Komisi A Soroti Gapura dan Halaman Balai Kota
SEMARANG – Kelanjutan pembangunan gapura dan peningkatan kualitas halaman di Balai Kota Semarang hingga kini tak ada kejelasan. Dua infrastruktur yang menjadi tetenger pusat pemerintahan Kota Semarang ini terkesan mangkrak dan menjadi rusak.
Kalangan DPRD menilai ketidakjelasan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan gapura beserta perbaikan halaman menjadi indikasi buruknya kinerja pemerintah dalam pembangunan fisik Kota Semarang.
“Dua kegiatan itu kan wajah pemerintah sendiri. Membangun di halamannya sendiri saja tidak becus. Ini menjadi contoh (bagaimana) pemerintah melaksanakan pembangunan. Apa yang saya sampaikan ini bentuk otokritik bagaimana membangun tidak benar,” beber anggota Komisi A DPRD Kota Semarang, Imam Mardjuki, kemarin.
Bagi Imam, ketidakbecusan pemerintah melaksanakan kegiatan di lingkungan kantornya sendiri bisa dilihat dari mutu atau kualitas pekerjaan. Di kegiatan perbaikan halaman Balai Kota, mutu dari paving dan batu justru lebih buruk dari kondisi sebelumnya. “Halaman yang semula direncanakan diperbaiki malah dirusak semua,” ujar politisi PKS ini.
Sementara untuk gapura, tidak hanya jelek di kualitas, juga tidak selesainya pekerjaan sesuai target. “Alasan pemerintah rekanan yang wanprestasi. Lha ini bagaimana memilihnya, kok bisa mendapatkan rekanan yang wanprestasi,” kata dia.
Pantauan koran ini menunjukan, dua gapura Balai Kota di sisi utara dan selatan kondisinya tidak mengalami perubahan selama setahun terakhir. Tidak ada upaya pemerintah untuk melanjutkan pembangunan dari bangunan setengah jadi yang menjadi pintu masuk dan keluar komplek kantor pemerintahan dan DPRD Kota Semarang ini.
Di beberapa bagian susunan batu bata masih terlihat jelas, belum dipoles dengan adonan semen maupun cat. Alhasil bangunan gapura malah membuat pemandangan tak sedap di komplek Balai Kota.
Kondisi ini diperparah dengan ketidaknyamanan halaman Balai Kota. Banyak batu penutup saluran air pecah dan paving ambles. Upaya perbaikan hanya dilakukan dengan seadanya, tambal sulam menggunakan adonan pasir dan semen. Di beberapa titik, lubang akibat batu pecah dan paving amblas dibiarkan hingga membahayakan pengendara roda dua yang melintas.
Imam menyatakan tidak adanya kegiatan lanjutan pembangunan gapura dan perbaikan halaman Balai Kota karena pemerintah tidak mengalokasikan anggaran di APBD 2012. “Dengar-dengar akan dialokasikan di APBD Perubahan nanti,” kata dia. Atas rencana pengalokasian anggaran tersebut Imam meminta pemerintah melakukan evaluasi kinerja lebih dulu.
“Untuk gapuranya mau tak mau memang harus dilanjutkan, karena tidak mungkin dibiarkan mangkrak begitu saja. Sedangkan untuk halaman saya tidak setuju diperbaki lagi sebelum ada komitmen dari pemerintah di perbaikan kinerja,” tandasnya.
Plt Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengakui ada rencana untuk melanjutkan kembali pembangunan gapura dan perbaikan halaman Balai Kota. “Insyaalah pada saat (APBD) Perubahan sudah masukkan gapura dan halaman. Mudah-mudahan akhir tahun gapura dan halaman bisa lebih baik. Yang pasti karena rekanan kemarin wanprestasi maka proses lelang lagi,” kata dia.
Gapura Balai Kota digarap dengan dana APBD 2011, sekitar Rp 930 juta. Batas waktu pekerjaan bulan Juli tak bisa dipenuhi, bahkan hingga Oktober pekerjaan baru mencapai 70 %. Pemkot akhirnya memutus kontrak pekerjaan dan minta ganti rugi pada rekanan.
Sementara untuk perbaikan halaman, di tahun anggaran yang sama didanai sekitar Rp 600 juta. Belum genap enam bulan setelah pekerjaan selesai kondisi halaman amburadul. Kualitas batu dan paving diduga tidak sesuai spesifikasi yang direncanakan.***(12)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.