Grup Rebana Choirun Nisa Wadah Ibu-ibu PKK Berkreasi

Foto: Grup rebana Kelompok PKK RT 03/RW 11 Kelurahan Bulu Lor berlatih rebana-(HARSEM/WARA MERDEKAWATI)

BULU LOR-Keberadaan musik tradisional mulai tergusur dengan munculnya beragam aliran musik modern. Salah satunya adalah musik rebana yang mengiringi kesenian kasidah. Namun, kelompok PKK RT 03 RW 11 Kelurahan Bulu Lor Kecamatan Semarang Utara mencoba terus untuk melestarikan.

Kasidah merupakan bagian dari kesenian Islam yang cukup diminati masyarakat banyak. Musik rebana juga tidak hanya dapat dinikmati saat acara keagamaan saja. Tetapi juga berbagai acara keluarga.

“Meskipun bersifat keagamaan, kesenian ini patut dilestarikan,” kata pelatih kasidah ustad Sugito. Kelompok kasidah yang bernama Grup Rebana Choirun Nisa sudah sering mengisi berbagai acara, baik itu keagamaan atau acara keluarga.

Dengan membawa 17 orang anggota yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga, Choirun Nisa dengan lincah memainkan alat musik perkusi seperti rebana, tamborin untuk menghibur tamu undangan yang hadir. Ketua Grup Rebana Choirun Nisa Atik menuturkan, keberadaan kasidah rebana masih dinilai penting dalam masyarakat.

“Selain menghibur, musik kasidah ini juga sebagai salah satu cara untuk menyiarkan agama Islam. Dalam siar agama musik rebana memiliki ciri khas tersendiri. Lirik-liriknya juga mengandung tuntunan agama,” tuturnya.

Grup rebana yang sudah setahun dibentuk ini, merupakan salah satu unit program PKK tingkat RT yang berada di Kelurahan Bulu Lor. Dengan adanya kelompok musik ini dapat dijadikan wadah apresiasi kelompok PKK untuk tetap berkreasi.

“Walaupun kami ini ibu rumah tangga, tapi memiliki keahlian dalam bermusik,” ucap salah satu pemain.

Atik menambahkan hasil dari bermain rebana digunakan untuk mengisi kas kelompok rebana tersebut. “Uang kas tersebut bisa digunakan untuk pemeliharaan alat, serta membeli perlengkapan kasidahan,” pungkasnya. (wam/17)

Newer Post Older Post