Lima Anggota Paskibraka Hipertensi

 TES KESEHATAN: Seluruh anggota Paskibraka harus mengikuti tes kesehatan sebelum masuk karantina(HARSEM/SUKMAWIJAYA)

 

DEMAK- 30 personel Paskibraka yang akan menjadi pasukan pengibar bendera pusaka dalam peringatan 67 tahun hari Proklamasi di alun-alun, kemarin mulai dikarantina. Sebelum proses karantina, terlebih dulu dilakukan cek kesehatan kepada personel Paskibraka. Namun dari cek kesehatan dijumpai lima anggota Paskibraka kedapatan mengalami hipertensi.
 

Kendati masih berusia kurang dari 19 tahun, kelima Paskibraka yaitu M Setyo Wibowo dari SMAN 1 Demak, M Syarir Aprilianto (SMAN 1 Demak), Dony Galuh Saputra (SMAN 3 Demak), Zuni Purwanti (SMAN 1 Sayung) dan Yuniarti Widiatutik (MA Al-Irsyad Gajah) mengalami gejala hipertensi.
 

Tensi mereka sampai 150/100, dugaan sementara dari para pelatih akibat tegang saat pertama masuk karantina. “Kemungkinan faktor tegang karena baru kali pertama masuk karantina Paskibraka,” ucap Pasi Ops Kodim 0716 Demak Kapten Arhanud Jayadi, kemarin malam di rumah dinas Pendopo Kabupaten Demak.
 

Rumah dinas disulap menjadi tempat karantina para Paskibraka. Mereka selama hampir tiga minggu harus mengikuti pendidikan dan pelatihan meliputi peraturan baris berbaris, wawasan kebangsaan, patriotisme dan pendidikan kewarganegaraan lainnya.
 

Kapten Jayadi menambahan, jumlah Paskibraka mencapai 30 personel, namun pihaknya telah menyediakan 10 personel lagi dari hasil seleksi beberapa minggu lalu sebagai cadangan. Cadangan akan digunakan bila sangat mendesak seperti kemarin personel Paskibraka, Rahmawan Widianto dari SMAN 3 Demak terpilih sebagai anggota Paskibraka Provinsi Jatemg, sehingga pihaknya segera mengambil cadangan yaitu Sigit dari SMA PGRI Demak.
 

Selanjutnya, tes kesehatan sengaja dilakukan untuk mengukur kesiapan fisik personel Paskibraka, sebelum masuk karantina sejauh mana kondisinya. Dan terkait hipertensi, sementara pihaknya meminta lima Paskibraka tersebut untuk tiduran terlentang dalam beberapa waktu, setelah itu ditensi kembali. 

“Bila dalam dua hari tekanan darah anggota Paskibraka terkait masih tiggi, kami terpaksa mengganti personel tersebut. Kami tak ingin berisiko, waktu diklat terbatas sedangkan kegiatan Paskibraka sangat padat,” ungkap Jayadi. (swi/15)     

Newer Post Older Post