Benih Padi Bantuan Pemerintah Kedaluarsa Ditanam Tidak Tumbuh
Tim dari Dinas Pertanian Demak meneliti benih kedaluarsa di Desa Jamus, Mranggen |
Oleh Sukma Wijaya
PULUHAN petani di Desa Jamus Kecamatan Mranggen, Demak resah. Pasalnya, benih padi yang mereka tanam tidak tumbuh. Padahal benih bantuan pemerintah yang diklaim merupakan benih unggul.
PULUHAN petani di Desa Jamus Kecamatan Mranggen, Demak resah. Pasalnya, benih padi yang mereka tanam tidak tumbuh. Padahal benih bantuan pemerintah yang diklaim merupakan benih unggul.
Keresahan merebak sejak sepekan lalu. Wakiran (45), seorang petani menceritakan, dirinya dan beberapa petani lain menerima benih benih padi unggul varietas Situ Bagendit produk PT Sang Hyang Seri. Setelah ditabur di sawah, ternyata tak mau tumbuh. Bahkan banyak yang kemudian mati. "Tidak jelas penyebab kematian benih. Saya sudah menyemai sesuai petunjuk dari dinas pertanian," aku Wakiran.
Dia mengatakan, sedikitnya 5 hektar sawah garapannya ditabur benih bantuan tersebut. Namun sebagian besar mati. Melihat kondisi tersebut, dia segera membeli benih sendiri dengan varietas serupa. Dia tidak mau ketinggalan masa tanam (MT) I.
Dari pantauan Harsem, benih unggul Sang Hyang Seri yang dibagikan kepada petani Jamus, merupakan jenis padi hybrida dengan perlakuan tanam pada lahan sawah tidak berair. Kondisi kantong benih 5 kg ini terlihat yang lubang kecil-kecil. Tampak benih padi diselimuti bubuk putih halus. Dalam kantong terdapat label warna biru bertuliskan, produk dan tanggal uji 2 Mei 2011 serta tanggal akhir label (kedaluwarsa) 2 November 2011.
Menindaklanjuti keresahan petani, Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Demak turun meneliti. Ditemukan kondisi benih sudah kedaluwarsa dan rusak akibat hama gudang.
"Benih bantuan dalam plastik memang masih tersegel. Tapi kami melihat benih tersebut sudah rusak. Selain plastik berlubang kecil-kecil, terlihat benih diselimuti bubuk putih halus. Itu adalah hama gudang, jelas saja kalau ditabur tidak bisa tumbuh," jelas Kepala Dinas Pertanian, Wibowo saat meneliti benih yang dibagikan kepada kelompok tani Desa Jamus.
Dikatakan, sekitar awal oktober lalu bantuan benih masuk ke Desa Jamus. Kedaluwarsa tertera 2 November 2011, namun ada toleransi tiga bulan. Masih bisa ditanam asalkan tempat penyimpanan di gudang baik.
Pihaknya menduga rusaknya benih akibat penyimpanan bibit yang kurang hati-hati. Wibowo meyakini bila benih bantuan jelek, tentunya petani dari desa atau kecamatan lain akan komplain dengan soal serupa. Dinas akan mengganti benih yang rusak milik petani tersebut dengan benih cadangan yang berlabel kedaluwarsa 13 Februari 2012.
Kasi Produksi Padi Palowijo Dinas Pertanian, Yatmo menjelaskan, Desa Jamus memiliki tiga kelompok tani dengan jumlah lahan tanam 75 hektar. Pemerintah telah memberikan benih 25 kg per hektar atau seluruhnya 1.875 kg. "Kebanyakan petani biasa dengan perlakuan tanam padi jenis non-hybrida. Persiapan tabur juga mempengaruhi keberhasilan tumbuh," ungkap Yatmo.
Benih padi varietas Situ Bagendit adalah benih padi yang hidup di lahan sawah kering. Makanya pemerintah mengalokasikan bantuan benih ke tiga kecamatan yang kurang pengairan, yaitu Mranggen, Karangawen, dan Guntur. Produktivitas varietas bisa mencapai 8 ton gabah kering geling (GKG) setiap satu hektar.
Penamanan padi bogo (lahan kering) ini membutuhkan perlakuan khusus. Sebelum ditabur, benih harus dikeringkan selama 12 jam. Lalu benih dimasukan ke karung goni, direndam dengan air mengalir 12 jam, atau bisa dalam air bak namun air selalu diganti agar benih tidak basi. Setelah direndam, benih di dalam karung goni disiram dengan air bersih lalu ditiriskan sampai kering selama 24 jam. Bila benih sudah tumbuh cambah kecil-kecil, segera di tabur. (nji)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.