Bocah Penderita Tumor Mata Butuh Bantuan
DERITA yang dialami Dera Restuning Tyas sungguh sangat memilukan. Bocah enam tahun ini menderita tumor mata sejak tiga tahun lalu. Penyakitnya terus menjalar hingga mengakibatkan
kelumpuhan.
Seperti halnya penderita penyakit lainnya, Dera tentu saja ingin segera sembuh. Namun faktor ekonomi orangtuanya, Mualim dan Indah Herawati, tidak memungkinkan untuk melakukan operasi, sehingga murid TK Pertiwi itu pun hanya bisa berharap tanpa tahu kapan ada orang yang peduli pada nasibnya.
Usai Lebaran setahun silam, Dera sempat menjalani operasi otak, tapi kesembuhan tak juga kunjung datang. Merasakan penderitaannya, gadis kecil itu sering bergumam, seakan putus asa. “Aku wis kesel, kok Gusti Allah ra maringi sembuh (aku sudah capai, kok Tuhan belum memberi kesembuhan –red),” keluhnya memelas.
Tumor mata yang diderita Dera, selain membuat dirinya lumpuh, juga sudah menjalar ke pipi kanannya hingga membengkak dan keras. Setiap harinya Dera merasa tidak nyaman karena pipi kanannya terasa panas dan senut-senut.
kelumpuhan.
Seperti halnya penderita penyakit lainnya, Dera tentu saja ingin segera sembuh. Namun faktor ekonomi orangtuanya, Mualim dan Indah Herawati, tidak memungkinkan untuk melakukan operasi, sehingga murid TK Pertiwi itu pun hanya bisa berharap tanpa tahu kapan ada orang yang peduli pada nasibnya.
Usai Lebaran setahun silam, Dera sempat menjalani operasi otak, tapi kesembuhan tak juga kunjung datang. Merasakan penderitaannya, gadis kecil itu sering bergumam, seakan putus asa. “Aku wis kesel, kok Gusti Allah ra maringi sembuh (aku sudah capai, kok Tuhan belum memberi kesembuhan –red),” keluhnya memelas.
Tumor mata yang diderita Dera, selain membuat dirinya lumpuh, juga sudah menjalar ke pipi kanannya hingga membengkak dan keras. Setiap harinya Dera merasa tidak nyaman karena pipi kanannya terasa panas dan senut-senut.
“Habis operasi otak itu, pipi kanannya terus membengkak dan mengeras.
Dera juga tidak bisa mengedipkan mata, bahkan pernah tidak tidur sama sekali. Bicara pun mulutnya jadi miring,” kata Indah, sang ibu dengan nada bergetar.
Dera yang tinggal bersama orangtuanya di Penggaron Kidul, tepatnya di Jalan Kyai Morang Raya RT 01/RW 06, Kecamatan Pedurungan, pernah menjalani pengobatan dengan mnggunakan Jamkkesda. Tapi sekarang Jamkesda sudah tidak bisa lagi digunakan untuk mengobatinya. Rumah orangtuanya pun sudah dijaminkan ke bank.
“Rumah ini sudah dijaminkan, uangnya untuk mengobati Dera, baik medis maupun nonmedis atau tradisional. Terakhir ke dokter akhir tahun lalu. Sekarang Dera hanya minum vitamin, susu, dan juga ada obat alternatif. Penyakit Dera ini membuatnya nggak makan, pipis juga sulit, buang air besar nggak pernah sama sekali,” tutur orangtua Dera.
Kini, Mualim dan Indah hanya bisa pasrah. Tiga rumah sakit sudah pernah merawatnya, namun Tuhan belum memberi kesembuhan. Sementara penyakitnya terus menjalar kemana-mana. “Awal penyakitnya itu dari mata. Sekarang mata Dera diganti dengan mata plastik. Kini bola mata plastik itu sudah mengalami pergantian tiga kali. Kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Belum lama ini Dera juga harus operasi otak, harus menjalani penyinaran dan kemo,’’ tutur Indah dan Mualim dengan raut kepasrahan dan kesedihan yang luar biasa. (lissa/udin-harian semarang)
Dera juga tidak bisa mengedipkan mata, bahkan pernah tidak tidur sama sekali. Bicara pun mulutnya jadi miring,” kata Indah, sang ibu dengan nada bergetar.
Dera yang tinggal bersama orangtuanya di Penggaron Kidul, tepatnya di Jalan Kyai Morang Raya RT 01/RW 06, Kecamatan Pedurungan, pernah menjalani pengobatan dengan mnggunakan Jamkkesda. Tapi sekarang Jamkesda sudah tidak bisa lagi digunakan untuk mengobatinya. Rumah orangtuanya pun sudah dijaminkan ke bank.
“Rumah ini sudah dijaminkan, uangnya untuk mengobati Dera, baik medis maupun nonmedis atau tradisional. Terakhir ke dokter akhir tahun lalu. Sekarang Dera hanya minum vitamin, susu, dan juga ada obat alternatif. Penyakit Dera ini membuatnya nggak makan, pipis juga sulit, buang air besar nggak pernah sama sekali,” tutur orangtua Dera.
Kini, Mualim dan Indah hanya bisa pasrah. Tiga rumah sakit sudah pernah merawatnya, namun Tuhan belum memberi kesembuhan. Sementara penyakitnya terus menjalar kemana-mana. “Awal penyakitnya itu dari mata. Sekarang mata Dera diganti dengan mata plastik. Kini bola mata plastik itu sudah mengalami pergantian tiga kali. Kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Belum lama ini Dera juga harus operasi otak, harus menjalani penyinaran dan kemo,’’ tutur Indah dan Mualim dengan raut kepasrahan dan kesedihan yang luar biasa. (lissa/udin-harian semarang)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.