Harri Salisburi
PSIS Tim yang Hangat
Kalau bertanya pada mantan bek PSIS Harri Salisburi soal kenangan di PSIS yang tak bisa dilupakan, maka ia akan menjawab: suasana hangat yang menyelimuti tim Mahesa Jenar sungguh tiada bandingannya.
“Nggak ada tim yang bisa seharmonis seperti di PSIS kalau saya amati. Selama tiga tahun, kami
seperti keluarga,” kata Harri kepada Harian Semarang, kemarin siang, melalui sambungan telepon ke Jakarta.
Ada satu hal lagi yang menurut Harri paling berkesang di Semarang, yaitu semua yang serba murah. “Dulu saya suka makan soto ayam “Pak To” di dekat RS Kariadi, bareng Maman (Abdurrahman) dan Ridwan. Murah banget,” tambahnya.
Pemain yang kini merumput di Persija ini telah dikaruniai dua orang anak, Muhamad Raihan (5th) dan Muhamad Kiano (3th). Ia mengaku sangat bahagia di tengah keluarga. Harri kini memakai kostum Persija.
Usia yang sudah kepala tiga membuat Harri ketar-ketir. Pijakan hidup masa depan pun sudah ia lakukan dengan membuka usaha kontrakan dan kos-kosan di Jakarta. “Namanya pemain bola, hanya sekejap. Jadi tetap harus punya pegangan masa depan,” kilah Harriseraya mengaku masih tetap kontak dengan rekanrekannya dulu, pengurus, dan manajemen.
Mungkin kata yang tepat untuk Harri adalah “Dudu Semarang Ning isih Sedulur”. (wiwig_harian semarang)
___________
Dipersilahkan jika ingin mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalahgunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan sumber blog ini http://hariansemarangbanget.blogspot.com. (terima kasih).
Kalau bertanya pada mantan bek PSIS Harri Salisburi soal kenangan di PSIS yang tak bisa dilupakan, maka ia akan menjawab: suasana hangat yang menyelimuti tim Mahesa Jenar sungguh tiada bandingannya.
“Nggak ada tim yang bisa seharmonis seperti di PSIS kalau saya amati. Selama tiga tahun, kami
seperti keluarga,” kata Harri kepada Harian Semarang, kemarin siang, melalui sambungan telepon ke Jakarta.
Ada satu hal lagi yang menurut Harri paling berkesang di Semarang, yaitu semua yang serba murah. “Dulu saya suka makan soto ayam “Pak To” di dekat RS Kariadi, bareng Maman (Abdurrahman) dan Ridwan. Murah banget,” tambahnya.
Pemain yang kini merumput di Persija ini telah dikaruniai dua orang anak, Muhamad Raihan (5th) dan Muhamad Kiano (3th). Ia mengaku sangat bahagia di tengah keluarga. Harri kini memakai kostum Persija.
Usia yang sudah kepala tiga membuat Harri ketar-ketir. Pijakan hidup masa depan pun sudah ia lakukan dengan membuka usaha kontrakan dan kos-kosan di Jakarta. “Namanya pemain bola, hanya sekejap. Jadi tetap harus punya pegangan masa depan,” kilah Harriseraya mengaku masih tetap kontak dengan rekanrekannya dulu, pengurus, dan manajemen.
Mungkin kata yang tepat untuk Harri adalah “Dudu Semarang Ning isih Sedulur”. (wiwig_harian semarang)
___________
Dipersilahkan jika ingin mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalahgunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan sumber blog ini http://hariansemarangbanget.blogspot.com. (terima kasih).
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.