Di Lokalisasi Masih Ada Suasana Religi

SUATU ketika, tanyalah warga di sekitar daerah Kalibanteng, Semarang Barat. Jika Anda ingin mencari Masjid Al Hidayah, Anda mungkin akan kesulitan untuk menemukannya. Tapi cobalah tanya di mana letaknya Masjid SK (Sunan Kuning), warga setempat pasti akan dengan gampang dan cepat menunjukkan lokasi tempat ibadah yang dimaksud.

Ya, Masjid SK yang dimaksud sebenarnya bernama Masjid Al Hidayah yang berada di area lokalisasi Sunan Kuning, yang selama ini dikenal sebagai kawasan prostitusi dan relokasi para pekerja seks komersial (PSK) Kota Semarang.

Masjid yang terletak di RW IV Kelurahan Kalibanteng Kulon, Kecamatan Semarang Barat itu, dibangun pertengahan tahun 1995 dan diresmikan pada tanggal 22 Mei 1996 oleh walikota. Seluruh biaya pembangunan diperoleh dari swadaya masyarakat dan donatur pengusaha setempat.

Menurut H Slamet Riyanto selaku pengurus masjid, sejarah berdirinya masjid tersebut tak lepas
atas dorongan dari (mantan) Walikota Semarang Soetrisno Soeharto di tahun 1995.

“Maksud didirikannya masjid ini sebenarnya untuk meningkatkan kegiatan keagamaan warga setempat, sekaligus sebagai sarana penyeimbang kondisi sosial di lingkungan lokalisasi,” ungkap H Slamet.

Tidak sedikit para pekerja seks komersial di lokalisasi SK yang mengikuti pengajian di masjid yang rutin diadakan setiap hari Rabu siang. Bahkan dampak dari kegiatan itu, akhirnya banyak juga dari mereka yang kembali insyaf dan keluar dari tempat lokalisasi.

H Slamet menambahkan, nama Al Hidayah yang dipakai untuk masjid ini sebenarnya diusulkan para tokoh warga setempat, agar supaya para penghuni lokalisasi yang ada di sini bisa menemukan hidayahNya masing-masing.

Disinggung tentang kegiatan masjid selama bulan Ramadhan ini, H Slamet menuturkan, selain diadakan sholat tarawih 20 rekaat, juga diisi dengan pengajian serta tadarusan. Selain itu di masjid juga ada kegiatan TPQ bagi anakanak serta ceramahceramah agama dari tokoh agama setempat. Pokoknya banyak kegiatan bersifat religi.

Harapan PSK
Selama bulan Ramadan ini komplek lokalisasi Sunan Kuning memang ditutup sementara untuk umum sesuai dengan instruksi dan kebijakan Pemkot. Meski begitu, ternyata masih ditemukan beberapa rumah yang melanggar dan tetap beroperasi walaupun tidak terlalu mencolok.

Sebut saja Bunga (nama samaran red), salah seorang pekerja seks komersial setempat yang ditemui Harian Semarang. Dia menuturkan, kalau siang hari dirinya juga ikut puasa seperti umat
muslim lainnya. ‘’Malamnya saya juga nggak pernah absen tarawih di Masjid Al Hidayah bareng
temanteman PSK lainnya campur dengan warga setempat,” tutur Bunga.

Ketika habis tarawih, Bunga mengaku masih mau menerima tamu. ‘’Ya mau bagaimana lagi, kalau saya nggak kerja ya nggak bakalan dapat duit untuk memenuhi kebutuhan hidup saya. Dan yang pasti tidak bisa ngirim rezeki ke kampung, padahal Lebaran tinggal beberapa hari lagi,’’ katanya. (heri_harian semarang)

___________
Dipersilahkan mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalahgunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan sumber blog ini yaitu http://hariansemarangbanget.blogspot.com. (terima kasih).

Newer Post Older Post