Ciptakan Tas Unik dari Bungkus Kopi
LAKU KERAS: Rima Halimah tengah merajut tas di tengah kesibukannya menjaga warung rokok miliknya. (HARSEM/WARA MERDEKAWATI) |
KARANGKIDUL-Di tangan Rima Halimah, bekas sachet kopi disulap menjadi tas dan barang lain. Masih butuh pendampingan dan bantuan modal.
SAMPAH plastik merupakan masalah pelik yang dihadapi masyarakat. Sampah rumah tangga ini seringkali menggunung di sebarang tempat.. Untuk mengurangi volume sampah, perlu upaya pengolahan kembali.
SAMPAH plastik merupakan masalah pelik yang dihadapi masyarakat. Sampah rumah tangga ini seringkali menggunung di sebarang tempat.. Untuk mengurangi volume sampah, perlu upaya pengolahan kembali.
Seperti yang dilakukan Rima Halimah (31), warga RW 03 Kelurahan Karangkidul Kecamatan Semarang Tengah. Melalui tangan dinginnya, perempuan asal Garut ini menyulap sampah plastik menjadi berbagai produk yang bisa menghasilkan uang.
Idenya berawal saat dia berjualan kopi di Garut. Dia terpikir mengolah bungkus kopi menjadi sebuah tas. Kebetulan di Garut terdapat tempat wisata Cipanas yang berhawa dingin, sehingga kopi yang dia jual cukup laris. Tiap hari, Halimah mengumpulkan bekas bungkus kopi.
“Tiap hari saya kumpulkan, satu bulan dapat satu karung. Lalu saya berpikir mau diapakan? Kemudian iseng-iseng saya buat menjadi tas dan tikar,” ungkapnya.
Bekas sachet itu kemudian diolah menjadi berbagai produk seperti tas, tempat tisu, tempat pensil, bahkan tikar. Hasilnya dijual di tempat wisata Cipanas. Namun sayang karena daya beli lemah, produknya pun dijual dengan harga minim. “Di sana daya belinya lemah. Tas hanya laku dengan harga 20 ribu sampai 25 ribu,” jelasnya.
Sampai akhirnya, pada 2010 Halimah bersama suaminya Azis Abdullah (31) kembali ke Semarang untuk meneruskan usaha olah limbah tersebut. Barang hasil karya Halimah pun banyak diminati dengan harga sesuai. Hanya bermodal Rp 100 ribu, usahanya bisa berjalan meskipun terkendala modal.
Belajar Otodidak
Halimah mengaku dia tidak pernah mengenyam pendidikan ketrampilan merajut. Keahliannya dalam mengolah bungkus kopi ini merupakan otodidak. “Iseng-iseng aja, nggak pernah belajar. Ternyata bisa jadi tas, tempat tisu, bahkan tikar,” katanya sambil merajut plastik menjadi tempat tisu.
Setiap hari, sembari menjaga warung yang berada di Jalan Ki Mangunsarkoro tepatnya di depan Kantor Pertanahan Provinsi Jateng, Halimah membuat kerajinan olahan bungkus kopi. Kegiatan ini dilakoninya tiap hari sambil menunggu warung rokok miliknya sembari mengasuh kedua buah hatinya, Haikal (4,5) dan Haifa (2).
“Sambil nunggu warung saya merajut, sehari bisa membuat 4-5 tas. Karena sambil mengasuh anak jadi belum bisa cepat,” ungkapnya.
Dalam pemasaran, Halimah dibantu suaminya Azis, melalui pameran dan bazar yang biasa diselenggarakan pemerintah. Juga dijual di warung kecil miliknya. “Biasanya lewat bazar pemasarannya, bahkan dulu saat ada bazar di Kelurahan Karangkidul tas buatan istri saya diborong oleh Bu Wali,” kenangnya.
Azis mengaku tidak kesulitan bahan baku. Dia membeli bungkus kopi dari penjual kopi yang berjualan di Jalan Pahlawan. Satu kilogram bungkus kopi dia beli Rp 4.000. Dalam satu minggu, Azis membeli empat sampai lima bungkus kopi.
“Saat ini masih terkendala modal, apalagi saya juga belum punya mesin jahit. Kalau ada mesin jahit kemungkinan hasil bisa lebih rapi dan cepat,” ungkapnya.
Mengenai harga, tas dipatok dengan harga 70 sampai 120 ribuan. Tempat pensil 12 ribu, sedangkan tempat tisu Rp 40 ribuan. “Yang paling laris tempat pensil, kalau tas biasanya pesanan dan pemesan memilih model sendiri,” jelasnya.
Dia berharap, bisa menggaet kemitraan dengan perusahaan produk minuman yang bungkus produknya dimanfaatkan sebagai bahan baku.
“Kami ingin ada kemitraan sehingga ada modal untuk mengembangkan usaha ini. Rencananya jika sudah ada, akan saya berdayakan teman-teman di komunitas penyandang difable untuk juga membantu membuat tas dari sampah plastik,” harapnya. (wam/16)
Labels
Warta Kota
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.