Rawan Banjir Lahar Merapi: Warga Kembali Tempati Huntara

Banjir lahan dingin Merapi pernah merusak pertanian warga di wilayah Banjarharjo, Kalibawang

Warga Desa Sirahan, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang di daerah rawan banjir lahar Merapi, kembali menempati hunian sementara (huntara) yang selama ini sering mereka tinggalkan.
    

Kemarin, hujan yang terjadi di puncak Merapi membuat warga khawatir sehingga mereka kembali mengungsi ke huntara untuk mengantisipasi terjadi banjir lahar. Selama ini saat kondisi aman, mereka meninggalkan huntara untuk memperbaiki rumah dan mencari nafkah.
    

Warga mengaku masih trauma dengan kejadian banjir lahar yang telah menghancurkan rumah mereka, maka meskipun banjir lahar di beberapa alur sungai saat ini masih kecil, mereka memilih kembali ke huntara.
    

"Kami tidak ingin kejadian banjir lahar dingin pada musim hujan lalu terulang, kami kalang kabut menyelamatkan diri. Paling tidak dengan tinggal di huntara, kami telah mengamankan diri," kata warga Sirahan, Suratmi (44).
    

Warga Sirahan mulai kembali ke huntara sekitar pukul 13.00, saat kawasan lereng Merapi dan hampir seluruh wilayah Magelang diguyur hujan deras. Warga menggunakan alat transportasi sepeda motor dan mobil untuk mengangkut barang-barang mereka dari rumah.
    

Kepala Desa Sirahan Muryono, membenarkan sebagian warganya kembali ke huntara karena khawatir akan banjir lahar. Namun, mereka tidak lapor ke desa sehingga tidak terdata jumlahnya.
    

Ia menyebutkan, sebanyak 339 warga Sirahan dari 95 keluarga tinggal di huntara karena menjadi korban banjir lahar dingin. "Mereka sebenarnya tercatat tinggal di huntara Mancasan dan Larangan, namun saat suasana aman mereka kembali ke rumah. Saat kondisi desa kembali terancam, mereka kembali memilih tinggal di huntara dari pada di rumah," katanya. (tab)

Newer Post Older Post