”Ibu-ibu Kalau Nawar Sering Rewel”
KASIMIN, PULUHAN TAHUN KELILING JUAL COBEK
Tak peduli panas maupun hujan. itulah yang dilakoni Kasimin (85), warga Pleburan RT 03/RW 02. Puluhan tahun ia berkeliling dari kampung ke kampung, gang demi gang, hanya untuk menjual cobek.
Tak peduli panas maupun hujan. itulah yang dilakoni Kasimin (85), warga Pleburan RT 03/RW 02. Puluhan tahun ia berkeliling dari kampung ke kampung, gang demi gang, hanya untuk menjual cobek.
SETIAP harinya, Kasimin yang asli Kebumen dan kini tinggal di Kota Atlas ini keluar rumah mulai pukul 06.00. Tidak tanggung-tanggung, Kasimin berkeliling mulai dari Pleburan hingga masuk daerah-daerah di seputar Semarang.
Dengan dagangan seberat kurang lebih 40 kilogram ia bawa cobek dagangannya dengan menggunakan gerobak. ”Tiap hari jalan kaki keliling, tapi saya nggak jualan sampai sore karena kondisi saya sekarang gampang capek. Paling setengah hari saya sudah kembali lagi ke rumah,” ujar kakek tiga cucu ini sembari ngaso di bawah pohon pinggir trotoar kampus Undip Pleburan.
Dengan dagangan seberat kurang lebih 40 kilogram ia bawa cobek dagangannya dengan menggunakan gerobak. ”Tiap hari jalan kaki keliling, tapi saya nggak jualan sampai sore karena kondisi saya sekarang gampang capek. Paling setengah hari saya sudah kembali lagi ke rumah,” ujar kakek tiga cucu ini sembari ngaso di bawah pohon pinggir trotoar kampus Undip Pleburan.
Kasimin mengaku sudah puluhan tahun berjualan cobek. Barang dagangannya diambil langsung dari Magelang. Ia sengaja mengambil dari Magelang karena harganya lebih murah ketimbang cobek produksi Semarang.
”Lagipula cobek Magelang itu sudah terkenal sampai kemana pun, bahkan sampai luar Jawa, karena cobeknya memang langsung dibuat dari batu. Beda dengan yang ada di sini bahan pembuatannya dari semen, gampang luntur,” kata Kasimin sembari mengibaskan topinya layaknya sebuah kipas.
Karena sudah lama berjualan cobek, tentunya Kasimin memiliki hubungan baik dengan perajin cobek Magelang. Maka untuk kebutuhan barangnya, Kasimin tinggal menunggu kiriman dari Magelang, tidak perlu repot-repot mengambil barang ke sana.
”Kalau awalnya dulu saya belanja langsung ke Magelang, tapi sekarang sudah dikirim. Sekali mengirim bisa 250 pasang cobek, dan itu kadang dua bulan baru habis. Untuk harga-harga cobek bisa ditawar, tergantung ukurannya,” ujar Kasimin sembari memperlihatkan cobek-dagangannya.
Berat memang gerobak yang dibawa Kasimin setiap harinya. Tapi karena niatnya untuk menghidupi istri dan anaknya, Kasimin harus berjuang. Tak peduli usia sudah tua, namun semangatnya patut ditiru orang lain..
”Saya cuma punya seorang anak dan tiga cucu yang sudah
besar. Tapi saya masih tetap mau bekerja, saya senang bisa memberikan uang jajan buat cucu saya kendati mereka sudah bekerja,” ujarnya.
Sepi Pembeli
Cobek-cobek yang dijajakan Kasimin memang tak langsung habis dalam sehari, karena, menurut penuturannya, sekarang pasaran cobek mulai sepi dan lesu. Kendati Kasimin sudah memberikan harga murah dibanding perjalanannya berkeliling, masih saja ada pembeli yang menawar.
“Rata-rata pembelinya ibu-ibu dan penjual makanan di perumahan. Biasanya sih tukang gado-gado atau pecel. Tapi, ada juga yang beli untuk koleksi di rumah. Untuk penghasilan setiap hari, tidak tentu, kadang laku banyak atau sedikit,” bebernya.
Tak mahal memang harga cobek yang dijajakan Kasimin. Untuk ukuran 20 cm Kasimin memberikan harga pas Rp 12.500, sedangkan ukuran 30 cm Kasimin hanya memberikan harga Rp 20 ribu saja.
“Tapi masih ada saja yang nawar. Kadang kalau ada pembeli yang rewel saya tinggal saja, karena sudah murah masih rewel. Terutama kalangan ibu-ibu. Saya kan jualannya nggak naik mobil, tapi jalan kaki,” ujarnya sembari tertawa karena ingat beberapa pembelinya yang suka rewel dan menawar dagangannya dengan harga kurang masuk akal. (lissa-harian semarang)
”Lagipula cobek Magelang itu sudah terkenal sampai kemana pun, bahkan sampai luar Jawa, karena cobeknya memang langsung dibuat dari batu. Beda dengan yang ada di sini bahan pembuatannya dari semen, gampang luntur,” kata Kasimin sembari mengibaskan topinya layaknya sebuah kipas.
Karena sudah lama berjualan cobek, tentunya Kasimin memiliki hubungan baik dengan perajin cobek Magelang. Maka untuk kebutuhan barangnya, Kasimin tinggal menunggu kiriman dari Magelang, tidak perlu repot-repot mengambil barang ke sana.
”Kalau awalnya dulu saya belanja langsung ke Magelang, tapi sekarang sudah dikirim. Sekali mengirim bisa 250 pasang cobek, dan itu kadang dua bulan baru habis. Untuk harga-harga cobek bisa ditawar, tergantung ukurannya,” ujar Kasimin sembari memperlihatkan cobek-dagangannya.
Berat memang gerobak yang dibawa Kasimin setiap harinya. Tapi karena niatnya untuk menghidupi istri dan anaknya, Kasimin harus berjuang. Tak peduli usia sudah tua, namun semangatnya patut ditiru orang lain..
”Saya cuma punya seorang anak dan tiga cucu yang sudah
besar. Tapi saya masih tetap mau bekerja, saya senang bisa memberikan uang jajan buat cucu saya kendati mereka sudah bekerja,” ujarnya.
Sepi Pembeli
Cobek-cobek yang dijajakan Kasimin memang tak langsung habis dalam sehari, karena, menurut penuturannya, sekarang pasaran cobek mulai sepi dan lesu. Kendati Kasimin sudah memberikan harga murah dibanding perjalanannya berkeliling, masih saja ada pembeli yang menawar.
“Rata-rata pembelinya ibu-ibu dan penjual makanan di perumahan. Biasanya sih tukang gado-gado atau pecel. Tapi, ada juga yang beli untuk koleksi di rumah. Untuk penghasilan setiap hari, tidak tentu, kadang laku banyak atau sedikit,” bebernya.
Tak mahal memang harga cobek yang dijajakan Kasimin. Untuk ukuran 20 cm Kasimin memberikan harga pas Rp 12.500, sedangkan ukuran 30 cm Kasimin hanya memberikan harga Rp 20 ribu saja.
“Tapi masih ada saja yang nawar. Kadang kalau ada pembeli yang rewel saya tinggal saja, karena sudah murah masih rewel. Terutama kalangan ibu-ibu. Saya kan jualannya nggak naik mobil, tapi jalan kaki,” ujarnya sembari tertawa karena ingat beberapa pembelinya yang suka rewel dan menawar dagangannya dengan harga kurang masuk akal. (lissa-harian semarang)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.