Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Nelayan Nekat Melaut Pilih Mati daripada Kelaparan

Kebanyakan nelayan mencari ikan di perairan pingggir pantai (HARSEM/SUKMAWIJAYA)
DEMAK- Mencukupi kebutuhan hidup di masa paceklik, sejumlah nalayan nekat melaut. Sebagian malah lebih memilih mati di laut dari pada melihat keluarganya kelaparan.

Untuk mencukupi kebutuhan hidup di masa paceklik, sejumlah nalayan nekat melaut. Mereka tidak menghiraukan larangan dari petugas pelabuhan. Sebagian malah lebih memilih mati di laut dari pada melihat keluarganya kelaparan.

Kondisi angin barat awal tahun ini cukup panjang. Gelombang ombak yang tinggi mendorong petugas harus melarang para nelayan melaut untuk mencari ikan. Ombak pesisir lepas pantai sejauh 3 mil masih setinggi dua meter lebih, sewaktu-waktu ombak bisa menepi tergantung arah angin berhembus.

Akibat lama tak melaut menjadikan nelayan mengalami masa sulit, sebagian mengisi paceklik dengan berhutang atau menjual barang-barang elektroknik untuk makan sekeluarga. “Bila terus-terusan berhutang, kami juga repot, sementara petugas belum mengijinkan kami melaut,” ucap nelayan asal Desa Morodemak Kecamatan Bonang, Badowi (45).

Setelah meyakini jalan keluar untuk menutup kebutuhan keluarganya harus dengan melaut lagi, akhirnya Badowi memutuskan nekat mencari ikan menggunakan perahu motor di perairan wilayah pantai utara. Berbekal perahu motor dan jaring yang dimilikinya, dia menyusuri sungai-sungai dekat muara pantai, diteruskan menjaring ikan di wilayah Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Morodemak.

Nelayan lain, Ahmad Fadoli (41) warga Desa Purworejo Kecamatan Bonang, mengakui warga nelayan belum berani melaut sampai sejauh 2 mil dari lepas pantai, hanya menyisir ikan di dekat pelabuhan saja. Itupun saat melaut dilakukan dari pagi hari sampai pukul 11.00, mereka tak berani siang berlama-lama di laut.

Kendati hanya sebentar berada di laut, sejumlah nelayan berhasil memperoleh ikan tangkap. “Walaupun hasilnya kami jual laku sekitar Rp 80 ribu, bagi kami sudah cukup untuk makan sekeluarga dan ongkos melaut besok,” aku Fadoli, kemarin. Diakui nelayan ini hasil tangkap tersebut jauh berbeda ketika cuaca normal, penghasilan kotornya bisa mencapai Rp 250 ribu sampai Rp 300 ribu perhari.

Kondisi angin masih kencang, dan gelombang ombak masih tinggi. Warga juga mengerti terjangan ombak yang besar berakibat fatal bagi perahu-perahu yang kecil. Sebagian nelayan melaut di sekitar bagan-bagan apung. Bila dihitung hampir 40 perahu yang hilir mudik di dekat pelabuhan.

Terpisah, Suripan (45) warga nelayan Desa/Kecamatan Wedung mengutarakan, kondisi paceklik ini juga berakibat bagi nelayan Wedung nekat melaut. Namun beberapa nelayan yang berada di laut saling mengawasi kondisi cuaca. Bila muncul gelagat cuaca tak baik mereka saling mengingatkan dan langsung menepi.

“Kemarin sempat muncul ombak besar setinggi dua meter di wilayah perairan Wedung, hal ini membuat beberapa nelayan lain selalu waspada,” ucapnya. Ombak tinggi itu sangat aneh, bukan bergelombang membujur mengarah ke arah pantai, namun ombak itu justru melintang seperti gulungan air yang menyapu pantai. Keanehan akibat cuaca tersebut mendorong warga nelayan selalu waspada.
(swi/tab)    
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous