Workshop STIQ Demak Sosok Pendidik Galak Harus Dihilangkan
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Demak HM Afhan Noor (kanan) menjadi pemateri dalam workshop yang digelar STIQ Demak kemarin (HARSEM/SMNETWORK/ HARI SANTOSO) |
DEMAK- Sekolah Tinggi Ilmu Al Quran (STIQ) Demak, menggelar workshop pengembangan inovatif dan kreatif untuk pendidikan menengah di aula kampus, kemarin. Workshop dibuka Ketua STIQ yang juga mantan Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) H Niam Ansyori mengundang sejumlah narasumber. Antara lain, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) HM Afhan Noor dan Musa Hadi (IAIN Walisongo).
Menurut Kepala Jurusan Ilmu Alquran H Masrohan, acara kerjasama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu dihadiri lebih 150 kepala sekolah dan guru SLTA / SLTP. “Tujuan workshop memberikan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif di kalangan pendidik. Model pembelajaran semacam itu, dibutuhkan supaya interaksi guru dan murid semakin terbangun,” tuturnya.
Disebutkan, workshop menjadi sumbangsih STIQ untuk memberikan tambahan wawasan maupun pencerdasan di kalangan pengajar Kabupaten Demak. Hal senada dikemukakan Ketua STIQ, H Niam Ansyori. Kegiatan itu, sekaligus diharapkan bisa menularkan pendidikan berkarakter pada anak didik.
Dalam workshop itu peserta diajak untuk memperoleh wawasan mengenai pembelajaran yang menyenangkan. Sudah bukan saatnya, kata dia, guru melulu memberikan materi tanpa melibatkan peran serta siswa di dalam kelas.
Kadinas HM Afhan Noor mengemukakan metode pembelajaran yang ada di ruang ruang kelas, memang harus bisa memberikan suasana nyaman untuk siswa. Para pendidik diminta untuk bisa menciptakan suasana menyenangkan di dalam kelas.
“Paradigma, pembelajaran sekarang berubah karena sekolah dituntut lebih menekankan mutu daripada sekadar mengajak siswa mau berangkat sekolah. Guru misalnya dapat melakukan pendekatan melalui dialog, diskusi atau menciptakan suasana seperti bercengkarama, tanpa dilarang,” ulas kadinas.
Suasana itu akan meminimalkan kebosanan dan kejenuhan dalam pembelajaran di ruangan kelas. Selebihnya, bagaimana menempatkan guru, selain pada posisi orang tua juga sahabat dalam memecahkan masalah di sekolah.
Pandangan miring tentang sosok pendidik yang galak sembari membawa penggaris besi untuk menghukum murid harus diubah. Diakui, dulu sosok pendidik tak jarang mencerminkan seorang penghukum yang akan dengan sigap memberikan sanksi apabila siswanya dianggap bersalah. “Kondisi itu sudah tak sejalan dengan visi misi pemerintah yang ingin menerapkan pendidikan lebih modern,” ungkapnya. (H41/SMNetwork/tab)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.