Demi Anak Saya Rela Disiksa Suami
"NASIBKU mungkin tak semujur perempuan – perempuan lain,” ucap Bunga, bukan nama sebenarnya, dengan wajah penuh peluh sesaat setelah keluar dari kantor polisi di daerah Tlogosari Semarang.
Dia mengaku baru saja mendatangi kantor polisi terdekat untuk mengadukan nasibnya, yang sering dianiaya suami. Namun setelah diberi nasihat oleh anggota polisi, dia kembali mikir-mikir dan akhirnya mengurungkan niatnya untuk melaporkan suami.
Bunga, perempuan yang kini berusia 23 tahun ini mengisahkan nasib sedih yang belakangan ini menimpanya. Kisah itu bermula ketika dia dipersunting lelaki idaman hatinya, enam bulan silam. Lelaki itu sebut saja bernama Arnol, berusia 25 tahun.
Meskipun perkawinan mereka sempat mendapat tentangan dari orang tuanya, karena dianggap telah menodai kesucian keluarga besarnya, namun pernikahan harus tetap dilakukan. Sebab perutnya sudah mengandung bayi hasil hubungannya dengan lelaki tersebut.
Pernikahan pun akhirnya dilaksanakan meskipun terasa hambar karena terkesan terpaksa dan tanpa persiapan. Maklum pernikahan ini dilakukan karena ia keburu hamil di luar nikah. Di awal pernikahannya kebahagiaan selalu menyelimuti rumah tangga mereka. Seluruh kasih sayang ia tumpahkan kepada suaminya, dan begitu pula sebaliknya.
Meski masih hidup bersama orang tua, setiap hari hidupnya selalu dipenuhi dengan senyum bahagia. Saat itu Arnol belum memiliki pekerjaan tetap, tidak menjadi masalah bagi keluarga kecilnya karena kebutuhan ekonomi masih disokong kedua orang tuanya. ‘’Masalah ekonomi masih ditanggung orang tua kami berdua,” ujarnya.
Kebahagiaan bertambah ketika jabang bayi hasil hubungan di luar nikah lahir. Bahkan kehadiran bayi laki-laki ini diharapkan mampu memberikan harapan baru bagi kebahagiaannya. Apalagi selang beberapa minggu sebelum kelahiran anaknya, suaminya mendapatkan pekerjaan di sebuah pabrik di kawasan Terboyo.
Namuan kebahagiaan tersebut nampaknya tidak berlangsung lama. Bibit-bibit pertengkaran mulai sering muncul. Mulai dari cemburu yang berlebihan, masalah makanan, bahkan ketika anak rewel. “Padahal sebelumnya sikap suami tidak seperti itu", tandasnya dengan meneteskan air mata.
Pertengakaran semakin sering terjadi dan suaminya mulai jarang pulang ke rumah. Apalagi ketika mertuanya masuk penjara gara-gara mencuri laptop, suaminya semakin sering marah-marah. ‘’ Bahkan dia sering memukul saya sampai memarmemar.“
Bahkan lanjutnya, suaminya pernah memukuli dirinya hingga berdarah ketika ketahuan dia menerima SMS dari teman laki-laki semasa SMP. Padahal SMS tersebut hanya menanyakan kabar, Bunga mengaku tidak habis pikir kenapa suaminya bersikap demikian kasar. Suaminya yang dulu menyayanginya kini berubah menjadi orang yang tidak memiliki tanggung jawab sama sekali. Kini tidak pernah lagi memberi nafkah baik lahir maupun batin kepada dirinya.
Kondisi demikianlah yang membuat perempuan berambut panjang ini berniat melaporkan suaminya ke kantor polisi, dan hendak menggugat cerai suaminya. “Namun setelah dinasihati bapak polisi, saya masih pikir-pikir. Biarlah sementara ini saya bersabar dulu demi anak, saya rela dipukuli suami,” ujarnya
“Saya tidak ingin anak saya tidak memiliki ayah.”
Kini perempuan yang memiliki kulit putih mulus ini hanya bisa pasrah menahan seluruh siksaan yang hampir setiap hari ia terima dari suaminya. Dan dia juga harus membanting tulang untuk menghidupi anak semata wayangnya karena sang suami jarang pulang dan tak lagi memberi uang. (andik_harian semarang)
___________
Dipersilahkan mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalahgunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan sumber blog ini yaitu http://hariansemarangbanget.blogspot.com. (terima kasih).
Dia mengaku baru saja mendatangi kantor polisi terdekat untuk mengadukan nasibnya, yang sering dianiaya suami. Namun setelah diberi nasihat oleh anggota polisi, dia kembali mikir-mikir dan akhirnya mengurungkan niatnya untuk melaporkan suami.
Bunga, perempuan yang kini berusia 23 tahun ini mengisahkan nasib sedih yang belakangan ini menimpanya. Kisah itu bermula ketika dia dipersunting lelaki idaman hatinya, enam bulan silam. Lelaki itu sebut saja bernama Arnol, berusia 25 tahun.
Meskipun perkawinan mereka sempat mendapat tentangan dari orang tuanya, karena dianggap telah menodai kesucian keluarga besarnya, namun pernikahan harus tetap dilakukan. Sebab perutnya sudah mengandung bayi hasil hubungannya dengan lelaki tersebut.
Pernikahan pun akhirnya dilaksanakan meskipun terasa hambar karena terkesan terpaksa dan tanpa persiapan. Maklum pernikahan ini dilakukan karena ia keburu hamil di luar nikah. Di awal pernikahannya kebahagiaan selalu menyelimuti rumah tangga mereka. Seluruh kasih sayang ia tumpahkan kepada suaminya, dan begitu pula sebaliknya.
Meski masih hidup bersama orang tua, setiap hari hidupnya selalu dipenuhi dengan senyum bahagia. Saat itu Arnol belum memiliki pekerjaan tetap, tidak menjadi masalah bagi keluarga kecilnya karena kebutuhan ekonomi masih disokong kedua orang tuanya. ‘’Masalah ekonomi masih ditanggung orang tua kami berdua,” ujarnya.
Kebahagiaan bertambah ketika jabang bayi hasil hubungan di luar nikah lahir. Bahkan kehadiran bayi laki-laki ini diharapkan mampu memberikan harapan baru bagi kebahagiaannya. Apalagi selang beberapa minggu sebelum kelahiran anaknya, suaminya mendapatkan pekerjaan di sebuah pabrik di kawasan Terboyo.
Namuan kebahagiaan tersebut nampaknya tidak berlangsung lama. Bibit-bibit pertengkaran mulai sering muncul. Mulai dari cemburu yang berlebihan, masalah makanan, bahkan ketika anak rewel. “Padahal sebelumnya sikap suami tidak seperti itu", tandasnya dengan meneteskan air mata.
Pertengakaran semakin sering terjadi dan suaminya mulai jarang pulang ke rumah. Apalagi ketika mertuanya masuk penjara gara-gara mencuri laptop, suaminya semakin sering marah-marah. ‘’ Bahkan dia sering memukul saya sampai memarmemar.“
Bahkan lanjutnya, suaminya pernah memukuli dirinya hingga berdarah ketika ketahuan dia menerima SMS dari teman laki-laki semasa SMP. Padahal SMS tersebut hanya menanyakan kabar, Bunga mengaku tidak habis pikir kenapa suaminya bersikap demikian kasar. Suaminya yang dulu menyayanginya kini berubah menjadi orang yang tidak memiliki tanggung jawab sama sekali. Kini tidak pernah lagi memberi nafkah baik lahir maupun batin kepada dirinya.
Kondisi demikianlah yang membuat perempuan berambut panjang ini berniat melaporkan suaminya ke kantor polisi, dan hendak menggugat cerai suaminya. “Namun setelah dinasihati bapak polisi, saya masih pikir-pikir. Biarlah sementara ini saya bersabar dulu demi anak, saya rela dipukuli suami,” ujarnya
“Saya tidak ingin anak saya tidak memiliki ayah.”
Kini perempuan yang memiliki kulit putih mulus ini hanya bisa pasrah menahan seluruh siksaan yang hampir setiap hari ia terima dari suaminya. Dan dia juga harus membanting tulang untuk menghidupi anak semata wayangnya karena sang suami jarang pulang dan tak lagi memberi uang. (andik_harian semarang)
___________
Dipersilahkan mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalahgunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan sumber blog ini yaitu http://hariansemarangbanget.blogspot.com. (terima kasih).
Labels
Romantika
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.