Memprihatinkan dan Tak Layak Huni
Rumah Sujarwo di Kampung Tiber RW 05
SUNGGUH sedih rasanya bila di zaman sekarang masih banyak warga masyarakat yang kondisi
perekonomian dan kehidupannya di kampung-kampung masih sangat membutuhkan bantuan. Terkadang kita merasa kehidupan ini terasa tidak adil, melihat orang kaya semakin berlimpah harta dan orang yang serba kekurangan semakin sulit untuk meningkatkan taraf kehidupannya.
Jangankan untuk makan, memperbaiki tempat tinggalnya yang tak layak huni saja masih kesulitan. Seperti di Semarang kita masih bisa menjumpai di perkampunganperkampungan yang notabene berada di lingkungan terpencil.
Sepertihalnya rumah milik Sujarwo (48) warga Kampung Tiber RW 05, Kelurahan Sarirejo, Kecamatan Semarang Timur yang kondisi sangat memprihatinkan. Tempat tinggalnya boleh dibilang tidak layak huni, karena antara lantai bangunan dan atapnya jaraknya sangat berdekatan. Melihat ukuran bangunan hanya berukuran sekitar 3 x 6 meter dan lokasiya terhimpit bangunan lain.
Di dalam rumahnya hanya terdapat satu ruang tengah, kamar mandi dan loteng yang terbuat dari papan kayu. Rumah Sujarwo pun terhimpit dan berada di belakang rumah warga lain. Bila akan menuju rumahnya harus lewat di lengkong atau samping rumah tetangganya.
Jalan tersebut hanya bisa dilalui untuk pejalan kaki. Sehingga bagi yang menggunakan kendaraan bermotor terpaksa dititipkan di rumah tetangga. Namun kini dia sedikit bisa bersyukur karena telah mendapatkan sedikit bantuan untuk perbaikan rumah tidak layak huni.
Rumahnya yang semula memang dalam kondisi tidak layak huni dan memprihatinkan, akan diubah sedikit lebih baik, bersih dan nyaman untuk dihuni. Andaikan nasib seperti Sujarwo ini bisa terjadi di setiap desa, perkampungan dan kelurahan, mungkin kehidupan warga perkampungan di Semarang akan lebih sedikit baik.
Belum lama ini, Sujarwo memperoleh bantuan perbaikan rumah tidak layak huni dari Bappeda Kota Semarang. Bantuan tersebut diwujudkan dalam bentuk material, yaitu lima kubik pasir dan empat sak semen. Bantuan tersebut katanya akan segera digunakan untuk meninggikan lantai rumah dan membuat kamar mandi.
“Saya sangat bersyukur dan senang mendapatkan bantuan ini. Walaupun sifatnya stimulan tapi ini sudah sangat membantu. Saya masih harus menambah Rp 2,25 juta untuk menyelesaikan renovasi rumah saya,” ujar ayah tiga anak ini.
Dikatakan, sebagian dari dana tersebut juga akan digunakan untuk mengganti kayu dan papan loteng rumah yang sudah mulai lapuk. (nur hidayat)
SUNGGUH sedih rasanya bila di zaman sekarang masih banyak warga masyarakat yang kondisi
perekonomian dan kehidupannya di kampung-kampung masih sangat membutuhkan bantuan. Terkadang kita merasa kehidupan ini terasa tidak adil, melihat orang kaya semakin berlimpah harta dan orang yang serba kekurangan semakin sulit untuk meningkatkan taraf kehidupannya.
Jangankan untuk makan, memperbaiki tempat tinggalnya yang tak layak huni saja masih kesulitan. Seperti di Semarang kita masih bisa menjumpai di perkampunganperkampungan yang notabene berada di lingkungan terpencil.
Sepertihalnya rumah milik Sujarwo (48) warga Kampung Tiber RW 05, Kelurahan Sarirejo, Kecamatan Semarang Timur yang kondisi sangat memprihatinkan. Tempat tinggalnya boleh dibilang tidak layak huni, karena antara lantai bangunan dan atapnya jaraknya sangat berdekatan. Melihat ukuran bangunan hanya berukuran sekitar 3 x 6 meter dan lokasiya terhimpit bangunan lain.
Di dalam rumahnya hanya terdapat satu ruang tengah, kamar mandi dan loteng yang terbuat dari papan kayu. Rumah Sujarwo pun terhimpit dan berada di belakang rumah warga lain. Bila akan menuju rumahnya harus lewat di lengkong atau samping rumah tetangganya.
Jalan tersebut hanya bisa dilalui untuk pejalan kaki. Sehingga bagi yang menggunakan kendaraan bermotor terpaksa dititipkan di rumah tetangga. Namun kini dia sedikit bisa bersyukur karena telah mendapatkan sedikit bantuan untuk perbaikan rumah tidak layak huni.
Rumahnya yang semula memang dalam kondisi tidak layak huni dan memprihatinkan, akan diubah sedikit lebih baik, bersih dan nyaman untuk dihuni. Andaikan nasib seperti Sujarwo ini bisa terjadi di setiap desa, perkampungan dan kelurahan, mungkin kehidupan warga perkampungan di Semarang akan lebih sedikit baik.
Belum lama ini, Sujarwo memperoleh bantuan perbaikan rumah tidak layak huni dari Bappeda Kota Semarang. Bantuan tersebut diwujudkan dalam bentuk material, yaitu lima kubik pasir dan empat sak semen. Bantuan tersebut katanya akan segera digunakan untuk meninggikan lantai rumah dan membuat kamar mandi.
“Saya sangat bersyukur dan senang mendapatkan bantuan ini. Walaupun sifatnya stimulan tapi ini sudah sangat membantu. Saya masih harus menambah Rp 2,25 juta untuk menyelesaikan renovasi rumah saya,” ujar ayah tiga anak ini.
Dikatakan, sebagian dari dana tersebut juga akan digunakan untuk mengganti kayu dan papan loteng rumah yang sudah mulai lapuk. (nur hidayat)
Labels
Sudut Kampung
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.