Landasan Semangatnya ’’Jihad fi Sabilillah”
KLUB Cinta Alquran (KaCeQi) yang beranggotakan mahasiswi, semakin sema ngat menga jarkan baca Alquran kepada masyarakat muslim. Para aktivis ekstra kampus dari berbagai universitas itu, setiap hari mengajar mengaji warga yang ada di dekat tempat tinggal masing-masing. Khususnya yang belum bisa membaca Alquran.
Untuk anak-anak maupun orang tua. Ada yang bergabung menjadi ustadah di Taman Pendidikan Alquran (TPQ), atau mengajar ngaji secara privat di rumah-rumah. Sebagian besar dilandasi semangat jihad fi sabilillah.
Seperti dilakoni Ananta Anugrah (22), mahasiswi fakultas hukum yang mengajar privat anak-anak usia SD di sekitar kosnya di kawasan Mugas. Aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Semarang ini mengaku bersemangat mengajar baca Alquran karena prihatin atas kurangnya perhatian orangtua terhadap anak-anaknya dalam hal mengaji.
”Saya dan rekan-rekan prihatin kurangnya perhatian orangtua terhadap anak-anak soal mengaji,” tutur gadis manis asal Wonosobo ini usai mengikuti pelatihan mengajar Alquran di gedung Fakultas Ekonomi Undip Selasa (16/3) lalu.
Begitu besarnya gairah mereka, hingga pelatihan internal klub yang dipimpin Retno diikuti anggotanya dengan antusias. Di sesi pertama pelatihan, ustadzah Astuti memompa dan memotivasi 30 hadirin dengan kutipan hadis Rasulullah. Yaitu, sebaik-baik manusia adalah yang belajar dan mengajarkan Alquran.
Pembicara kedua, Khusnul Huda, pengajar metode Iqro’, memberikan pembekalan teknis dan penjiwaan kepada para peserta. Dia mengajak peserta sayang Alquran sekaligus sayang anak-anak. Karena dengan itulah pengajar akan bisa mendidik anak-anak mau mengaji dan mencintai Alquran.
Untuk anak-anak maupun orang tua. Ada yang bergabung menjadi ustadah di Taman Pendidikan Alquran (TPQ), atau mengajar ngaji secara privat di rumah-rumah. Sebagian besar dilandasi semangat jihad fi sabilillah.
Seperti dilakoni Ananta Anugrah (22), mahasiswi fakultas hukum yang mengajar privat anak-anak usia SD di sekitar kosnya di kawasan Mugas. Aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Semarang ini mengaku bersemangat mengajar baca Alquran karena prihatin atas kurangnya perhatian orangtua terhadap anak-anaknya dalam hal mengaji.
”Saya dan rekan-rekan prihatin kurangnya perhatian orangtua terhadap anak-anak soal mengaji,” tutur gadis manis asal Wonosobo ini usai mengikuti pelatihan mengajar Alquran di gedung Fakultas Ekonomi Undip Selasa (16/3) lalu.
Begitu besarnya gairah mereka, hingga pelatihan internal klub yang dipimpin Retno diikuti anggotanya dengan antusias. Di sesi pertama pelatihan, ustadzah Astuti memompa dan memotivasi 30 hadirin dengan kutipan hadis Rasulullah. Yaitu, sebaik-baik manusia adalah yang belajar dan mengajarkan Alquran.
Pembicara kedua, Khusnul Huda, pengajar metode Iqro’, memberikan pembekalan teknis dan penjiwaan kepada para peserta. Dia mengajak peserta sayang Alquran sekaligus sayang anak-anak. Karena dengan itulah pengajar akan bisa mendidik anak-anak mau mengaji dan mencintai Alquran.
Lalu datang narasumber ketiga yang melengkapi pelatihan. Ustad H Agustinus Suwandoyo atau Injih memberikan metode Tsaqifa. Sebuah metode tercepat mengajarkan Alquran untuk orang-orang tua dan yang sibuk.
Konsepnya, metode hasil penemuan Ustad Umar Taqwim dari Bojonegoro Jatim itu bisa membuat orang dewasa bisa membaca Alquran hanya dengan lima kali pertemuan dengan waktu minimal 7,5 jam.
”Metode Tsaqifa cocok untuk mengajar ngaji orang-orang tua karena cepat, santai, dan menyenangkan. Tidak ada jilid-jilidan. Dengan lima kali pertemuan sudah bisa baca Alquran secara dasar,” tuturnya seraya mengajak peserta melakukan simulasi pengajaran metodenya.
Dalam kesempatan tersebut, ditampilkan seorang anak berusia 6 yang bisa membaca dan menulis Alquran sejak umur 4 tahun. Mohammad Itqon Alexander (Alex), peraih rekor MURI pembaca peta dunia termuda, menunjukkan kemampuannya melafalkan hafalannya atas Juz Amma. Diantaranya surat Al-Bayyinah dan Al-Fil.
Menurut penuturan ayahnya, Moh Ichwan, Alex bisa langsung membaca Alquran setelah belajar
dengan cara menulis memakai tangannya. Dengan dasar metode Iqro jilid 1 dan 2, ditambah metode Baghdad (turutan), Alex diajari ayahnya menulis dan mencontoh surat yang dibaca. Karena learning by doing itulah, Alex tidak perlu melewati banyak tahapan jilid.
”Pengalaman saya mengajar ngaji anak-anak di masjid, mereka mudah hafal tapi agak sulit membaca lancar. Akhirnya saya ajak langsung menulis. Jadinya seperti Alex, mereka bisa membaca secara cepat dan detail. Hafal tak hanya bunyi ayatnya, tetapi juga per huruf dan harakatnya,” tutur Moh Ichwan berbagi pengalaman kepada peserta. (wulan/uswah-harian semarang)
Konsepnya, metode hasil penemuan Ustad Umar Taqwim dari Bojonegoro Jatim itu bisa membuat orang dewasa bisa membaca Alquran hanya dengan lima kali pertemuan dengan waktu minimal 7,5 jam.
”Metode Tsaqifa cocok untuk mengajar ngaji orang-orang tua karena cepat, santai, dan menyenangkan. Tidak ada jilid-jilidan. Dengan lima kali pertemuan sudah bisa baca Alquran secara dasar,” tuturnya seraya mengajak peserta melakukan simulasi pengajaran metodenya.
Dalam kesempatan tersebut, ditampilkan seorang anak berusia 6 yang bisa membaca dan menulis Alquran sejak umur 4 tahun. Mohammad Itqon Alexander (Alex), peraih rekor MURI pembaca peta dunia termuda, menunjukkan kemampuannya melafalkan hafalannya atas Juz Amma. Diantaranya surat Al-Bayyinah dan Al-Fil.
Menurut penuturan ayahnya, Moh Ichwan, Alex bisa langsung membaca Alquran setelah belajar
dengan cara menulis memakai tangannya. Dengan dasar metode Iqro jilid 1 dan 2, ditambah metode Baghdad (turutan), Alex diajari ayahnya menulis dan mencontoh surat yang dibaca. Karena learning by doing itulah, Alex tidak perlu melewati banyak tahapan jilid.
”Pengalaman saya mengajar ngaji anak-anak di masjid, mereka mudah hafal tapi agak sulit membaca lancar. Akhirnya saya ajak langsung menulis. Jadinya seperti Alex, mereka bisa membaca secara cepat dan detail. Hafal tak hanya bunyi ayatnya, tetapi juga per huruf dan harakatnya,” tutur Moh Ichwan berbagi pengalaman kepada peserta. (wulan/uswah-harian semarang)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.