Diduga Terserang Flu Burung 12 Ribu Bebek Mati Mendadak
Anggota Komisi B sidak menengok kandang bebek milik peternak di Desa Tlogorejo, Wonosalam HARSEM/SUKMAWIJAYA |
DEMAK- Dalam tiga malam belasan ribu ekor bebek milik peternak Desa Tlogorejo, Wonosalam, mati mendadak. Diduga kematian massal ini, akibat terserang virus flu burung (H5N1).
Desa Tlogorejo salah satu wilayah di Demak yang menjadi sentra peternak bebek, sebanyak 15 peternak telah berbisnis dan membudidayakan bebek potong atau petelur. Beberapa peternak minimal memelihara sekitar 500 ekor. Namun, cuaca ektrem berakibat pada kematian bebek secara tiba-tiba.
“Bila dihitung kemungkinan terdapat 12 ribu ekor bebek milik peternak yang mati mendadak,” jelas peternak Desa Tlogorejo, Indriyanto (40) ketika menerima kunjungan dari Komisi B DPRD Demak, Kamis (10/1). Imbuhnya kematian bebek selalu terjadi pada malam hari.
Semula Indriyanto sempat mengaku panik dengan kondisi tersebut. Tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan di tubuh unggas itu, tapi sebanyak 3.000 ekor bebek miliknya, berangsur mati hanya dalam tempo tiga malam saja. Padahal bebek tersebut baru saja dipeliharanya sebulan lalu.
Rata-rata itik yang mati berumur 15 hari sampai 30 hari, karena cuaca ekstrem ini, dirinya bersama peternak lainnya telah merugi hingga puluhan juta rupiah. Dan untuk menghindari kerugian lebih besar, pihaknya tidak beternak dulu.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Demak H Wibowo melalui Kepala Bidang Peternakan Sudaryanti mengakui bahwa sampai saat ini penularan virus flu burung di sejumlah daerah di dominasi oleh bebek, termasuk di Desa Tlogorejo. Dan dari sejumlah peternak unggas, kematian unggas terbanyak akibat penularan virus flu burung.
Dikatakan, dari data mulai Februari-Desember 2012 tercatat , 58 ekor ayam kampung, 27 ayam petelur, dan 200 burung puyuh mati mendadak akibat terserang virus flu burung. Data tersebut terjadi di Kecamatan Mranggen, Karangawen, Karangtengah, Dempet dan Demak Kota.
Dan kematian ekstrem terjadi pada unggas jenis bebek mencapai belasan ribu ekor di Kecamatan Wonosalam. Meliputi Desa Tlogorejo sejumlah 5.000 ekor, Desa Pilangrejo 3000 ekor, Desa Kendaldoyong 800 ekor, Desa Karangtowo 500 ekor, Desa Kalianyar 100 ekor, Desa Doreng 2.000 ekor, Desa Bunderan 300 ekor, Desa Karangkulon 1.500 dan terakhir Desa Sokokidul, Kecamatan Kebonagung 350 bebek.
Beberapa waktu lalu Bidang Peternakan sudah meneliti kematian mendadak itu, dengan mengambil sampel darah dan lendir, dan ternyata seluruhnya positif terjangkit flu burung. Namun, flu burung yang menyerang, adalah jenis baru 2.3.2 yang menyerang bebek dan menyebabkankematian secara mendadak.
Sementara, dinas hanya mendapat jatah vaksin flu burung yang lama, yaitu jenis penyakit flu burung clade 2.1.3 bukan untuk flu burung (H5N1). Sementara untuk pencegahan, dinas hanya menggunakan vaksin flu burung yang lama, sambil menunggu vaksin flu burung clade (varian) 2.3.2.
Dalam sidak tersebut, Ketua Komisi B DPRD Demak, HM Suradi menjelaskan, kendati lemah untuk mengatasi varian flu burung 2.3.2, namun vaksin lama dinilai ampuh bila diberikan sebanyak 2-5 kali kepada unggas sambil menunggu vaksin yang baru dikirim. Dan terhadap peternak, Suradi mengatakan, pihaknya mengusulkan sejumlah anggaran bantuan untuk modal beternak kepada peternak yang merugi. (swi/tab)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.