Abrasi Bisa Dihambat dengan Sudetan Sungai Wulan
DARATAN HILANG : Sejumlah warga dan perangkat desa Kedung Mutih memeriksa wilayah daratan yang kini sudah berubah menjadi laut. (HARSEM/SUKMA WIJAYA) |
DEMAK-Abrasi di pesisir Demak sangat memprihatinkan. Dikhawatirkan, Desa Kedung Murih Kecamatan Wedung akan lenyap ditelan laut, seperti telah menimpa Dukuh Senik Desa Bedono Kecamatan Sayung
.
Saat ini sudah sekitar 200 hektar daratan yang hilang. Kemungkinan lima tahun ke depan Kedung Mutih akan hilang tertelan abrasi. Karena rob sudah kerap berkujung ke pemukiman warga. Saat warga membuka pintu belakang rumah, sudah bertemu laut.
"Saya prediksi lima tahun lagi Desa Kedung Mutih akan hilang ditelan abrasi. Saat ini daratan dari ujung pantai sudah hilang sejauh dua kilometer,” kata anggota DPRD Demak, Fatkan, kemarin.
Pernyataan anggota Fraksi Demokrat ini tidak asal-asalan. Dia yang berdomisili di Desa Kedung Mutih mengetahui betul kondisi desanya. Daratan yang hilang tertelan abrasi berupa pertambakan milik warga. Sederetan rumah milik warga, ikut hilang.
Kondisi rawan abrasi menuntut pemerintahan desa selalu waspada dan mengecek pantai. “Kami periksa kondisi abrasi. Bila ada tambak yang akan jebol, kami mengingatkan pemiliknya untuk segera melakukan antisipasi,” kata Kades Kedung Mutih, Hamdan saat menyusuri lahan abrasi bersama tim desa, mengendarai perahu.
Turut dalam pengecekan dua petani tambak Noor Fadlan dan Ilin Nasrullah, serta Fatkul Muin dari Pusat Infomasi Masyarakat Pesisir. Mereka menyusuri daratan yang sudah menjadi lautan. Mengecek dan mencatat kondisi riil bencana abrasi yang sudah masuk.
"Itu tambak saya, dulu seluas 6 hektar sekarang tinggal 1,5 hektar. Sekarang saya biarkan terbengkalai," aku Noor Fadlan sambil menunjuk lokasi bekas tambaknya. Dia sudah setahun tidak bertambak, karena hasil tambak tahun lalu hancur tersapu ombak.
Kedung Mutih, merupakan desa minus yang terletak berbatasan dengan Bulakbaru Kabupaten Jepara. Mayoritas warga Kedung Mutih adalah nelayan dan petani garam. Keberadaan tambak sangat dominan dalam kehidupan mereka.
Menurut Fatkul Muin, pertambakan Kedung Mutih sampai desa tetangga, yaitu Desa Babalan Wedung termasuk wilayah Jepara. Dibutuhkan penanganan terpadu dua kota Demak dan Jepara untuk mengantisipasi abrasi.
Solusi yang tepat adalah melawan alam dengan alam. Yakni menyudet saluran sungai Wulan yang mencabang di dukuh Menco Desa Berahan Wetan Wedung menuju Desa Babalan hingga Desa Kedung Mutih.
Bila saluran anakan sungai Wulan lancar, maka air sungai akan membawa sendimen sampai ke Kedung Mutih yang akhirnya membentuk daratan (delta). Diharapkan, sedimen akan menekan abrasi yang mengancam desa.
“Bila hanya membangun APO (alat pemecah ombak) atau menanam mangrove, belum maksimal mengatasi abrasi atau hanya menunda Kedung Mutih hilang dari peta dunia,” jelas Farkul Muin.
Hamdan menambahkan, anakan sungai Wulan dulu dialirkan sampai ke desanya. Namun sejak 35 tahun lalu ditutup, karena perjanjian orang-orang terdahulu. Kemudian dialirkan ke arah selatan langsung ke laut yang akhirnya muncul daratan di wilayah Desa Berahan Wetan.
Karena Kedung Mutih sudah sangat parah, Hamdan meminta pemerintah bisa memfasilitasi penyudetan saluran anakan sungai Wulan. Karena hanya dengan cara itu Kedung Mutih dan Desa Babalan bisa terselamatkan. (swi/16)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.