Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Berharap Berkah dari Limbah

ABDUL SYUKUR, DARI PEMULUNG JADI JURAGAN

Limbah yang tidak berguna dan dibuang dari mulut cerobong pabrik PT Inti General Yaja Steel yang terletak di kawasan Jrakah, Kecamatan Tugu, ternyata menjadi harapan tersendiri bagi warga sekitar. Dilematis memang. Asap yang keluar dari cerobong dianggap mengganggu kesehatan, tapi limbahnya jadi lahan pangan.

SALAH satunya adalah keluarga Abdul Syukur (53) yang setiap harinya menanti orang-orang yang datang padanya untuk menjual limbah besi itu.

“Tidak setiap hari memang, paling tidak seminggu sekali warga sekitar sini yang biasa mengambil limbah dijual pada kami,” tuturnya ketika ditemui Harsem, belum lama ini.

Bapak enam anak ini mengaku telah menggeluti bisnis itu selama kurang lebih lima tahun, yang diawali sebagai pencari limbah (pemulung) sejak 1998. “Awalnya mencari limbah dengan pikulan dan dijual ke orang lain, lama-lama ya menjadi pengumpul limbah. Usaha kecil-kecilan ini telah menjadi sandaran kami sekeluarga. Sekarang dikelola anakanak saya,” tandas Abdul Syukur.

Bongkahan limbah besi itu ia dapatkan dari warga sekitar yang banyak mencari limbah setiap kali pabrik itu mengeluarkan limbahnya. Biasanya limbah itu dibuang seminggu sekali pada setiap Selasa. Ia membeli limbah itu dengan harga bervariasi, tergantung kualitas. “Kalau yang halus biasanya seharga Rp 1.600 per kilogram, kalau yang kualitas di bawahnya sekitar Rp1.400 per kilonya. Nanti dikumpulkan dulu baru dikirim ke Jakarta dengan truk,” ungkap kakek tujuh cucu ini.

Limbah-limbah itu ia kumpulkan hingga kurang lebih mencapai 30 ton yang kemudian dikirim ke salah satu pabrik di Jakarta untuk diolah lagi menjadi barang-barang yang berguna. Kini, gudang sederhana yang beralamat di Jl Stasiun Jrakah RT 05/RW 02 tersebut tidak hanya menerima limbah, tetapi juga membeli barang-barang bekas lain, terutama dari besi.

Di wilayah itu hanya terdapat sekitar tiga gudang yang menerima barang-barang bekas. Sedangkan warga sekitar, ungkap Abdul Syukur, banyak yang mencari limbah-limbah untuk dijual padanya. Limbah itu menjadi harapan tersendiri untuk terus mengumpulkan rupiah, terutama bagi anak-anak muda yang kesulitan mencari pekerjaan.

Abdul Syukur menceritakan, mencari limbah di sekitar wilayah itu sangat berbahaya dan harus berhatihati. Limbah besi yang berbentuk seperti batu-batu itu sewaktu-waktu bisa saja runtuh dan berakibat fatal pada orang-orang yang sedang mengais rezeki di bawahnya.

“Pernah ada kejadian, orang yang sedang mengambil limbah terkena runtuhan yang mengakibatkan kakinya patah. Mengangkat oarng yang kena runtuhan itu saja bisa sampai berjam-jam. Tapi ya mau bagaimana lagi, kerjaan sekarang susah, apapun harus dilakukan agar tetap bisa makan,” ujarnya. (puji-harian semarang)

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous