Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Jual Kompos, Kewalahan Layani Pesanan


HARSEM/WARA MERDEKAWATI
Petugas KSM yang tengah memasukkan sampah ke mesin perajang untuk diolah.




SAMPANGAN-Mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, warga di wilayah RW 02 Kelurahan Sampangan Kecamatan Gajahmungkur membuat pengolahan sampah. Mulai dari sampah organic menjadi pupuk kompos, sampah an organic menjadi barang yang lebih berguna. Atau istilahnya, recycle, reduce.

Berbeda dengan rumah kompos kebanyakan yang terkendala pemasaran kompos, rumah kompos Asoka hingga keteteran memenuhi pesanan warga. Pasalnya, kondisi cuaca musim hujan membuat proses fermentasi menjadi lama.

Ketua KSM Ngudi Kamulyan, Suharto Setiyo mengatakan, rumah kompos akasia ini sudah berperasi dan dilakukan oleh warga RW 02. “Bermula dari kepedulian warga terhadap lingkungan. Sehingga kita mengolah sampah menjadi pupuk. Awalnya dari sampah milik warga RW 02 yang sudah dipilah,” katanya.
Setiyo menjelaskan, sampah organic diolah menjadi pupuk kompos. Sedangkan sampah an organic diolah menjadi barang yang lebih berguna, diantaranya dibuat dompet, tas, maupun miniature kendaraan bermotor. “Sehari bisa menghasilkan 75 sapai 100 kg. satu kantongnya berisi 2,5 kg dijual dengan harga Rp 3000,” jelasnya.

Dalam proses pembuatannya, lanjutnya, sampah dibuat oleh 2 operator selama 15 hari, dari sampah menjadi pupuk kompos. Proses yang lama dalam membuat pupuk sekaligus tenaga operasional, pembeli harus bersabar bahkan ada pula yang inden (pesan terlebih dahulu).

“Tiap harinya melayani pesanan 20 sampai 40 pak. Ada pembeli yang datang langsung, warga juga ada yang menawarkan, dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan juga rutin pesan pupuk disini,” terangnya.
Dari hasil penjualan, bisa digunakan untuk biaya operasional. Tiap bulannya bisa menghasilkan Rp 750 ribu sampai Rp 900 ribu.  “Sampai kewalahan untuk memenuhi pesanan. Bahkan ada yang inden, tenaga yang kurang juga membuat kendala. Apalagi untuk packing, kadang warga juga ikut membantu bungkus,” jelasnya.

Mengenai bahan baku, Moch Yitno pengurus lainnya juga diambilkan dari 6 wilayah RW sampahnya. Ada petugas sendiri yang mengambil sampah. Selain itu, karena mampu mengolah sampah banyak akademisi atau warga dari kota lain yang belajar mengolah maupun mengelola rumah kompos. “Bahkan ada dari luar negeri yang belajar disini,” ujarnya. (wam/nji)
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous