Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Kelurahan “Kumis” Kumuh dan Miskin

DADAPSARI- Keadaan di Kelurahan Dadapsari yang jadi langganan banjir membuat lurahnya, Soetono memberi julukan sebagai kelurahan “Kumis”, alias kumuh dan miskin.

Selain kumuh akibat sering terkena banjir, banyak penduduknya yang status ekonominya menengah ke bawah.

Jumlah warga miskinnya tergolong banyak. Dari total 2.025 KK warga Kelurahan Dadapsari, 651
KK warga miskin. “Angka ini sudah menurun dibandingkan tahun 2009 lalu, 686. Harapan saya, jumlah warga miskin semakin jauh berkurang,” ungkap Soetono.

Pada tahun 2008 dan 2009 saat terjadi banjir besar, seluruh wilayah ini terendam air. Namun memasuki tahun 2010 ini, wilayah banjir sudah bisa dikurangi hingga 40 %. “Ini berkat adanya bantuan kontingensi untuk meninggikan jalan. Sebagian dari proposal yang lain berupa permohonan pompa,” ungkapnya.

Rumah Amblas Namun uniknya, untuk tahun ini warga lebih banyak mengharapkan bantuan berupa pompa air, bukan berupa peninggian jalan. “Konsekuensi dari peninggian jalan, rumah warga jadi lebih rendah. Hal ini banyak dikeluhkan warga, karena ada beberapa warga yang rumahnya amblas akibat peninggian jalan,” lanjutnya.

Meski tergolong wilayah “kumis” bukan berarti kelurahan ini jadi sarang penyakit. Sebagai catatan, pada tahun 2009 yang lalu, tidak ada kasus DB di kelurahan ini. “Ini menunjukkan, nyamuk Demam Berdarah memang hidup di air yang bersih, bukan air kotor. Nyamuk disini memang banyak, tapi bukan nyamuk penyebab DB,” tegasnya.

Untuk penyakit lain pun, tercatat “hanya” dua anak-anak yang meninggal akibat muntaber. “Bukan berarti kami menyepelekan kasus ini. Namun jumlah tersebut belum bisa dianggap sebagai kejadian luar biasa,” tambahnya.

Belum lama ini dilaksanakan Musrenbang Kelurahan Dadapsari. Yang paling menonjol diusulkan,
pembangunan jalan. Jalan Rusak “Banyak sekali jalan yang rusak di wilayah kami. Di antaranya Jalan Dorang dan Layur,” ujar Soetono. Kedua jalan tersebut rusak parah, akibat truk-truk bertonase besar yang melewati jalan tersebut. “Truk yang melewati Jalan Dorang mengangkut semen yang masuk ke gudang Poncol.

Sementara truk yang melewati Jalan Layur, salah satunya milik pabrik anggur,” jelasnya. Maka pihaknya ingin meminta pertanggungjawaban dari pihak pengguna jalan, yang telah mengakibatkan rusaknya kedua jalan tersebut. “Sering terendam banjir, ditambah truk-truk besar yang lewat, makin parah jalan kami,” keluh Soetono. (dayat-harian semarang)
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous