Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Terseret Nafsu Cinta Monyet

Cinta pertama, yang biasa disebut sebagai cinta monyet, ternyata begitu menggoda. Sensasinya akan terus dikenang dan sayang untuk dilupakan.

TAPI apa jadinya jika dua remaja yang masih berseragam biru putih begitu menghayati gelora asmara dari cinta monyetnya hingga kebablasan? Ujung-ujungnya hanya penyesalan yang didapat.

Kisah ini dialami oleh dua remaja yang sama-sama berusia 15 dan masih duduk di bangku kelas II SMP di Ungaran. Desi, sebut saja demikian, terus meratapi perutnya yang terus membesar, hasil buah cintanya dengan Ridwan (nama samaran).

Bukan hanya malu menutup aib yang sudah telanjur meluas hingga dirinya menjadi gunjingan teman-teman kelasnya.

Cewek berparas ayu itu juga terancam kehilangan kesempatan untuk menyelesaikan pendidikannya. Meski hanya untuk sementara.

Kini, janin di dalam perutnya sudah berusia enam bulan. Sementara, orangtuanya masih belum bisa menerima Ridwan, cowok yang begitu dia cintai.

Kedua orangtuanya terus saja berusaha menuntut Ridwan secara hukum. Berkali-kali mereka mendatangi kantor polisi untuk mengadukan ulah Ridwan yang mengancam masa depan anak semata wayangnya.

Namun, berulang kali pula, polisi berusaha memberi pengarahan agar mereka mengurungkan niat tersebut. Tentunya bukan tanpa alasan jika aparat penegak hukum berusaha ‘menghalangi’ laporan itu. Pertimbangannya adalah Desi sendiri.

Kalau saja kasus tersebut diproses secara hukum, dikhawatirkan akan mengganggu kondisi Desi yang sedang berbadan dua. Alangkah lebih baik jika diselesaikan secara kekeluargaan saja.

Setelah melalui proses perundingan yang cukup memakan waktu, akhirnya keluarga Desi bersedia mengurungkan niat untuk melaporkan Ridwan.

Orangtua Desi, terutama ibunya, dengan legowo mengakui kalau kesalahan tidak bisa sepenuhnya ditimpakan terhadap Ridwan.

Apalagi ketika Desi pun mengakui dirinya memang mencintai Ridwan. Apa yang dialami Desi saat ini tak terlepas dari kegagalan ibunya dalam membimbing anaknya yang tengah dalam masa transisi itu. Dia terlalu sibuk dengan karirnya, sementara suaminya lebih sering berada di luar kota dan baru pulang tiap akhir pekan.

Tak heran, Desi dan Ridwan yang sedang dimabuk asmara, dengan leluasa memanfaatkan situasi rumah yang sepi untuk memadu kasih. Hingga akhirnya berbuah janin di dalam perut Desi.

Untuk sementara waktu, permasalahan Desi dan Ridwan bisa teratasi. Namun, untuk beberapa bulan ke depan, tentunya akan ada lagi permasalahan baru yang lebih besar. Dua anak baru gede (ABG) itu sama-sama dikeluarkan dari sekolahnya.

Lantas, bagaimana dengan nasib anak mereka kelak? Terlalu pelik. Setidaknya, Ridwan dan Desi maupun keluarganya bisa mengambil hikmah dari buah cinta monyet yang kebablasan itu. (tri)
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous