Giliran Karanganyar Diamuk Puting Beliung MTs Mamba’ul Huda Rusak Parah
Sejumlah bangunan MTs Mamba’ul Huda ambruk diterjang angin putting beliung Warga bergotong-royong memperbaiki rumah yang mengalami kerusakan |
Angin puting beliung belum puas membawa bencana di Demak. Kemarin lusa giliran Kecamatan Karanganyar diterjangnya.
BENCANA angin lisus (puting beliung) yang melanda Demak ternyata lebih dahsyat dari yang diperkirakan. Selain skala kerusakan meluas, wilayah yang diterjang juga bertambah. Setelah dalam sepekan terakhir sejumlah kecamatan diamuk lisus, kemarin lusa sore giliran Desa Ngaluran kecamatan Karanganyar terkena bencana serupa.
Angin yang datang dari arah selatan-barat meluluhlantahkan sedikitnya tiga bangunan. Yakni satu unit rumah milik Samiun warga RT 05/RW 05 Dukuh Ngaluran, satu rumah milik Muarif warga RT 04/RW 05 Dukuh Kalitekuk, serta merobohkan tembok sekolah. Selain itu, sejumlah rumah mengalami kerusakan cukup parah. Tidak ada korban jiwa, namun kerugian material yang disebabkan mencapai ratusan juta rupiah.
Dari pantauan Harsem, angin merobohkan tembok di lantai II gedung MTs Manba'ul Huda Desa Ngaluran. Bangunan tembok untuk dua kelas ini, runtuh. Beruntung ketika angin datang tidak ada kegiatan siswa.
Banyak genting sekolah rontok, sebagian jatuh masuk ruang kelas. Kondisi paling parah terjadi di kelas IX. Beberapa bangku-kursi, dan sebuah lemari kelas, rusak berat tertimpa genting yang rontok.
"Sekarang (kemarin, red) kami sedang melaksanakan ujian semesteran. Karena kelas IX tak bisa digunakan, ujian dipindah ke ruang laboratorium yang belum jadi," jelas Kepala MTs Manba'ul Huda, Alfi Sa'adah, kemarin.
Setelah angin reda, pagi hari kemarin pihak sekolah mendatangkan tukang bangunan untuk menata atap genting dan mengamankan runtuhan bangunan.
Ketika mencari tukang bangunan, Ketua Yayasan Manba'ul Huda, H Djawadi Djamari sempat kerepotan. Hampir semua tukang yang dikenal, sudah menerima order untuk memperbaiki rumah warga di desa atau kecamatan lain yang juga terkena angin lisus.
Menurut mantan DPRD Demak tiga periode tahun 1977-1998, kerugian yang dialami sekolah mencapai Rp. 150 juta. Karena tembok yang ambruk adalah penambahan kelas yang dianggar secara swakelola.
Sementara, Kades Ngaluran, Tukimin Noto Wicaksono, setelah berkeliling desa mengecek kondisi
kerusakan mengatakan sejumlah rumah rusak parah. Salah satunya rumah milik alm Suwarni RT 01/RW 04 dukuh Kalitekuk. Kondisi rumah miring, atap jebol akibat tertimpa gerombolan pohon bambu. Beruntung Ernawati cucunya tidak ada di rumah ketika ada angin datang.
"Rencananya kami akan meminta bantuan pemerintah untuk perbaikan rumah. Bila pemerintah tidak punya dana, kami akan bergotong royong menyumbang korban untuk perbaikan rumah," ungkap Tukimin. Lantaran PAD Desa Ngaluran minus, sejumlah pemuda door to door mencari sumbangan. (nji)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.