Beli Komposter, Bayar dengan Sampah
PENGOLAH SAMPAH: Lurah Tembalang Margono (kiri) menerima bantuan alat komposter sampah. (HARSEM/HANUNG SOEKENDRO-JBSM) |
TEMBALANG-Tak perlu keluar uang untuk membeli alat komposter. Pembeli bisa kredit tanpa uang muka. Cicilannya: sampah dan kompos.
SEJAK tiga bulan lalu, warga telah mengikuti sosialisasi penggunaan komposter sampah, yakni alat yang bisa mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos.
Paket komposter terdiri atas drum setinggi 80 cm, dilengkapi planggrangan yang terbuat dari pipa serta cairan starter. Sampah-sampah organik yang dipotong dalam ukuran kecil akan mengalami fermentasi selama kurang lebih dua pekan. “Sudah ada pihak yang membeli kompos ini.
Jadi menguntungkan,” kata Ketua Kelompok Tani Cinta Bunga, FX Hartono, pada peluncuran kredit komposter di rumah ketua RW I Kelurahan Tembalang, Kamis (21/6).
Paket kredit komposter ini juga dilengkapi dengan dua drum lain yang diperuntukkan sampah logam dan plastik. Jenis kedua sampah tersebut juga laku jual. Masyarakat tidak perlu repot-repot mengantarkan ke pengepul, karena sudah ada petugas tersendiri yang akan mengambil sampah dari drum rumah per rumah. Drum juga sudah dilengkapi kunci, agar isinya tidak dipungut pemulung.
Satu paket alat harganya Rp 1,575 juta. Terdiri dari tiga drum sampah anorganik dan lima komposter. Komposter ditempatkan per rumah sementara drum sampah anorganik per sepuluh rumah.
Uniknya, warga tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar. Mereka tinggal order, pembayaran bisa dicicil dengan sampah yang dihasilkan tiap pekan.
Biaya cicilan alat komposter hanya Rp 2.000 per pekan. Padahal satu keluarga bisa menghasilkan nominal uang dari penjualan sampah yang lebih banyak. “Kompos yang dihasilkan per pekannya bisa lima kilogram. Per kilonya Rp 2.000. Belum lagi sampah plastik atau kertas,” ujarnya.
Lurah Tembalang, Margono, menjelaskan titik berat pengadaan komposter ini bukan nominal uang yang diperoleh melainkan menumbuhkan peran masyarakat dalam keikutsertaan menangani masalah sampah di wilayahnya. Terlebih lagi RW (Rukun Warga) I di wilayahnya merupakan RW percontohan ramah lingkungan.
Masalah sampah merupakan hal yang vital, mengingat jumlah penduduk di Kelurahan Tembalang ada 5.300 jiwa. Jumlah itu belum ditambah mahasiswa yang ngekos di wilayahnya mencapai lebih dari 40.000 orang.
"Mahasiswa ikut serta dalam program ini. Dalam peluncuran kredit komposter ini, perwakilan dari beberapa kampus juga diundang," ujarnya.
Pada hari kemarin dilakukan penyerahan sumbangan tiga komposter, salah satunya dari Woman International Club (WIC) melalui Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Diponegoro, Doktor Delianis Pringgenies MS. (Hanung Soekendro-JBSM/16)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.