Kue Keranjang Pererat Persaudaraan

KUE keranjang selalu ada saat Perayaan Imlek. Kue ini punya makna sebagai perekat pesaudaraan. Wajar jika rasa kue keranjang selalu manis, yang mengindikasikan perasaan saling menyayangi. Pada tahun ini, harga kue keranjang mengalami kenaikan harga. Hal ini akibat harga gula yang naik cukup tinggi. Imbasnya, permintaan kue keranjang menjelang Imlek tahun ini cukup lesu.

Hal itu disampaikan salah satu agen kue keranjang Liliani, ketika ditemui Harsem di rumahnya Jalan Sidorejo No 97, Semarang, kemarin. “Bahan pokok pembuatan kue ini kan gula dan tepung ketan, jadi kalau gula naik ya harga kue keranjang ikutan naik,” katanya.

Harga gula yang sebelumnya hanya Rp 8.000 saat ini mencapai Rp 11 000 per kg. Hal ini berpengaruh dengan harga kue keranjang yang dulunya Rp 13.000 menjadi Rp 15.000, dan yang dulunya Rp 20.000 kini menjadi Rp 22.000.

Pada tahun sebelumnya, sejak tiga minggu menjelang Imlek banyak pesanan mengalir dari berbagai perusahaan serta kantor-kantor. Namun menurutnya, saat ini ia masih melayani eceran karena belum banyak pesanan.

“Dibandingkan tahun lalu, sekarang ini agak menurun. Tapi saya masih berharap seminggu sebelum Perayaan Imlek nanti semoga saja akan lebih ramai dan seperti tahun lalu,” ungkap Lili yang juga mengaku omzet penjualan tahun lalu mencapai lebih dari 5 ton.

Persaudaraan
Liliani menjadi agen kue keranjang sejak tahun 1983, dan mengambil dagangan dari Kota Pekalongan serta Boja. Menurutnya, kue keranjang mengartikan rasa persaudaraan sesama kerabat dan relasi. “Artinya, rasa manis kue untuk merekatkan ikatan keluarga, sehingga pasti ada dalam Perayaan Imlek,” katanya.

Kue keranjang yang dijualnya yakni dengan berbagai rasa, seperti vanila, coklat, kakao, durian, pandan, prambos serta rasa pelangi yang merupakan perpaduan empat rasa yang ada. “Kalau dulu ahnya ada dua rasa, sekarang sudah banyak rasa sehingga lebih menarik,” tambahnya.

Proses pembuatan kue keranjang ini pun cukup unik. Pasalnya, suasana hati para pembuat kue sangat berpengaruh. “Jika suasana hati tidak bagus hasilnya juga tidak akan bagus, dan sebelum membuatnya harus izin kepada Dewa Dapur yaitu Tjiau Koen Kong,” ujarnya.

Sinta (26), warga Tembalang yang merupakan salah satu langganannya mengatakan, dirinya membeli kue keranjang karena tertarik dengan tradisinya. “Saya tidak merayakan Imlek, tapi saya tertarik dengan tradisinya, yakni perlambang perekat dan kebersamaan baik dengan keluarga maupun teman. Makanya ini saya beli untuk dibagi-bagikan,” katanya.

Sementara itu pemilik Apple Collection Ibing menambahkan, meskipun harga jual kue keranjang mengalami kenaikan, namun masih tetap dicari pembeli. Pasalnya, kue keranjang digunakan sebagai sarana sembahyang. “Masingmasing penjual mempunyai trik sendiri supaya tetap laris. Harga berkisar Rp 16.000 atau lebih, tergantung dari ukuran kue keranjang,” katanya.

Dia melanjutkan, permintaan kue keranjang akan semakin meningkat mendekati Perayaan Tahun Baru Imlek. “Biasanya seminggu sebelum Perayaan Imlek nantinya permintaan melonjak tinggi,” tuturnya. (puji_harian semarang)

___________
Dipersilahkan jika ingin mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalahgunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan penulis/sumber blog ini http://hariansemarangbanget.blogspot.com. Terima kasih.

Post by: tonitok

Newer Post Older Post