PKL Kaligarang Dibersihkan
PULUHAN pedagang kaki lima (PKL) yang be-rada di bantaran Sungai Kaligarang, tepatnya di Jalan Kelud Raya Sampangan, hari Sabtu ini sudah harus membongkar kiosnya, sehingga tem-pat tersebut sudah harus bersih dari bangunan. Lokasi itu terkena proyek pekerjaan normalisasi Sungai Kaligarang dan Banjrkanal Barat.
Proyek normalisasi ini merupakan proyek paket A yang masuk dalam proyek besar penanganan banjir dan rob yang sedang dilaksanakan pemkot. Agus Santoso (30), padagang makanan burung mengatakan bisa menerima dengan lapang dada pembongkaran tersebut asal memang untuk kepentingan umum. Ia berharap proyek tersebut bisa segera dilaksanakan, sehingga tanah yang akan ditinggalkan para PKL tidak ditempati PKL baru.
“Ya ini kan memang bukan tanah kami, yang pasti jangan sampai kita tinggalkan ternyata dihuni PKL baru, jadi pemkot harus segera membangun kawasan ini kalau memang akan dibangun,” katanya kepada Harsem, kemarin.
Ia mengaku menyayangkan pelaksanaan proyek yang tidak pernah tepat waktu. Sosialisasi proyek ini, ungkapnya, telah dilakukan sejak enam bulan lalu, namun pengerjaan proyek tersebut molor hingga saat ini.
“Dulu katanya Oktober harus sudah tidak ada PKL. Sudah ada yang pindah ternyata tidak jadi. Biaya pindah dari sini kan juga tidak murah, selain itu pekerjaan ini menjadi tempat mencari nafkah banyak orang. Saya hanya berharap pemkot juga memperhatikan hal itu,” kata warga Kradenan Baru ini.
Ia menambahkan, seharusnya kios pakan burung miliknya tidak terkena proyek tersebut, namun solidaritas sesama PKL, ia terpaksa ikut pindah. Sementara, proyek tersebut hanya memakan 20 meter untuk jalan masuk kendaraan berat.
“Tempat ini strategis sekali, dari tempat ini saya bisa membeli rumah dan motor. Kalau pindah, kami harus memulai dari awal. Seharusnya yang kena proyek hanya lima PKL, namun karena solidaritas, seluruh PKL ikut pindah,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Yuni (50), warga Ungaran yang setiap harinya berjualan nasi rames di tempat tersebut. Ia mengatakan kios tersebut ia dapatkan dari kontrak dengan penghuni sebelumnya seharga Rp 9 juta per tahun. Dengan adanya pembangunan proyek ini setiap PKL yang diminta pindah diberi tali asih sebesar Rp 500 ribu.
“Untung saja kontrak saya sampai 5 Februari nanti selesai. Dan ini harus pergi dari sini, ya sudah pasrah saja. Dan hari ini (Jumat kemarinred) merupakan hari terakhir pengosongan lahan. Kami selalu siap dipindah kalau memang proyek itu untuk masyarakat banyak daripada harus dipaksa oleh Satpol PP yang terkadang kasar” ungkapnya yang mengaku belum mendapat tempat baru untuk berjualan.
Hingga kemarin siang, masih banyak PKL yang tetap berjualan. Namun sebagian PKL telah membawa barangbarangnya untuk pindah dari lahan tersebut.
Proyek normalisasi sungai ini merupakan proyek penanganan banjir dan rob yang menjadi salah satu bagian dari tiga komponen proyek. Ketiga komponen tersebut yakni meliputi komponen A
pembangunan Waduk Jatibarang dan komponen B normalisasi Sungai Banjirkanal Barat (BKB) dan Banjirkanal Timur (BKT). Kemudian untuk komponen C, yakni pembangunan sistem drainase Kali Semarang, Kali Asin dan Kali Baru beserta kolam retensi di muara Kali Semarang. Pembangunan ini ditargetkan selesai pada pertengahan 2013 dengan total dana sebesar Rp. 1,7 triliun. (puji_harian semarang)
___________
Dipersilahkan jika ingin mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalahgunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan penulis/sumber blog ini http://hariansemarangbanget.blogspot.com. Terima kasih.
Ia mengaku menyayangkan pelaksanaan proyek yang tidak pernah tepat waktu. Sosialisasi proyek ini, ungkapnya, telah dilakukan sejak enam bulan lalu, namun pengerjaan proyek tersebut molor hingga saat ini.
“Dulu katanya Oktober harus sudah tidak ada PKL. Sudah ada yang pindah ternyata tidak jadi. Biaya pindah dari sini kan juga tidak murah, selain itu pekerjaan ini menjadi tempat mencari nafkah banyak orang. Saya hanya berharap pemkot juga memperhatikan hal itu,” kata warga Kradenan Baru ini.
Ia menambahkan, seharusnya kios pakan burung miliknya tidak terkena proyek tersebut, namun solidaritas sesama PKL, ia terpaksa ikut pindah. Sementara, proyek tersebut hanya memakan 20 meter untuk jalan masuk kendaraan berat.
“Tempat ini strategis sekali, dari tempat ini saya bisa membeli rumah dan motor. Kalau pindah, kami harus memulai dari awal. Seharusnya yang kena proyek hanya lima PKL, namun karena solidaritas, seluruh PKL ikut pindah,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Yuni (50), warga Ungaran yang setiap harinya berjualan nasi rames di tempat tersebut. Ia mengatakan kios tersebut ia dapatkan dari kontrak dengan penghuni sebelumnya seharga Rp 9 juta per tahun. Dengan adanya pembangunan proyek ini setiap PKL yang diminta pindah diberi tali asih sebesar Rp 500 ribu.
“Untung saja kontrak saya sampai 5 Februari nanti selesai. Dan ini harus pergi dari sini, ya sudah pasrah saja. Dan hari ini (Jumat kemarinred) merupakan hari terakhir pengosongan lahan. Kami selalu siap dipindah kalau memang proyek itu untuk masyarakat banyak daripada harus dipaksa oleh Satpol PP yang terkadang kasar” ungkapnya yang mengaku belum mendapat tempat baru untuk berjualan.
Hingga kemarin siang, masih banyak PKL yang tetap berjualan. Namun sebagian PKL telah membawa barangbarangnya untuk pindah dari lahan tersebut.
Proyek normalisasi sungai ini merupakan proyek penanganan banjir dan rob yang menjadi salah satu bagian dari tiga komponen proyek. Ketiga komponen tersebut yakni meliputi komponen A
pembangunan Waduk Jatibarang dan komponen B normalisasi Sungai Banjirkanal Barat (BKB) dan Banjirkanal Timur (BKT). Kemudian untuk komponen C, yakni pembangunan sistem drainase Kali Semarang, Kali Asin dan Kali Baru beserta kolam retensi di muara Kali Semarang. Pembangunan ini ditargetkan selesai pada pertengahan 2013 dengan total dana sebesar Rp. 1,7 triliun. (puji_harian semarang)
___________
Dipersilahkan jika ingin mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalahgunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan penulis/sumber blog ini http://hariansemarangbanget.blogspot.com. Terima kasih.
Post by: tonitok
Labels
Warta Kota

Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.