Rawa Diurug Pabrik, Sawah Kebanjiran Warga Protes ke BLH
Petugas kantor BLH bersama warga Ringin Putih Kecamatan Bergas mengecek lokasi bekas rawa yang diurug PT JKB |
Oleh Nino Adisumarto
Akibat pengurugan rawa oleh PT Jati Kencana Beton, sawah warga kebanjiran. Perusahaan menyatakan banjir disebabkan tersumbatnya pintu air.
WARGA Dusun Krajan, Desa Wringinputih, Kecamatan Bergas, kemarin mengadu ke Kantor Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Semarang, Mereka memprotes pencemaran debu yang dilakukan PT Jati Kencana Beton (JKB).
Akibat pengurugan rawa oleh PT Jati Kencana Beton, sawah warga kebanjiran. Perusahaan menyatakan banjir disebabkan tersumbatnya pintu air.
WARGA Dusun Krajan, Desa Wringinputih, Kecamatan Bergas, kemarin mengadu ke Kantor Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Semarang, Mereka memprotes pencemaran debu yang dilakukan PT Jati Kencana Beton (JKB).
Juru bicara warga, Sukartono (55) saat ditemui di kantor BLH mengatakan, gangguan pencemaran yang dilakukan PT JKB antara lain berbentuk debu semen, suara bising dan pengurugan rawa yang menyebabkan sawah warga tergenang, hingga tak bisa digarap. "Yang kami laporkan ke LH adalah tiga item pencemaran yang dilakukan PT JKB," ungkapnya.
Menurut Sukartono, pencemaran debu semen tersebut berasal dari mesin pengolah beton, utamanya saat beroperasi. Sedangkan gangguan suara bising berasal dari mesin penghacur batu batu (stone crosser) yang biasa beroperasi mulai pukul 20.00 hingga 23.00 malam. "Secara medis memang belum ada pemeriksaan, tapi debu semen di pemukiman sangat mengganggu warga. Kalau suara bising mesin penghancur batu kami rasakan hampir setiap hari, bahkan kadang hingga pagi," terangnya lagi.
Terkait adanya penguurugan tanah di wilayah rawa sekitar pabrik, lanjut Sukartono, hal itu telah menyebabkan air rawa melimpah ke wilayah persawahan warga. Dampaknya sawah tidak bisa digarap lagi. "Akibat pengurugan yang dilakukan oleh PT JKB menyebabkan sawah warga tergenang dan tak bisa digarap lagi. Ini jelas merugikan warga, utamanya bagi pemilik lahan sawah di Dusun Krajan," ujarnya.
"Itulah sebabnya kami mengadukan pencemaran tersebut ke kantor BLH. Karena kami tidak menghendaki sikap anarkis dari warga Ringin Putih. Kami harapkan pihak LH mampu memfasilitasi permasalahan serta mencari solusi penyelesaian yang terbaik," imbuh dia.
Pimpinan PT Jati Kencana Beton (JKB), Dahwan saat dikonfirmasi menjelaskan, bahwa perusahaan yang ia kelola tersebut sudah berdiri sejak 1982. Menurutnya, selama ini pihaknya sangat peduli dengan masalah lingkungan. Untuk itu ia mengaku heran, kenapa baru saat ini warga mengadukan adanya masalah pencemaran lingkungan. "Selama perusahaan ini berdiri kami sangat peduli dengan leingkungan. selama ini pula kami tidak pernah menerima komplain dari warga. Saya curiga jangan-jangan protes warga ini karena ada pihak yang menunggangi," ujarnya.
Terkait masalah pengurugan, Dahwan menegaskan pengurugan yang dilakukan pihaknya tidak berefek terhadap terendamnya sawah warga. Hal ini, menurutnya, mutlak disebabkan adanya pintu air Dusun Krajan yang tersumbat hingga menyebabkan air rawa meluap ke persawahan. "Kalau tidak percaya mari kita cek pintu airnya. Penyebab genangan air di sawah warga karena pintu air Dusun Krajan tersumbat," jelas dia.
"Tapi bagaimana pun juga saya juga berharap agar permasalahan ini bisa difasilitasi oleh kantor LH. Saya tidak ingin ada permasalahan antara warga dan PT JKB. Untuk itu semua bisa dibicarakan secara baik-baik," tambahnya.
Kepala BLH Kabupaten Semarang, Pramono mengatakan, kemarin pihaknya telah memfasilitasi pertemuan antara perwakilan warga dengan pihak pengelol PT JKB. Bahkan usai pertemuan yang bersifat koordinasi tersebut, pihak Kantor LH langsung melakukan pengecekan di lapangan bersama kedua belah pihak untuk mencari titik temu penyelesaian masalah. "Sudah ada pertemuan antara kedua belah pihak, dan rencananya akan diteruskan dengan beberapa pertemuan lanjutan untuk mencari penyelesaian sebaik-baiknya," kata Pramono.
Terkait pengurugan rawa, secara tegas Pramono menyatakan ketidaksetujuannya. Pasalnya, rawa sebagai salah satu sumber air bagi lingkungan Ringin Putih hendaknya tetap dipertahankan. "Saya sudah bicara dengan pengelola PT JKB agar tidak melanjutkan pengurukan terhadap rawa. Lebih baik lokasi tersebut dijadikan sebagai sarana wisata air. Bentuknya seperti apa itu terserah pihak pengelola nantinya," pungkas dia. (nji)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.