Masih Ada Proyek, Pantura Rawan Macet

 (HARSEM/SUKMAWIJAYA)
BELUM RAMPUNG: Memasuki H-8, pengalusan jalan beraspal di Jalur Lingkar Demak belum rampung.

DEMAK-Memasuki H-8, masih ada pengerjaan proyek di Jalur Pantura. Kondisi ini berpotensi menimbulkan kemacetan.

SEHARUSNYA, semua pengerjaan pembangunan di Jalur Pantura dihentikan pada H-10, kendati pekerjaan belum selesai dan kualitas pembangunan belum sempurna secara teknis. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pengamanan arus mudik.
 

Seperti proyek normalisasi Sungai Pelayaran di Kecamatan Sayung yang belum segera dihentikan. Banyak tanah  hasil kerukan berserakan di tepi jalan.
 

Padahal, berdasar perintah Bina Marga H-10 seluruh ruas jalan utama Pantura harus bersih dari kegiatan proyek pembangunan.  

“Betul, seluruh jalan utama lintasan arus mudik harus steril atau aman, beberapa pekerjaan proyek di pinggir Jalan Pantura diminta segera dihentikan,” tegas pengawas proyek PT Adiyasa D Semarang, Karyanto.
 

Rekanan pembangunan dari Binamarga ini sudah mengetahui peringatan itu namun pihaknya tak bisa berbuat banyak. Minimal perusahaannya harus menyelesaikan pengahalusan sambungan Jalan Lingkar Demak (ring road) dengan jembatan layang Kalijajar.
 

Pihanyak berusaha menghaluskan sambungan jalan aspal yang bergelombang. Karena terbatas deadline, hanya sempat memberikan dua lapisan perbaikan, yaitu dengan aseswit dan bender.
 

Seharusnya terlaksana empat titik perbaikan selebar 45 meter persegi, namun pihaknya hanya sempat memperbaiki dua titik di jalur Semarang-Kudus dan sebaliknya.
 

Berdasar pantauan Harsem, kondisi jalan H-8 mulai padat. Sejumlah truk-truk bermuatan masih beroperasi kendati jembatan timbang tidak beroperasi, ditutup sejak Sabtu malam (11/8).
 

‘Sejak Sabtu kami menutup tutup jembatan timbang, namun petugas tetap masuk mengawasi jalur angkutan,” kata Koordinator Jembatan Timbang Demak, Toni. Petugas masuk namun tidak melaksanakan tugas operasional jembatan timbang, tapi mengawasi dan memantau arus angkutan.

Rawan Kecelakaan
Terpisah kepala Dinhubkominfo Musadad Syarief meminta pemudik agar berhati-hati ketika melintas sambungan jalan aspal dengan jalan beton bertulang, karena tekstur kedua jalan tersebut berbeda.
 

Dari datanya, terdapat 8 titik rawan laka (kecelakaan laulintas) dan kemacetan. Yakni di perbatasan Semarang-Mranggen (dekat PT Apparel), Pasar Mranggen, Pasar Ganefo, Karangawen, perbatasan Desa Sriwulan Sayung, Jalur Onggorawe, jalan lurus masuk wilayah Kota Demak, dan jalan lingkar dengan median terbuka oleh masyarakat.
 

Selanjutnya, wilayah rawan meliputi jembatan layang Kalijajar dari arah kudus yang setengah melingkar sangat rawan bagi kendaraan truk. Stir bisa terbanting karena kondisi jalan miring melingkar. Wilayah Trengguli-Karanganyar juga rawan.
 

“Kami sarankan semua pengguna jalan agar mengatur kecepatan kendaraan maksimal 80 km per jam. Apalagi malam hari minus penerangan jalan agar ekstra hati-hati,” harap Musadad. (swi/16)

 

TABEl
Jalan Rawan di Demak
Lokasi    Kerawanan
Semarang-Mranggen (Apparel)    Rawan Macet
Pasar Mranggen    Rawan Macet
Pasar Ganefo    Rawan Macet
Karangawen    Rawan Macet
Perbatasan Desa Sriwulan Sayung    Rawan Macet
Jalur Onggorawe    Rawan Macet
Kota Demak     Rawan Macet
Jalan Lingkar Median Terbuka    Rawan Macet
Jembatan Layang Kalikajar    Rawan Kecelakaan
Trengguli-Karanganyar    Rawan Kecelakaan

Newer Post Older Post