Warga Tolak SUTT di Lapangan Olahraga

 BERDEMO : Warga Desa Sriwulan Mranggen berdemo menolak SUTT di lokasi tanah lapangan olahraga desa. (HARSEM/SUKMA WIAJAYA)

DEMAK-Warga Desa Sriwulan Kecamatan Sayung, menolak rencana pendirian tower baja Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kv. Penolakan warga menyusul tidak dimusyawarahkannya rencana penempatan tower di lokasi lapangan olahraga milik desa.

Penolakan warga cukup keras hingga ada pengerahan massa untuk mendesak pihak pemdes (pemerintahan desa) yang terlanjut mengizinkan proyek pemerintah melintas di desanya.

Seusai menggruduk lokasi rencana pendirian tower di titik 19 (T-19) SUTT 150 kv, senin (9/7) ratusan warga langsung menggruduk Balai Desa Sriwulan. “Kami menolak tower T-19 diletakkan di lokasi lapangan desa. Bila dipaksakan Desa Sriwulan tidak lagi punya lapangan olahraga,” kata Umar (43) warga Desa Sriwulan, kemarin.

Umar bersama ratusan warga lain ikut menggruduk balai desa. Mereka bersikukuh Kepala Desa (Kades) Sriwulan Sentot Joko Santoso segera membatalkan izin pendirian tower tersebut dan mengembalikan rencana penderiaan di lokasi semula, yaitu di lahan warga yang sudah diganti untung oleh PLN.

Mantan Kades Sriwulan, Rohadi juga mendesak lahan penderian Tower T-19 agar dikemalikan ke lahan semula, warga ditidak menerimakan bila lapangan desa akan didirikan Tower SUTT tersebut. “Soal tukar guling seharusnya dilakukan sesuai dengan aturan, bukan dibawa tangan, “ kata Rohadi.

Kendati lapangan olahraga telah mengalami rob, dan harus diurug bila akan dipergunakan untuk berolahraga, namun warga tak merelakan bila pendrian tower di lapangan tersebut, bahkan telah dilakukan tukar guling (ruislag) lahan desa antara Pemdes Sriwulan dengan PLN.

Kades Sriwulan Sentot Joko Santoso memandang demo warga sarat muatan politis seusai pilkades. Dia bersikukuh tukar guling sudah melalui aturan yang berlaku, bahkan ganti lahannya sudah dibelikan seluas 1.000 meterpersegi. “Warga belum tahu persoalannya, namun ada yang membakarnya untuk berdemo,” tudingnya.

Semula penempatan tower akan diletakan dilahan warga yang sudah diganti untung, namun warga sekitar keberatan dengan alasan takut listrik. Ada yang mengatakan ikan ditambaknya mati gara-gara aliran listrik bertegangan tinggi melintas di atas tambaknya. 

Bagi Sentot seluruh keluhan warga telah diakomodir dan disampaikan ke pihak PLN. Selain memfasilitasi kepentingan warga, dia juga tidak mau dianggap Desa Sriwulan menghalangi pembangunan dengan menolak proyek pemerintah masuk di desanya. 

Setelah tower T-19 akan diletakan ke lapangan desa yang jauh dari pemukiman, gantian warga RW 02 Perumahan Wijaya Kusuma (Tahap II) Desa Sriwulan yang menolak. Bahkan, Sentot mendengar ada warga yang berusaha menghentikan alat-alat pendirian tower masuk ke lokasi pembangunan.

Sementara untuk mencari titik terang, Camat Mranggen Arief Sudaryanto mengumpulkan seluruh warga di balai desa. Arief ditemani pihak dari Polsek dan Koramil menghimbau segala persoalan tower bisa diselesaikan secara musyawarah tak perlu dengan kekerasan.

“Sebelumnya kami sudah melihat lokasinya, bahkan ketika diundang rapat bersama PLN, PLN menghendaki Tower T-19 bisa berdiri di mana saja asal tidak terjadi gejolak,” jelasnya.

Secara terbuka Arief Sudaryanto juga mendukung apa yang menjadi keinginan warga, untuk tidak menempatkan T19 di lokasi lapangan olahraga milik desa. Dia juga meminta warga untuk bersabar, segala sesuatu masih bisa dikoordinasikan. (swi/16)

Newer Post Older Post