Mozart Nuzul Aprilliza Coba-coba Jadi Pengusaha
Barangkali orang tuanya menggemari komponis tenar Wolfgang Amadeus Mozart sehingga menamainya Mozart Nuzul Aprilliza. Mozart salah seorang komponis musik klasik Eropa yang terpenting dan paling terkenal dalam sejarah.
Namun Mozart yang satu ini justru lebih suka pengusaha. Kuliah nyambi berbisnis saat ini sedang dilakukan mahasiswa semester lima angkatan 2009 Fakultas Peternakan Undip itu. Dia bersama sejumlah kawan, saat ini sedang mencoba membudidayakan udang organik.
Dari percobaan budidaya ini, timnya justru berhasil menggondol Juara I Lomba Business Plan yang diadakan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah. “Alhamdulillah kami dapat juara satu, dan yang lebih membahagiakan lagi adalah ada komitmen dari Dinas Koperasi untuk membiayai budidaya yang saat ini sedang kami rintis ini,” kata General Manager Amadeamozza Corporation Tbk itu.
Suka Menulis
Suka Menulis
Dijelaskan wanita berjilbab ini, untuk lomba tersebut, timnya mengirimkan proposal yang menuliskan mengenai bisnis yang sedang dilakoninya tersebut. “Saya sendiri memang senang mengikuti lomba menulis sejak duduk di bangku SMA, jadi hobi tersebut saya bawa hingga kini,” jelas anak kedua dari empat bersaudara pasangan Akhmad Su’udi dan Mu’awanah ini.
Dijelaskan, pada perlombaan tersebut dirinya lebih menitik beratkan pada pemasaran dari hasil budidayanya tersebut. “Karena budidaya yang kami lakukan ini ada di daerah, untuk itu kamilah yang berperan sebagai peternak harus lebih aktif untuk menghubungi tengkulak,” jelas gadis yang selalu bintang kelas sejak SD sampai SMP itu.
o Selain itu, pemasaran melalui online juga dilakukannya. “Namun yang utama kami harus lebih aktif untuk menghubungi pengepul, selanjutnya pengepul akan datang sendiri, dan mereka sudah siap dengan hitung-hitungan mulai dari transport hingga lain-lainnya,” kata Kadiv Jarkem LPM Manunggal Undip ini.
Sementara itu, untuk budidaya udang organik ini sendiri dilakukan di daerah yang jauh dari polusi udara. “Kami harus benar-benar mencari tempat yang jauh dari berbagai macam polutan, selain itu jauh dari kawasan industrialisasi,” jelas Kabid P3A HMI Komisariat Peternakan Undip ini.
Sedangkan untuk pakan yang diberikan pada udang, dari hasil pengomposan kotoran ternak. “Selain sehat, dari situ kami juga bisa menekan ongkos produksi. Meskipun kami tetap menggunakan pakan dari pabrik, namun hanya sekitar 30% saja dari kebutuhan pakan,” ungkap Staf HRD IAAS LC Undip ini.
Dijelaskan pula, karena budidaya tersebut masih baru saja dirintis sejak bulan Juni lalu, belum banyak bibit udang yang disebarnya. “Baru ada 10 ribu bibit saja, kalau rencana kami sih ingin ada 100 ribu bibit, untuk itu kami sangat berharap dari kemenangan kami yang kemarin itu selanjutnya bisa mengembangkan budidaya ini.”
Untunglah sudah ada komitmen dari pihak Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah untuk membiayai budidaya udang organik ini. (aris wasita widiastuti/tab)
Labels
Kisah
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.