Suharta, Lurah Wonosari
Terpikat Memancing
MEMANCING sepertinya sudah menjadi hobi atau kegemaran kebanyakan orang. Bahkan, bagi sebagian orang, memancing tak lagi sekadar hobi tapi juga hiburan rakyat. Tua, muda, anak-anak, atau orang dewasa pasti kenal dengan kegiatan yang satu ini. Pamor memancing makin moncer ketika dibesut sebagai tayangan sebuah stasiun televisi.
Bagi Lurah Wonosari Suharta, memancing memang tak ada matinya. Artinya, dia begitu terpikat oleh asyiknya memancing. “Meski tugas pekerjaan menumpuk, saya tak mungkin melupakan memancing. Sudah jadi hobi dan kegemaran. Hanya saja mungkin sekarang agak dibatasi, kalaupun mancing paling sekarang di tambak,” ujarnya.
Dikatakan, jika mengenang masa dulu sewaktu masih di bekerja di bagian Tata Pemerintahan Kota, tak pernah melewati masa-masa kegemarannya untuk memancing. Hal itu dia lakukan tidak hanya di dalam kota. Memancing hingga ke luar kota pun dilakoninya, terutama tempat yang banyak ikannya.
“Kalau sudah hobi, luar kota pun rasanya cuma sekejap saja. Saya pernah memancing ke Demak, Kendal dan pergi pagi pulangnya malam. Walau pun tidak bawa hasil pun tetap rasanya senang,” kata pria kelahiran Klaten, 8 November 1964 ini.
Selain hobi memancing, katanya, sebetulnya juga sangat mencintai dunia sepakbola. Hanya saja karena usianya sudah tidak muda lagi, apalagi sepakbola butuh stamina yang prima, kini ia jarang bermain berolahraga yang kondang sejagat ini.
“Sekarang sepakbola sudah mulai saya tinggalkan. Lebih milih memancing. Sensasinya sulit untuk dilupakan,” ujarnya.
Ditambahkan, tanpa disadari, hobi memancing juga memberikan banyak manfaat dan bisa mengubah karakter seseorang. “Bila sudah terbiasa memancing, orang bisa lebih sabar, lemah lembut dan sayang pada keluarga,” pungkasnya. (lissa febrina)
MEMANCING sepertinya sudah menjadi hobi atau kegemaran kebanyakan orang. Bahkan, bagi sebagian orang, memancing tak lagi sekadar hobi tapi juga hiburan rakyat. Tua, muda, anak-anak, atau orang dewasa pasti kenal dengan kegiatan yang satu ini. Pamor memancing makin moncer ketika dibesut sebagai tayangan sebuah stasiun televisi.
Bagi Lurah Wonosari Suharta, memancing memang tak ada matinya. Artinya, dia begitu terpikat oleh asyiknya memancing. “Meski tugas pekerjaan menumpuk, saya tak mungkin melupakan memancing. Sudah jadi hobi dan kegemaran. Hanya saja mungkin sekarang agak dibatasi, kalaupun mancing paling sekarang di tambak,” ujarnya.
Dikatakan, jika mengenang masa dulu sewaktu masih di bekerja di bagian Tata Pemerintahan Kota, tak pernah melewati masa-masa kegemarannya untuk memancing. Hal itu dia lakukan tidak hanya di dalam kota. Memancing hingga ke luar kota pun dilakoninya, terutama tempat yang banyak ikannya.
“Kalau sudah hobi, luar kota pun rasanya cuma sekejap saja. Saya pernah memancing ke Demak, Kendal dan pergi pagi pulangnya malam. Walau pun tidak bawa hasil pun tetap rasanya senang,” kata pria kelahiran Klaten, 8 November 1964 ini.
Selain hobi memancing, katanya, sebetulnya juga sangat mencintai dunia sepakbola. Hanya saja karena usianya sudah tidak muda lagi, apalagi sepakbola butuh stamina yang prima, kini ia jarang bermain berolahraga yang kondang sejagat ini.
“Sekarang sepakbola sudah mulai saya tinggalkan. Lebih milih memancing. Sensasinya sulit untuk dilupakan,” ujarnya.
Ditambahkan, tanpa disadari, hobi memancing juga memberikan banyak manfaat dan bisa mengubah karakter seseorang. “Bila sudah terbiasa memancing, orang bisa lebih sabar, lemah lembut dan sayang pada keluarga,” pungkasnya. (lissa febrina)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.