam mengembangkan bisnis. “Maka kami menyerahkan beban hidup kami pada Tuhan dan ternyata Tuhan membukakan jalan.   Yang awalnya terlihat hanya jalan buntu, ternyata masih ada jalan buat kami,” ungkap Irfan. 

    
Ternyata, hobi Theresia membuat makanan kecil, jadi solusi. Mereka lantas berkonsentrasi menerima pesanan kue dan snack, yang sudah ditekuni Theresia sejak 2005.
 

Pesanan pertama datang dari SMPN 29 Semarang yang lokasinya tak jauh dari rumah mereka di Jalan Gemah Jaya I//41 Perum Kini Jaya, Kedung Mundu. Lantas pelan-pelan, pesanan lain mulai mengalir. “Walau awalnya kami hanya memiliki dua pelanggan, namun cukup untuk menopang hidup kami,” ungkap Irvan (31), di sela-sela grand opening Eva's Cake & Cookies di rumahnya, kemarin.  
 

Sengaja dia menamai tokonya, Eva's, yang berasal dari bahasa Ibrani, artinya hidup. “Saya memang ingin menghidupi banyak karyawan melalui toko kue ini,” paparnya, ketika ditanya visinya dalam mengembangkan usaha ke depan. Kini, minimal mereka telah memiliki enam pegawai. 
 

Sejumlah pelanggan tampak menghadiri acara tersebut. Di antaranya dari pihak SMPN 29. Irfan dan Theresia  tampak gembira ketika menyambut pemberi pesanan pertama itu. Untuk memperluas pasar, mereka tak malu menawarkan kuenya ke berbagai pihak, termasuk Biro Umum Pemprov Jawa Tengah.
 

“Setelah mencoba kue yang kami bawa, ternyata dari Biro Umum Pemprov Jawa Tengah menyukainya. Maka mengalirlah pesanan kue setiap hari kerja untuk Gubernur Jawa Tengah dan pejabat lainnya,” ungkap pria murah senyum ini.
 

Menurut Irvan, gubernur suka makanan Jawa, seperti lemper, pisang rebus, dan sentiling. Selain memenuhi pesanan snack rutin untuk pejabat tersebut, mereka juga melayani penyediaan konsumsi  kue untuk rapat-rapat di instansi tersebut. Kini instansi pemerintah di Jawa Tengah seperti BKD dan Bappeda juga  telah menjadi pelanggan mereka. Demikian juga dengan Hotel Patra dan berbagai usaha katering.
 

Theresia tak menyangka kalau dari usaha home industry kecil-kecilannya itu, kini  bisa membuka toko kue. “Pembukaan toko ini juga berkat masukan dari pelanggan,” paparnya.
Titik balik usaha mereka berawal, ketika mereka dipercaya memasok makanan basahan, seperti lemper ke toko roti Dyriana. Lama-lama jumlah pengiriman produk mereka ke toko tersebut makin meningkat. Ternyata kue buatan Theresia, mantan karyawan Jesslyn Cakes, disukai toko tersebut.   
 

Tahun 2009, usaha mereka mulai stabil. Mereka sudah bisa mulai kredit motor. Awal berbisnis roti, Irfan harus naik bus dan angkot untuk belanja ke pasar. Dia juga terjun langsung ke produksi kue, sekaligus sebagai pengelola laporan keuangan dan marketing. “Soal kami tak tidur semalaman untuk melayani pesanan, itu sudah biasa. Bahkan saya pernah sempat pingsan, karena kurang tidur,” ungkapnya. Kini bisnisnya sudah beraset Rp 200 juta. Sedang omsetnya per hari Rp 4 juta.
 

Toko kuenya juga menyasar ke kalangan menengah ke bawah. “Meski rasanya kota, tapi harganya desa, artinya terjangkau konsumen,” ungkap Irfan, sembari tersenyum. (tab/yul)  

Newer Post Older Post