FPI Sweeping Rumah Makan

 SWEEPING FPI: Anggota FPI Jateng saat bersilaturahmi ke Ponpes Darussalam, Gebugan, Kecamatan Bergas dijaga ketat anggota Polres Semarang (HARSEM/NINO ADISUMARTO)

UNGARAN- Ormas Front Pembela Islam (FPI) Jawa Tengah, kemarin melakukan sweeping beberapa rumah makan di wilayah Bandungan, Kabupaten Semarang. Dalam aksinya, anggota FPI memaksa para pemilik rumah makan untuk menutup usahanya selama bulan Ramadan, dengan cara menakut-nakuti. 

Namun polisi berhasil menyita sedikitnya tujuh tongkat kayu dari dalam mobil yang mengangkut rombongan anggota FPI.
 

Aksi FPI tersebut dipimpin oleh KH Ahmad Rofi’i, yang mengaku sudah mendapat mandat FPI Pusat untuk memerangi segala sesuatu yang dinilai tidak menghormati bulan suci Ramadan. "Pemilik rumah makan seharusnya menghormati bulan suci Ramadan dengan menutup usahanya. Kalau mereka tetap nekat buka, maka kami akan memaksa mereka untuk tutup," ujar Rofi'i.
 

Ditegaskan, sweeping yang dilakukan FPI ke beberapa rumah makan seusai dengan perintah hadis dan Alquran. Yakni, barang siapa yang melihat kemungkaran, maka harus diberantas sesuai kemampuannya. "Jadi tindakan kami melakukan sweeping merupakan praktik dari amanat hadis," tandasnya.
 

Rofi'i mengakui, sejumlah tongkat kayu yang dibawa FPI untuk menakut-nakuti pemilik rumah makan agar tidak buka pada siang hari. Dan hal itu dipandang sebagai tanggung jawab pihaknya dalam menjaga kesucian bulan Ramadan. "Kalau urusan nggebuk-menggebuk ya tergantung kondisi di lapangan. Pemilik rumah makan atau warung itu melawan apa tidak," ungkap dia.
 

"Selanjutnya FPI Jateng juga merencanakan keliling Jawa Tengah untuk melakukan sweeping ke tempat prostitusi, karaoke dan hotel yang biasa digunakan untuk berbuat maksiat," imbuh Rofi'i.
 

Usai melakukan sweeping ke Bandungan, anggota FPI langsung melakukan silaturahmi ke Pondok Pesantren Darussalam, dan berziarah ke makam Syech Penanggalan di Kelurahan Gebugan, Kecamatan Bergas.
 

Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam, KH Muhrodi menyatakan, pihaknya tidak senang dengan sweeping  yang dilakukan oleh FPI ke sejumlah rumah makan. Terlebih hal itu dilaksanakan dengan diwarnai unsur kekerasan dan menakut-nakuti masyarakat. 

"Sebagai ulama saya tidak suka dengan upaya penertiban yang dilakukan FPI. Terlebih dengan cara menakut-nakuti masyarakat dengan menggunakan pentungan," ujarnya.
 

Lusia Lani (37) pemilik warung sate kelinci Tanto-Tanti menyayangkan adanya ormas yang masih melakukan sweeping di warungnya. Padahal, lanjut dia, sesuai dengan instruksi Kapolri yang berhak melakukan sweeping hanya instansi kepolisian. 

"Nyatanya FPI datang membawa pentungan memaksa agar saya menutup warung. Sepertinya mereka (FPI) tidak pernah tahu adanya instruksi Kapolri," katanya.
 

Terpisah, Kabagops Polres Semarang, Kompol Sugandi saat dikonfirmasi mengatakan, polisi telah menyita tujuh tongkat kayu yang dibawa oleh anggota FPI Jateng. Hasil laporan dari Polsek Bandungan, sasaran aksi anggota FPI antara lain sejumlah rumah makan dan warung tahu serasi yang buka pada siang hari. 

"Saat ini kasusnya masih kami identififkasi. Bila ditemukan adanya unsur pengrusakan dan penganiyaan terhadap korban, maka kami akan menindak dan menjerat sesuai dengan tindak pidana yang diakibatkan," kata dia. (ino/15)

Newer Post Older Post