Kalau Hujan Rezeki Bertambah
BECAK MOTOR, ALTERNATIF KENDARAAN OJEK
Kalau hanya sekadar becak biasa yang dikayuh dengan tenaga manusia, mungkin kita sudah sering melihat atau menaikinya. Tapi bagaimana dengan becak motor atau betor? Kendaraan unik untuk transportasi ini ternyata sudah ada di beberapa tempat, salah satunya di Krapyak, Semarang Barat.
BETOR atau becak motor, merupakan modifikasi antara becak dengan kendaraan bermotor, yang di bagian depannya berbentuk seperti becak biasa. Konon ceritanya, becak motor ini ada di Kota Semarang sudah sejak tahun 70-an.
Becak motor ini memang bisa dikatakan lebih baik dibandingkan dengan becak biasa. Dengan menggunakan bantuan tenaga mesin kendaraan motor, maka tidak perlu lagi menggunakan tenaga manusia, sehingga lebih efisien. Dan yang pasti juga lebih cepat sampai tujuan.
Becak motor ini pertamakali mangkal di pojok Jalan Gatot Subroto, jalan menuju Kawasan Industri Candi, Krapyak, Kelurahan Purwoyoso.
“Dulu awalnya di sini banyak becak. Karena sepi penumpang, akhirnya dimodifikasi dengan kendaraan roda dua seperti ini. Alhamdulillah semenjak ada becak motor ini penumpang senang, karena kan tidak kepanasan dan tidak kehujanan,” ujar Utoyo, yang sudah 10 tahun menarik becak motor.
Becak motor yang ada sampai sekarang, menurut Utoyo, tidak bertambah, hanya sekitar 26 becak motor saja yang beroperasi. Untuk lebih menertibkan struktur keorganisasian, maka dibentuklah paguyuban becak motor yang diketuai oleh Darwanto, warga Purwoyoso.
“Dengan adanya paguyuban ini kami para pengemudi becak motor merasa punya payung, dan merasa ada yang melindungi,’’ ujar bapak satu anak ini.
BETOR atau becak motor, merupakan modifikasi antara becak dengan kendaraan bermotor, yang di bagian depannya berbentuk seperti becak biasa. Konon ceritanya, becak motor ini ada di Kota Semarang sudah sejak tahun 70-an.
Becak motor ini memang bisa dikatakan lebih baik dibandingkan dengan becak biasa. Dengan menggunakan bantuan tenaga mesin kendaraan motor, maka tidak perlu lagi menggunakan tenaga manusia, sehingga lebih efisien. Dan yang pasti juga lebih cepat sampai tujuan.
Becak motor ini pertamakali mangkal di pojok Jalan Gatot Subroto, jalan menuju Kawasan Industri Candi, Krapyak, Kelurahan Purwoyoso.
“Dulu awalnya di sini banyak becak. Karena sepi penumpang, akhirnya dimodifikasi dengan kendaraan roda dua seperti ini. Alhamdulillah semenjak ada becak motor ini penumpang senang, karena kan tidak kepanasan dan tidak kehujanan,” ujar Utoyo, yang sudah 10 tahun menarik becak motor.
Becak motor yang ada sampai sekarang, menurut Utoyo, tidak bertambah, hanya sekitar 26 becak motor saja yang beroperasi. Untuk lebih menertibkan struktur keorganisasian, maka dibentuklah paguyuban becak motor yang diketuai oleh Darwanto, warga Purwoyoso.
“Dengan adanya paguyuban ini kami para pengemudi becak motor merasa punya payung, dan merasa ada yang melindungi,’’ ujar bapak satu anak ini.
Tak hanya dalam kota saja, becak motor ini juga mampu melaju di jalan luar kota. “Kendati tidak bisa ngebut, sekadar untuk angkutan keluarga bisa diandalkan,’’ ujar Suprapto (19), pemilik becak motor lainnya yang mengaku sudah empat tahun menarik becak motor. “Saya pernah bawa keluarga ke Purwodadi naik becak motor ini. Memang pelan tapi bisa diandalkan untuk angkutan keluarga,” tambahnya.
Menyingung soal tarif, ternyata tergantung jarak. Ya, biasanya minimal Rp 3.000. “Melihat tarifnya, lumayanlah buat tambah kebutuhan keluarga. Kecuali kalau ada yang carter buat bawa barang-barang, tarifnya tambah lumayan lagi,” beber Suprapto.
Untuk menjaga ketertiban antaranggota pemilik becak motor, semua anggota paguyuban dikenakan tarif parkir sehari Rp 1.000. Selain itu juga anggota paguyuban juga memiliki kegiatan rutin, seperti arisan dan pengajian.
Keberadaan becak motor ini ternyata juga tidak mengganggu para pengojek yang menggunakan motor atau pemilik becak biasa. “Penumpang boleh memilih. Kalau cuma sendiri mereka pilih ojek, tapi kalau lebih dari satu orang, biasanya mereka memilih naik becak motor, karena becakj motor ini lumayan longgar. Dan yang menyenangkan, kalau miusim hujan becak motor panen penumpang, sehingga pendapatan pun naik,” ujar Suprapto yang diamini temanteman lainnya. (lisa-harian semarang)
Menyingung soal tarif, ternyata tergantung jarak. Ya, biasanya minimal Rp 3.000. “Melihat tarifnya, lumayanlah buat tambah kebutuhan keluarga. Kecuali kalau ada yang carter buat bawa barang-barang, tarifnya tambah lumayan lagi,” beber Suprapto.
Untuk menjaga ketertiban antaranggota pemilik becak motor, semua anggota paguyuban dikenakan tarif parkir sehari Rp 1.000. Selain itu juga anggota paguyuban juga memiliki kegiatan rutin, seperti arisan dan pengajian.
Keberadaan becak motor ini ternyata juga tidak mengganggu para pengojek yang menggunakan motor atau pemilik becak biasa. “Penumpang boleh memilih. Kalau cuma sendiri mereka pilih ojek, tapi kalau lebih dari satu orang, biasanya mereka memilih naik becak motor, karena becakj motor ini lumayan longgar. Dan yang menyenangkan, kalau miusim hujan becak motor panen penumpang, sehingga pendapatan pun naik,” ujar Suprapto yang diamini temanteman lainnya. (lisa-harian semarang)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.