Ironis, Komodo Tak Masuk ASEAN Fair
“AYO dukung Komodo lewat SMS 9818,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, satu ketika. Pemerintah memang sedang serius menggarap agar Pulau Komodo menjadi satu dari tujuh keajaiban dunia. Dalam kerangka itu, seluruh upaya dikerahkan agar pulau yang berada di Nusa Tenggara Timur (NTT) itu bisa masuk tujuh besar. Namun ironis, dalam ASEAN Fair di Nusa Dua Bali yang dibuka Presiden SBY, kemarin, keberadaan binatang purba itu justru luput dari perhatian.
Dalam ajang yang akan diikuti seluruh negara-negara ASEAN itu, akan dipamerkan sepuluh mobil hias yang menggambarkan simbol masing-masing negara peserta. Penggagas mobil hias dalam ajang ASEAN Fair Nyoman Ratayasa mengatakan, kesepuluh mobil hias tersebut dikerjakan sesuai lambang atau ikon dari masing-masing negara. “Kami memilih Candi Borobudur dan Prambanan untuk dijadikan lambang mobil hias asal Indonesia,” ujarnya, di Nusa Dua, Bali.
Sangat disayangkan, Komodo sama sekali tidak menjadi perhatian di ASEAN Fair, padahal saat ini Indonesia sedang berjuang agar Komodo masuk menjadi nominasi New 7 Wonder.
Menanggapi hal itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan, Komodo memang tidak dimasukkan dalam ikon Indonesia di ajang ASEAN Fair. “Saat ini Komodo sudah menjadi maskot SEA Games, sehingga tak perlu lagi memasukkan di ajang ASEAN Fair,” ujarnya.
Mari meyakinkan jika gerakan untuk mendukung Komodo menjadi New 7 Wonder saat ini terus dilakukan. Bahkan, Kementerian Pariwisata yang lama pernah menggelar acara serupa khusus untuk Komodo di Jerman, baru-baru ini.
Menurut mantan Menteri Perdagangan ini, pemilihan Borobudur dan Prambanan sebagai ikon Indonesia dalam ajang ASEAN Fair kali ini sangat beralasan. “Kedua candi ini merupakan simbol pluralisme yang ada di Indonesia, di mana Prambanan dengan cirri khas agama Hindu-nya dan Borobudur dengan ciri khas agama Buddha tetap dipertahankan di Indonesia yang mayoritas Islam,” paparnya.
Dalam sejarah, kedua candi ini justru dipertahankan di tengah maraknya penyebaran agama Islam di Indonesia saat itu. (dnr)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.