Tarawih Rasa Kauman
SEKITAR 500 orang muslimin dan 250 muslimat semalam memenuhi setiap shof di Masjid Agung Semarang, atau lebih dikenal Masjid Kauman. Mereka menjalankan sholat tarawih berjamaah di malam pertama Ramadan tahun ini.
Imam yang fasih dan merdu bacaannya, menjadi daya tarik tersendiri bagi jamaah. Namun ada satu hal yang terkenal dari masjid pusat ini yang mengundang ketertarikan kaum muslimin. Yaitu “kecepatan” durasi sholatnya.
Saat Harian Semarang ikut serta dalam barisan jamaah tarawih, terlihat anak-anak kecil berbaur dengan kaum dewasa. Di setiap shof mereka ada. Jika di tempat lain mungkin anak-anak ramai dan gojekan karena tak betah, di masjid ini mereka tertib berjamaah hingga akhir sholat witir.
Sholat 20 rakaat yang dilaksanakan dengan 10 kali salam dan 5 kali istirahat, ini hanya memerlukan waktu 29 menit. Satu tarawih (2 rakaat) rampung dalam 2 menit. Walau tarawih berarti banyak istirahat, imam bisa membagi waktu secara efisien. Jeda tiap 2 tarawih (4 rakaat) yang diisi doa dan sholawat, cukup 2 menit saja.
Jangan bayangkan sholat ini kemrungsung. Sama sekali tidak. Suasana khusyuk tetap terasa, karena seluruh makmum thuma’ninah mengikuti komando imam.
Surat-surat yang dibaca usai qiroah Al-Fatihah bukanlah surat pendek hafalan anak TK. Melainkan surat “kelas menengah” yang ratarata 5 ayat atau lebih. Seperti surat Al-Ma’un, Al-Quraisy, Al-Humazah, dan lainnya. Soal kefasihan bacaan tak perlu diragukan.
Seluruh imam di masjid ini adalah para kiai atau ustad yang standar bacaannya dijamin fasihullisan. Terlebih yang keturunan Arab, dijamin cengkoknya asli murni. Banyak di antara imamnya berpredikat al-hafidz .
Memang, bagi orang tua yang fisiknya lemah, atau wanita hamil yang sayah, tidak disarankan tarawih di masjid kebanggaan warga Semarang ini. “Paket kilat” tarawih di Masjid Kauman cocok untuk para santri, remaja, atau orang tua yang tak punya masalah tulang linu atau semacamnya.
Usai tarawih, jamaah diajak mendengarkan kultum yang sebenar-benar kultum. Ceramah pendek yang disebut kuliah tujuh menit ini, benar-benar berlangsung 7 menit efektif. Artinya, sang mubalig membaca doa pembukaan 2 menit, menyampaikan pesan selama 7 menit, dan doa penutupnya 3 menit. Pas 12 menit yang efektif. Tak ada jamaah yang mengantuk, apalagi bicara sendiri. Usai menikmati kultum, jamaah langsung diiqomati untuk sholat witir. Waktunya juga hanya 3 menit untuk 3 rakaat dengan 2 salam itu. (ichwan_harian semarang)
___________
Imam yang fasih dan merdu bacaannya, menjadi daya tarik tersendiri bagi jamaah. Namun ada satu hal yang terkenal dari masjid pusat ini yang mengundang ketertarikan kaum muslimin. Yaitu “kecepatan” durasi sholatnya.
Saat Harian Semarang ikut serta dalam barisan jamaah tarawih, terlihat anak-anak kecil berbaur dengan kaum dewasa. Di setiap shof mereka ada. Jika di tempat lain mungkin anak-anak ramai dan gojekan karena tak betah, di masjid ini mereka tertib berjamaah hingga akhir sholat witir.
Sholat 20 rakaat yang dilaksanakan dengan 10 kali salam dan 5 kali istirahat, ini hanya memerlukan waktu 29 menit. Satu tarawih (2 rakaat) rampung dalam 2 menit. Walau tarawih berarti banyak istirahat, imam bisa membagi waktu secara efisien. Jeda tiap 2 tarawih (4 rakaat) yang diisi doa dan sholawat, cukup 2 menit saja.
Jangan bayangkan sholat ini kemrungsung. Sama sekali tidak. Suasana khusyuk tetap terasa, karena seluruh makmum thuma’ninah mengikuti komando imam.
Surat-surat yang dibaca usai qiroah Al-Fatihah bukanlah surat pendek hafalan anak TK. Melainkan surat “kelas menengah” yang ratarata 5 ayat atau lebih. Seperti surat Al-Ma’un, Al-Quraisy, Al-Humazah, dan lainnya. Soal kefasihan bacaan tak perlu diragukan.
Seluruh imam di masjid ini adalah para kiai atau ustad yang standar bacaannya dijamin fasihullisan. Terlebih yang keturunan Arab, dijamin cengkoknya asli murni. Banyak di antara imamnya berpredikat al-hafidz .
Memang, bagi orang tua yang fisiknya lemah, atau wanita hamil yang sayah, tidak disarankan tarawih di masjid kebanggaan warga Semarang ini. “Paket kilat” tarawih di Masjid Kauman cocok untuk para santri, remaja, atau orang tua yang tak punya masalah tulang linu atau semacamnya.
Usai tarawih, jamaah diajak mendengarkan kultum yang sebenar-benar kultum. Ceramah pendek yang disebut kuliah tujuh menit ini, benar-benar berlangsung 7 menit efektif. Artinya, sang mubalig membaca doa pembukaan 2 menit, menyampaikan pesan selama 7 menit, dan doa penutupnya 3 menit. Pas 12 menit yang efektif. Tak ada jamaah yang mengantuk, apalagi bicara sendiri. Usai menikmati kultum, jamaah langsung diiqomati untuk sholat witir. Waktunya juga hanya 3 menit untuk 3 rakaat dengan 2 salam itu. (ichwan_harian semarang)
___________
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.