GPK Gelar Konvoi, Banser Jaga Bandungan
KONVOI LASKAR: Pawai simpatik GPK diwarnai dengan konvoi laskar di wilayah Bandungan (HARSEM/NINO ADI SUMARTO) |
UNGARAN- Sekitar 200 anggota Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) menggelar pawai simpatik. Aksi tersebut nyaris berbenturan dengan anggota Bantuan Serbaguna (Banser) yang berjaga di Bandungan.
Menghindari kemungkinan terburuk, aparat Polres Semarang yang diterjunkan di lapangan berhasil mengatasi keadaan dengan memisahkan kedua ormas tersebut. Hasil pantauan di lapangan, laskar GPK yang sejak pagi berkumpul di lapangan Desa Mendut, Banyubiru mulai bergerak sekitar pukul 10.00 langsung menyisir di lokalisasi Sukosari (Gembol) dan Tegalpanas. Selanjutnya lewat Lemah Abang menuju Bandungan.
Melihat tingginya gejala benturan, aparat Polres Semarang begitu mengetahui kedatangan laskar GPK segera menggiring anggota Banser yang sejak pagi sudah berjaga di sepanjang jalan Bandungan masuk ke lingkungan hotel dan pemukiman. Hal ini untuk menghindari terjadinya benturan fisik antara kedua ormas Islam tersebut.
Sekretaris GPK Jateng, Muhamad Mustafid mengatakan, pawai simpatik GPK tersebut sedikitnya melibatkan sekitar 200 anggota yang diusung dengan 10 mobil serta puluhan sepeda motor.
"Pawai ini dimaksudkan untuk mengawal surat edaran Bupati Semarang yang melarang tempat hiburan pada H-7 lebaran. Kalau untuk rumah makan kami tidak melarang untuk buka, asalkan tetap mengedepankan kesantunan dan tidak mengganggu orang menjalankan ibadah puasa," terang Mustafid, Minggu (12/8).
"Perlu digarisbawahi, bahwa yang dilakukan laskar GPK hari ini hanya pawai, bukan untuk melakukan sweeping," imbuh dia. Dijelasakan, untuk aksi pawai ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polres Semarang. Namun demikian pihaknya menyayangkan adanya pasukan Banser yang berjaga di Bandungan.
Pasalnya, GPK tidak menghendaki adanya benturan dengan sesama ormas Islam. "Tapi kalau memang ada pihak lain yang menghalangi kami menegakkan syariat dengan cara melindungi tempat maksiat, kami siap melawan," ujar Mustafid.
Ditambahkan, pihaknya mensinyalir bahwa pasukan Banser yang berjaga di Bandungan kemarin adalah para preman sewaan yang sengaja didatangkan oleh pihak tertentu.
"Saya tidak yakin kalau yang berjaga di Bandungan itu pasukan Banser. Aneh kelihatannya bila pasukan Banser justru menjaga tempat maksiat," tandasnya.
Wakil Komandan Banser Desa Karangtopo, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak, Ahmad Munif saat ditemui wartawan mengatakan, keberadaan pihaknya di Bandungan karena adanya permintaan untuk bergabung mengamankan kawasan tersebut.
Untuk kepentingan tersebut pihaknya telah menggerahkan sekitar 70 personil yang datang sejak pukul 09.00 dengan menggunakan bus.
"Keberadaan kami di Bandungan hanya untuk diperbantukan mengamankan dan menjaga suasana tenteram kondusif. Prinsipnya, kita diajak santai bisa, keras juga bisa," ujar Ahmad Munif.
Sementara, salah seorang pedagang tahu serasi, Ambarwati (37) menyayangkan adanya aksi sweeping yang dinilai sangat merugikan orang kecil yang hanya mengandalkan pendapatan dari berdagang makanan.
"Sudah beberapa kali kami diminta tutup oleh petugas karena adanya gangguan sweeping dari GPK atau FPI. Akibatanya kami tidak bisa berjualan. Kalau sudah demikian kami tidak bisa mengais rezeki," kata dia. (ino/15)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.