Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Tanpa Sensualitas, Tak Perlu Keramas

Jangan berharap kelewat berlebih saat menonton Suster Keramas. Meski film yang dibintangi Rin Sakuragi ini mengumbar sensualitas, desire-nya tak sepanas yang diimajinasikan penonton. Gunting sensor maupun sensor internal menjadikannya serba “nanggung.”

BAGI yang sudah kenyang memelototi aksi bintang JAV Idol melalui internet, Suster Keramas “tak ada apa-apanya.” Lantas, kalau daya tarik sensualitas yang diunggulkan juga tak menjual, apalagi yang bisa diharapkan dari film ini?

Film dibuka dengan adegan seorang mahasiswa yang berdoa di sebuah makam. Kemudian disusul adegan yang tak begitu jelas apa maksudnya. Kecuali pameran yang tubuh dari Rin Sakuragi yang bertubuh kerempeng dalam berbagai scene.

Ada juga adegan bintang Jepang kelahiran 3 Maret 1989 itu dalam keadaan topless (tanpa penutup badan bagian atas). Tetapi pengambilan gambar dilakukan dari bagian samping atau belakang. Jadi, tak terlampau menarik. Malah hanya menambah rasa penasaran. Sudah “ditunjukkan”, tetapi tidak diperlihatkan.

Tokoh lain yang juga gemar pamer aurat adalah Jeng Dolly. Namanya terkesan asal comot, mirip sebuah lokalisasi di Surabaya. Beda dengan Sakuragi, kalau Jeng Dolly ini asli produk lokal. Sepanjang film tak jelas apa peran dia. Tapi soal “keberanian”, Jeng Dolly ini lebih bernyali dibanding Sakuragi. Bayangkan, sepanjang film entah adegan pagi, sore, sampai malam pakai baju seksi terus-terusan. Misalnya adegan menyemprotkan selang air di halaman rumah dengan mengenakan baju dalam.

Jalan cerita tampaknya tak pegitu penting. Sepanjang film penonton cuma disuguhi adegan wanita mengenakan busana seksi. Tetapi sejauh mana “keberanian” mereka? Ternyata cuma “begitu-begitu saja.” Tak ada yang benar-benar panas dan memantik imajinasi nakal bagi pria dewasa.

Konon film ini dilarang sebuah lembaga keagamaan di Samarinda. Nyatanya film ini tetap diputar. Jumlah penonton juga lumayan banyak. Di bioskop Citra (Mal Ciputra) dan E-Plaza, penontong didominasi pria yang menonton secara beramai- ramai. Beberapa malah pasangan yang menonton sembari pacaran. Entahlah, apa ada perawat yang sengaja nonton film ini usai bertugas di rumah sakit.

Era Film “Bergairah”
Film-film dengan susupan materi seks memang bukan cerita baru. Sejak lama materi seks jadi senjata unggulan untuk mendongkrak raihan penonton. Hadirnya film-film yang mengumbar sensualitas mengingatkan kembali pada film Indonesia era 1980 hingga 1990-an.

Jika saat ini banyak film menggunakan judul yang mengandung kata suster, janda, atau hantu (misalnya Suster Ngesot, Suster Keramat, Janda Kontrakkan Sebelah, atau Hantu Binal Jembatan Semanggi), maka dulu banyak film yang mengunakan judul “bergairah”.

Simak saja judul-judul macam Gairah dan Dosa, Gairah 100%, Gairah Binal, Gairah Malam (tiga sekuel), Gairah Membara, dan Gairah Perawan. Bintang-bintang yang populer kala itu di antaranya Inneke Koesherawati, Malvin Shayna, Sally Marcellina, Windy Chindyana, Febby Lawrence, Gitty Srinita, dan Leila Anggraini.

Meski judulnya menjurus ke arah seksual, tak ada yang benar-benar berisi adegan vulgar. Paling cuma pamer kemolekan tubuh dan adegan yang nyerempetnyerempet. Alhasil, meski sempat menarik animo penonton, lambat laun ditinggalkan juga lantaran bosan.

Kondisi ini mungkin akan berulang sekarang. Film-film yang menjual sensualitas, namun tak benar-benar “berani” karena berbagai hambatan tradisi. Usai nonton Suster Keramas, kita tak perlu benar-benar mandi keramas. Paling mengelus dada menantikan meredupnya pamor film dalam negeri seperti yang terjadi tahun 1990-an. (panji/dnr_harian semarang)

___________
Dipersilahkan jika ingin mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalahgunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan penulis/sumber blog ini
http://hariansemarangbanget.blogspot.com. Terima kasih.
Post by: tonitok
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous