Baiturrahman Jadi Persinggahan Musafir
BAGI yang sering mengunjungi pusat Kota Semarang, pasti tidak asing lagi pada sebuah masjid yang terletak di jantung kota Atlas ini, yakni Masjid Raya Baiturrahman. Bahkan masjid itu juga populer di kalangan warga luar Semarang, terutama bagi mereka yang pernah singgah untuk menunaikan ibadah di tengah perjalanannya.
Masjid Baiturrahman diresmikan tanggal 1 Dzulhijah 1394 H atau 15 Desember 1974 oleh Presiden Soeharto. Dengan letak yang sangat strategis di sekitar pusat perbelanjaan dan perkantoran, masjid dengan luas 11.765 m2 ini ramai disinggahi pelancong.
Awalnya masjid ini ingin dijadikan wadah pertemuan umat Islam di Jawa Tengah, karena saat itu belum ada wadah Ukhuwah Islamiyah seperti MUI (Majelis Ulama Indonesia). Selain itu, masjid ini juga digunakan untuk pengembangan dakwah Islam.
Menurut penuturan Ketua Bidang Peribadatan Takmir Masjid Baiturrahman H Muslim, masjid ini selalu disinggahi oleh pelancong dari daerah lain.
“Ini masjid unik, karena masjid musyafir. Selain itu lingkungan di sekitar sini komunitas muslimnya sedikit, beda dengan Masjid Kauman, misalnya. Karena itu orang dari luar kota dengan beragam latar belakang tidak canggungcanggung singgah di sini,” katanya.
Di Masjid Baiturrahman terdapat menara sebagai mercusuar dan merupakan kelengkapan bangunan masjid yang bersifat monumental. Menara ini dipergunakan untuk mengumandangkan azan agar terdengar jauh ke segala penjuru.
Menara yang tingginya 45 meter ini terdiri dari tiga bagian. Bagian kepala yang berbentuk segi lima sesuai dengan bentuk mustaka masjid. Secara filosofis memiliki maksud untuk mengingatkan kita terhadap kewajiban umat Islam, yakni rukun Islam.
Lantai paling atas ini digunakan untuk rukyat, atau melihat jatuhnya tanggal perhitungan Ramadan.
Kemudian bagian badan, berupa tiang menara yang digunakan untuk tangga menuju ke atas. Selanjutnya bagian kaki atau dasar lantai. Rencananya lantai dua dan tiga akan dijadikan museum. Tetapi sekarang lantai dua digunakan sebagai perkantoran Sekretariat Masjid Baiturrahman, dan lantai tiga digunakan untuk menyerap sinar matahari secara alami.
Sudah Mandiri
Mungkin karena usia yang sudah cukup tua, masjid ini begitu melekat di hati masyarakat Semarang. Masjid yang dibangun pada tahun tanggal 10 Agustus 1968 dan selesai tahun 1974 ini belum pernah direnovasi, kecuali perbaikan kecilkecilan. “Selama ini Masjid Baiturahman belum pernah mengalami renovasi, tetapi hanya perbaikanperbaikan kecil saja,“ tegas H Muslim.
Masjid dengan 30 karyawan tetap di bawah Yayasan Baiturrahman ini sudah mandiri untuk urusan renovasi dan perawatan. Takmir masjid mengupayakan dana secara kreatif untuk perawatan masjid ini meski ada bantuan dari pemerintah. “Bantuan tidak seberapa, mengandalkan kotak amal dan usaha mandiri, seperti tokotoko atau menyewakan area untuk iklan,” lanjutnya.
Selama bulan Ramadan,Takmir Masjid Baiturrahman mengadakan berbagai kegiatan. Di antaranya pengajian menjelang berbuka puasa, kemudian dilanjutkan acara buka puasa bersama. Sambil menunggu waktu berbuka puasa, sore harinya juga ada kursus mubaligh yang dibuka untuk umum. (wiwig/wara_harian semarang)
___________
Dipersilahkan mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalahgunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan sumber blog ini yaitu http://hariansemarangbanget.blogspot.com. (terima kasih).
Masjid Baiturrahman diresmikan tanggal 1 Dzulhijah 1394 H atau 15 Desember 1974 oleh Presiden Soeharto. Dengan letak yang sangat strategis di sekitar pusat perbelanjaan dan perkantoran, masjid dengan luas 11.765 m2 ini ramai disinggahi pelancong.
Awalnya masjid ini ingin dijadikan wadah pertemuan umat Islam di Jawa Tengah, karena saat itu belum ada wadah Ukhuwah Islamiyah seperti MUI (Majelis Ulama Indonesia). Selain itu, masjid ini juga digunakan untuk pengembangan dakwah Islam.
Menurut penuturan Ketua Bidang Peribadatan Takmir Masjid Baiturrahman H Muslim, masjid ini selalu disinggahi oleh pelancong dari daerah lain.
“Ini masjid unik, karena masjid musyafir. Selain itu lingkungan di sekitar sini komunitas muslimnya sedikit, beda dengan Masjid Kauman, misalnya. Karena itu orang dari luar kota dengan beragam latar belakang tidak canggungcanggung singgah di sini,” katanya.
Di Masjid Baiturrahman terdapat menara sebagai mercusuar dan merupakan kelengkapan bangunan masjid yang bersifat monumental. Menara ini dipergunakan untuk mengumandangkan azan agar terdengar jauh ke segala penjuru.
Menara yang tingginya 45 meter ini terdiri dari tiga bagian. Bagian kepala yang berbentuk segi lima sesuai dengan bentuk mustaka masjid. Secara filosofis memiliki maksud untuk mengingatkan kita terhadap kewajiban umat Islam, yakni rukun Islam.
Lantai paling atas ini digunakan untuk rukyat, atau melihat jatuhnya tanggal perhitungan Ramadan.
Kemudian bagian badan, berupa tiang menara yang digunakan untuk tangga menuju ke atas. Selanjutnya bagian kaki atau dasar lantai. Rencananya lantai dua dan tiga akan dijadikan museum. Tetapi sekarang lantai dua digunakan sebagai perkantoran Sekretariat Masjid Baiturrahman, dan lantai tiga digunakan untuk menyerap sinar matahari secara alami.
Sudah Mandiri
Mungkin karena usia yang sudah cukup tua, masjid ini begitu melekat di hati masyarakat Semarang. Masjid yang dibangun pada tahun tanggal 10 Agustus 1968 dan selesai tahun 1974 ini belum pernah direnovasi, kecuali perbaikan kecilkecilan. “Selama ini Masjid Baiturahman belum pernah mengalami renovasi, tetapi hanya perbaikanperbaikan kecil saja,“ tegas H Muslim.
Masjid dengan 30 karyawan tetap di bawah Yayasan Baiturrahman ini sudah mandiri untuk urusan renovasi dan perawatan. Takmir masjid mengupayakan dana secara kreatif untuk perawatan masjid ini meski ada bantuan dari pemerintah. “Bantuan tidak seberapa, mengandalkan kotak amal dan usaha mandiri, seperti tokotoko atau menyewakan area untuk iklan,” lanjutnya.
Selama bulan Ramadan,Takmir Masjid Baiturrahman mengadakan berbagai kegiatan. Di antaranya pengajian menjelang berbuka puasa, kemudian dilanjutkan acara buka puasa bersama. Sambil menunggu waktu berbuka puasa, sore harinya juga ada kursus mubaligh yang dibuka untuk umum. (wiwig/wara_harian semarang)
___________
Dipersilahkan mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalahgunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan sumber blog ini yaitu http://hariansemarangbanget.blogspot.com. (terima kasih).
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.