2.500 Penganggur Tanjung Mas Dikaryakan
Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, sukses mengkaryakan 2.500 penganggur berkat kerjasamanya dengan berbagai perusahaan di wilayah itu dan dukungan pemerintah.
DI wilayah Tanjung Mas, banyak terdapat perusahaan besar skala nasional, tentu jadi nilai positif bagi kelurahan tersebut. “Kami warga Tanjung Mas bersyukur dengan adanya perusahaan besar di wilayah sini, karena tentunya warga juga diuntungkan. Banyak dari warga kami yang mendapatkan kemudahan dalam mencari nafkah,” ujar Margiyono.
Mengingat wilayahnya dulu sangat lekat dengan pengangguran dan banyak anak putus sekolah, menjadikan masalah tersendiri lagi bagi Kelurahan Tanjung Mas. Namun dengan banyaknya perhatian perusahaan dan pemerintah, satu persatu permasalahan pengangguran mulai berkurang.
“Perusahaan besar yang ada di sini banyak yang memberikan kontribusi bagi kesejahteraan warga. Selain itu, program pemerintah juga sering dilaksanakan di Tanjung Mas,” lanjutnya. Bahkan diungkapkan Mardiyono, perusahan besar yang ada di lingkungannya, memberikan warganya pelatihan atau diklat gratis dan langsung menerjunkannya ke dunia kerja. Bahkan warga mendapatkan segala fasilitas. Pihaknya juga bekerjasama dengan Balai Latihan Kerja Indonesia (BLKI) Semarang.
“Alhamdulillah, sekarang pengangguran sudah mulai berkurang. Sekitar 2.500 penganggur dikontrak di berbagai perusahaan yang ada di sini,” tandasnya.
Selain itu, warga yang ingin bekerja mandiri juga mendapatkan subsidi dari berbagai perusahaan. Tak sedikit warga yang sudah bisa berdiri sendiri dan berkembang dalam usahanya. “Warga juga diberikan bantuan modal dan peralatan oleh perusahaan. Otomatis bisa menyokong perekonomian keluarga mereka,” ujar bapak satu anak ini ramah.
Segala bentuk perhatian perusahaan dan pememrinah, juga untuk ibu-ibu dengan berbagai macam pelatihan yang menguntungkan, seperti menjahit dan pembuatan roti. “Itu satu cara menanggulangi penggangguran,” ungkap pria kelahiran Klaten, 17 Agustus 1959 ini.
Kelurahan ini langganan banjir maupun rob. Untuk mengantisipasinya, warga berlomba-lomba meninggikan lantai rumah mereka agar bisa terbebas dari banjir maupun rob.
Warga yang berdompet tebal akan dengan mudah meninggikan bangunan, sementara mereka yang tidak memiliki dana hanya mampu menunggu surutnya air rob. Kendati demikian, kelurahan yang terdiri dari 16 RW dan 128 RT ini tetap berkembang, seiring berjalannya waktu.
Kini bermukim 6 ribuan KK dengan 32 ribu jiwa di wilayah seluas 204 hektar itu. Bagi Mardiyono, lurah yang sudah puluhan tahun menjabat di Kelurahan Tanjung Mas, rob dan banjir sudah merupakan santapan sehari-harinya dalam mengurus wilayahnya dari segala permasalahan yang ada.
“Jika pompa penyedot air yang ada berfungsi dengan normal, niscaya bisa meminimalisir banjir dan rob,” kata Margiyono. (lissa febrina-harian semarang)
Mengingat wilayahnya dulu sangat lekat dengan pengangguran dan banyak anak putus sekolah, menjadikan masalah tersendiri lagi bagi Kelurahan Tanjung Mas. Namun dengan banyaknya perhatian perusahaan dan pemerintah, satu persatu permasalahan pengangguran mulai berkurang.
“Perusahaan besar yang ada di sini banyak yang memberikan kontribusi bagi kesejahteraan warga. Selain itu, program pemerintah juga sering dilaksanakan di Tanjung Mas,” lanjutnya. Bahkan diungkapkan Mardiyono, perusahan besar yang ada di lingkungannya, memberikan warganya pelatihan atau diklat gratis dan langsung menerjunkannya ke dunia kerja. Bahkan warga mendapatkan segala fasilitas. Pihaknya juga bekerjasama dengan Balai Latihan Kerja Indonesia (BLKI) Semarang.
“Alhamdulillah, sekarang pengangguran sudah mulai berkurang. Sekitar 2.500 penganggur dikontrak di berbagai perusahaan yang ada di sini,” tandasnya.
Selain itu, warga yang ingin bekerja mandiri juga mendapatkan subsidi dari berbagai perusahaan. Tak sedikit warga yang sudah bisa berdiri sendiri dan berkembang dalam usahanya. “Warga juga diberikan bantuan modal dan peralatan oleh perusahaan. Otomatis bisa menyokong perekonomian keluarga mereka,” ujar bapak satu anak ini ramah.
Segala bentuk perhatian perusahaan dan pememrinah, juga untuk ibu-ibu dengan berbagai macam pelatihan yang menguntungkan, seperti menjahit dan pembuatan roti. “Itu satu cara menanggulangi penggangguran,” ungkap pria kelahiran Klaten, 17 Agustus 1959 ini.
Kelurahan ini langganan banjir maupun rob. Untuk mengantisipasinya, warga berlomba-lomba meninggikan lantai rumah mereka agar bisa terbebas dari banjir maupun rob.
Warga yang berdompet tebal akan dengan mudah meninggikan bangunan, sementara mereka yang tidak memiliki dana hanya mampu menunggu surutnya air rob. Kendati demikian, kelurahan yang terdiri dari 16 RW dan 128 RT ini tetap berkembang, seiring berjalannya waktu.
Kini bermukim 6 ribuan KK dengan 32 ribu jiwa di wilayah seluas 204 hektar itu. Bagi Mardiyono, lurah yang sudah puluhan tahun menjabat di Kelurahan Tanjung Mas, rob dan banjir sudah merupakan santapan sehari-harinya dalam mengurus wilayahnya dari segala permasalahan yang ada.
“Jika pompa penyedot air yang ada berfungsi dengan normal, niscaya bisa meminimalisir banjir dan rob,” kata Margiyono. (lissa febrina-harian semarang)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.