Qomarul Huda Direktur PDAM Demak
Pejabat baru Direktur PDAM Demak Qomarul Huda dilantik oleh Bupati Demak HM Dachirin Said, di aula PDAM kampung Yudomenggalan Kelurahan Bintoro Demak (harsem/sukmawijaya) |
Keputusan Pemkab jatuh pada Qomarul Huda yang lulus dalam tes verifikasi administrasi sampai fit and propertest. Qomarul Huda berkeinginan lebih meningkatkan pelayanan seiring dengan profit PDAM, sekaligus mengupayakan peremajaan jaringan PDAM yang ada.
Setelah melantik pajabat baru Direktur PDAM, Bupati Demak HM Dachirin Said mengatakan pada dasarnya PDAM merupakan perusahaan sosial-profit, diperlukan kebijakan jitu untuk meraih pendapatan namun pelanggan tidak merasa terbebani. “PDAM harus menyatu dengan Pemda, sehingga terwujud eskalasi perkembangan PDAM,” ungkap bupati.
Senada dengan bupati, mantan Direktur PDAM 2006-2013, H Prajitno mengungkapkan, persoalan PDAM Demak hanya pada kualitas air, hal ini terjadi karena pipa jaringan air telah berusia lebih dari 30 tahun, sudah banyak pipa yang mengalami korosi dan pecah, mempengaruhi kualitas air.
PDAM harus menyatu dengan Pemda, namun Pemda juga harus memperhatikan PDAM, ibarat anak dan bapak, PDAM Demak yang masih berskala kecil, meskipun tak punya hutang, namun kedepan perlu turun tangan Pemkab.
Seperti membuat master pland air minum atau rencana induk system pengembangan air minum, perlu segera diselesaikan, karena hal ini juga menjadi kewajiban Pemkab. Keberadaan pengolahan air minum ini, tidak hanya menyangkut PDAM saja, tapi melibatkan seluruh stakeholder.
“Dulu jumlah pelanggan hanya 26 ribu, sekarang sudah bertambah menjadi 36.225 pelanggan ditambah 500 pelanggan baru. Dengan pimpinan baru, diharapkan PDAM lebih maju meningkatkan kualitas SDM, pembangunan fisiknya serta peningkatan pelayanannya,” ucapnya.
PDAM Demak memiliki instalasi pengolahan air (IPA) yang bersumber dari air baku sungai dan sumur dalam, seperti IPA Wonosalam dan IPA Yudomenggalan Kelurahan Bintoro mengambil air baku dari sungai Jajar, IPA Dero Desa Jatirogo Kecamatan Bonang dari sungai Jajar, IPA di Desa Waru Kecamatan Mranggen dari saluran air baku Klambu Kudu, serta IPA Angin-angin Desa Bungo Kecamatan Wedung dari sungai Kumpulan.
Selanjutnya, dua IPA mengambil dari air baku artesis, yaitu IPA Karanganyar mengambil dari artesis Setrokalangan Kecamatan Kaliwungu Kudus, IPA Mijen mengambil dari Mayong Jepara.
Terpisah, Qomarul Huda mengaku kendala besar dalam PDAM Demak adalah tuanya pipa instalasi, dia berharap dalam kepemimpinannya mampu mengupayakan adanya bantuan untuk melakukan peremajaan jaringan pipa tersebut.
Dia yang bekerja sebagai karyawan PDAM sejak 1985, dan terakhir menjabat Kabag Umum, mengungkapkan sejak tahun 1973 pipa jaringan sudah terpasang, seperti IPA Yudomenggalan berkapasitas produksi air mencapai 405 meter/detik, sudah overload karena melayani lebih dari 15.000 pelanggan.
“Dengan pipa yang tua membutuhkan cost tinggi, untuk energi 40 persen selebihnya untuk hal lain,” ungkapnya. Saat ini PDAM baru melayani 8 kecamatan, dan kendala juga muncul di wilayah Mijen yang menggunakan air baku dari artesis, sebab kualitas air warga sudah baik.
Soal tarif penggunaan air di PDAM Demak terbilang sangat murah, hanya Rp 1.050/m3 atau masih sesuai dengan aturan tahun 2007, sementara pihaknya akan mengevaluasi, jangan sampai muncul kenaikan biaya tarif justru memberatkan masyarakat. Sementara pihaknya masih bertahan selama masih menghasilkan keuntungan. (swi/hst)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.