Mobil Dinas DPRD Disandera Warga Protes Jembatan Pasir
TINJAU JEMBATAN: Rombongan Komisi B diantar warga melihat kondisi jembatan desa Pasir yang rusak parah. (HARSEM/SUKMAWIJAYA) |
DEMAK-Rombongan kendaraan anggota DPRD Demak yang akan mengunjungi sentra budidaya jambu, dihadang puluhan warga. Pencegatan dilakukan dekat jembatan Pasir Mijen yang rusak parah. Warga juga menyandera mobil dan meminta penumpangnya turun.
MEREKA protes, jembatan tak kunjung diperbaiki. "Bapak DPR yang terhormat, turun dari mobil. Lihat itu kondisi jembatan yang patah semakin parah,” teriak M Sodikun (43).
Dia yang memimpin warga terus-terusan berorasi dan menghalangi gerak mobil dinas Toyota Avanza hitam di deretan depan rombongan. Dihadang
Dihadang warga, anggota dewan akhirnya berhenti dan turun dari mobil. Diawali Sekretaris Komisi B DPRD Demak, H Sonhaji, diikuti anggota dewan lain, yaitu Parsidi, Slamet serta Rozikan Anwar. Mereka berjalan bersama menuju jembatan rusak, mengikuti permintaan warga.
Sesampai di jembatan, anggota dewan menggelengkan kepala melihat kondisi jembatan yang semakin parah. "Benar, kerusakan jembatan sudah parah. Kami minta Pemkab serius memikirkan perbaikan jembatan," kata Sonhaji, kemarin.
Meski komisi-nya tak membidangi langsung persoalan infrastruktur namun jembatan di Desa Pasir merupakan akses ekonomi yang vital. Jembatan yang membelah sungai Wulan ini, dibutuhkan warga untuk mengangkut hasil pertanian.
Di tengah keramaian, tiba tiba seorang pria bernama M Amin menangis histeris. Dia menjerit jerit menangis di tengah jembatan yang patah. Amin mengaku putus asa tak lagi bisa mengayuh becak dan mendapat penumpang usai jembatan patah.
Rozikan Anwar mengaku, rombongan Komisi B DPRD Demak sedianya akan mengunjungi sentra pertanian jambu di desa Pasir. Namun belum sampai di lokasi keburu dihadang.
Warga tetap mendesak dan meminta rombongan anggota DPRD berjanji menyampaikan kondisi jembatan ke pemkab atau pimpinan dewan. Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemukiman Pertambangan dan Energi (DPUPPE), Budi Haryanto didampingi Kasi Peningkatan Jalan dan Jembatan Dul Muntolip mengaku membutuhkan anggaran besar untuk memperbaiki jembatan dengan panjang 92 meter itu.
“Kondisi kerusakan sudah kita laporkan ke pemerintah pusat agar mendapat bantuan,” kata Budi. Karena daerah tidak mampu membangun dari anggaran APBD sendiri. Estimasi nilai pembangunan jembatan mencapai Rp 9 miliar lebih, bila harus direhab total. (swi/16)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.