Penjualan Pernak-pernik Agustusan Mulai Marak
 |
| Iwan, dengan pernak-pernik Agustusan yang dijualnya di Jalan Osamaliki Salatiga HARSEM/HERU SANTOSO |
SALATIGA – Tiap tahun menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI, di tiap kota dimana saja, selalu diramaikan dengan maraknya penjualan atribut 'Agustusan'. Bahkan, para pedagang atau penjual pernak-pernik agustusan itu, dipastikan datang dari daerah Garut, Jawa Barat.
Iwan (23) warga asli Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat mengatakan, dirinya bersama dengan 12 temannya masuk Salatiga sejak Senin (15/7) kemarin untuk menjajakan atribut agustusan, seperti bendera, umbul-umbul, maupun bigron semuanya bernuansa merah putih. Dikatakan, berjualan pernak-pernik agustusan di Kota Salatiga, tahun 2013 ini sudah yang ke 7 kalinya. Dan mereka datang di Salatiga selalu rombongan. Untuk lokasi penjualannya sengaja dipilih di trotoar di suatu wilayah.
“Saya sudah ke tujuh kalinya berjualan pernak-pernik agustusan seperti ini. Untuk tahun 2013 ini, warga Garut yang berjualan di Salatiga sebanyak 12 orang. Untuk lokasi penjualannya, sengaja berpencar dan di wilayah Salatiga ini pasti ada. Harga paling murah senarga Rp 7.500 untuk bendera merah putih kecil dan palinmg mahal yaitu Rp 200.000 hingga Rp 250.000, yaitu bigron merah putih ada logo Garuda Pancasila yang memanjang,” kata Iwan ketika ditemui Harsem, di Jalan Osamaliki (depan SMA Kristen 1 Salatiga), kemarin.
Dipilihnya Kota Salatiga hingga ke tujuh kalinya ini, karena pendapatannya tiap tahun dari penjualan pernak-pernik agustusan ini menguntungkan. Sehingga, dari pada memilih kota lain, lebih baik kembali datang ke Salatiga. Untuk pendapatannya tiap hari antara Rp 40.000 hingga Rp 75.000.
“Pernak-pernik agustusan ini lebih banyak dari Garut, karena sentra pernak-pernik ini berada di Kecamatan Leles. Kecamatan ini, hampir 100 persen menekuni pembuatan atribut ini. Sehingga mendapat sebutan “kecamatan bendera”. Untuk pemasarannya hingga merambah wilayah luar jawa seperti Lampung, Palembang, Bali. Intinya siap merambah wilayah Indonsia,” tandas Iwan. (hes/rif)
Iwan (23) warga asli Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat mengatakan, dirinya bersama dengan 12 temannya masuk Salatiga sejak Senin (15/7) kemarin untuk menjajakan atribut agustusan, seperti bendera, umbul-umbul, maupun bigron semuanya bernuansa merah putih. Dikatakan, berjualan pernak-pernik agustusan di Kota Salatiga, tahun 2013 ini sudah yang ke 7 kalinya. Dan mereka datang di Salatiga selalu rombongan. Untuk lokasi penjualannya sengaja dipilih di trotoar di suatu wilayah.
“Saya sudah ke tujuh kalinya berjualan pernak-pernik agustusan seperti ini. Untuk tahun 2013 ini, warga Garut yang berjualan di Salatiga sebanyak 12 orang. Untuk lokasi penjualannya, sengaja berpencar dan di wilayah Salatiga ini pasti ada. Harga paling murah senarga Rp 7.500 untuk bendera merah putih kecil dan palinmg mahal yaitu Rp 200.000 hingga Rp 250.000, yaitu bigron merah putih ada logo Garuda Pancasila yang memanjang,” kata Iwan ketika ditemui Harsem, di Jalan Osamaliki (depan SMA Kristen 1 Salatiga), kemarin.
Dipilihnya Kota Salatiga hingga ke tujuh kalinya ini, karena pendapatannya tiap tahun dari penjualan pernak-pernik agustusan ini menguntungkan. Sehingga, dari pada memilih kota lain, lebih baik kembali datang ke Salatiga. Untuk pendapatannya tiap hari antara Rp 40.000 hingga Rp 75.000.
“Pernak-pernik agustusan ini lebih banyak dari Garut, karena sentra pernak-pernik ini berada di Kecamatan Leles. Kecamatan ini, hampir 100 persen menekuni pembuatan atribut ini. Sehingga mendapat sebutan “kecamatan bendera”. Untuk pemasarannya hingga merambah wilayah luar jawa seperti Lampung, Palembang, Bali. Intinya siap merambah wilayah Indonsia,” tandas Iwan. (hes/rif)
Heru+Setiabudi+dan+Tarmuji.(FOTO+ARIEL).jpg)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.