Sling Jembatan Merah Tinjomoyo Mulai Kendur
![]() |
| TERLIHAT KOKOH: Pengendara motor melintas di jembatan merah yang
menghubungkan Tinjomoyo dengan Sukorejo. Tali sling jembatan gantung
ini sudah mulai kendur. (HARSEM/WARA MERDEKAWATI) |
TINJOMOYO-Sepintas, jembatan merah di Kelurahan Tinjomoyo masih terlihat kokoh. Namun jembatan di atas Kaligarang itu sudah mulai rusak. Tali sling kendur, besi juga dirambah karat.
JEMBATAN gantung yang menghubungkan RW 01 Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik dan RW 08 Kelurahan Sukorejo Kecamatan Gunungpati itu terkesan kurang terawat. Warga sekitar menyebutnya ‘jembatan merah’, karena catnya yang berwarna merah.
JEMBATAN gantung yang menghubungkan RW 01 Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik dan RW 08 Kelurahan Sukorejo Kecamatan Gunungpati itu terkesan kurang terawat. Warga sekitar menyebutnya ‘jembatan merah’, karena catnya yang berwarna merah.
Jembatan yang dibangun sekitar tahun 1994 oleh Bina Marga Kota Semarang ini merupakan akses utama warga Sukorejo menuju Jatingaleh.
Meskipun masih tampak kokoh, namun besi-besi jembatan sudah mulai keropos dan berkarat. Jembatan yang sebelumnya berwarna merah, kini warnanya sudah memudar oleh karat.
Tidak hanya itu, tali sling penyangga jembatan banyak yang kendur. Dari 62 tali yang ada, lebih dari separuhnya kendor bahkan ada yang melengkung. Padahal tali tersebut merupakan penyangga bantalan jembatan.
Bagi warga Sukorejo, jembatan merah sangat dibutuhkan. Pasalnya menjadi akses utama menuju pasar Jatingaleh maupun sekolah. Ada alternatif memang, yakmi melewati hutan bonbin Tinjomoyo, namun terlalu jauh.
Selain itu, jembatan yang sering digunakan sebagai lokasi pemotretan prewedding itu, bantalan kayunya juga sudah mulai kropos dan beberapa sudah tidak menempel pada besi penyangga. Warga memasang pengait dari bambu di sepanjang bantalan kayu supaya tidka terlepas.
Salah seorang warga RW 08 Kelurahan Sukorejo, Endang (35), mengatakan, sejak jembatan dibangun hingga sekarang belum pernah ada perbaikan. Kalaupun ada, dilakukan oleh warga sendiri. “Biasanya diperbaiki oleh warga, kalau ada bantalan yang rusak, warga mengganti kayunya atau membenarkan posisi jika bergeser,” ungkapnya.
Endang mengaku, jembatan gantung tersebut sangat bermanfaat bagi warga RW 08 Sukorejo maupun warga RW 01 Kelurahan Tinjomoyo. “Jembatan ini menjadi akses utama warga,” katanya.
Menuju Makam
Hal senada juga diungkapkan Ali, warga RW 01 Kelurahan Tinjomoyo yang mengaku, jembatan merah tersebut sangat membantu warga di Kelurahan Tinjomoyo. Pasalnya jika ada warga di RW 01 Tinjomoyo yang meninggal, biasanya dimakamkan di makam yang berada di RW 08 Sukorejo.
“Makam yang terdekat adanya di Sukorejo RW 08, jembatan ini sangat vital baik untuk warga Sukorejo maupun sebaliknya,” ungkapnya.
Sementara, Lurah Tinjomoyo Samanah mengatakan, perawatan jembatan merah berada di bawah kewenangan Dinas Bina Marga Kota Semarang.
“Masih kuat karena ternasuk jembatan baru. Jembatan gantung didirikan sebagai pengganti jembatan yang sebelumnya yang pondasinya hanyut terbawa arus Kaligarang sehingga badan jembatan roboh,” jelasnya.
Samanah menambahkan, perawatan jembatan ditangani warga, baik warga Tinjomoyo maupun Sukorejo. “Biasanya perawatan yang dilakukan warga hanya sebatas perawatan bantalan kayu,” imbuhnya.
Jika jembatan gantung tersebut sampai rusak, lanjutnya, maka yang paling menjadi korban adalah anak-anak sekolah. ”Banyak anak-anak warga kampung Tinjomoyo Kelurahan Sukorejo yang sekolah di SD N 2 Tinjomoyo,” pungkasnya. (wam/16)


Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.