Angin Ribut Terjang Tiga Kecamatan

Terjangan angin ribut yang terjadi ada Selasa (24/1) pagi, merusak puluhan rumah di tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Semarang, yakni Bawen, Bergas, dan Bandungan.

Angin ribut juga menyebabkan robohnya beberapa tiang listrik dan pohon di pinggir jalan, hingga menimbulkan pemadaman listrik di beberapa wilayah. Bahkan hingga berita ini ditulis, kemarin sore, pihak PLN masih berupaya melakukan perbaikan yang diperkirakan selesai dalam tiga hari.

Beberapa saksi menuturkan, angin ribut datang dari arah barat ke timur tersebut berlangsung cukup lama. Dan diperkirakan mulai dari pukul 07.00 hingga 11.00 siang. Akibatnya, atap rumah warga di tiga kecamatan banyak yang berterbangan. Hal tersebut membuat warga ketakuatan dan berupaya berlindung.
Bahkan ada pula warga terpaksa menyelamatkan diri keluar dari rumah. "Warga yang takut rumahnya roboh berhamburan keluar mencari perlindungan," kata Gunawan, warga Desa Pakopen, Kecamatan Bandungan, lokasi paling parah akibat terjangan angin ribut kemarin.

Menurut Gunawan, sedikitnya dua puluh rumah warga atapnya rusak. Genteng dan asbes beterbangan dan pecah. Kandang milik Gunawan yang berisi 800 ribu ekor ayam pun ikut rata dengan tanah.

Sementara di Kecamatan Bergas, angin ribut menerjang sepanjang jalan Lemahabang-Bandungan. Selain merusak sejumlah rumah penduduk, beberapa tiang listrik dan pohon di pinggir jalan juga ikut roboh, hingga mengganggu arus lalu lintas. Di Kecamatan Bawen, angin kencang memporakporandakan atap gedung SMPN 3 Bawen. Khawatir akan keselamatan siswanya, kepala sekolah terpaksa memulangkan siswanya lebih awal.

Suparno (32), warga Bawen menjelaskan, angin ribut kemarin menyebabkan pohon besar di samping rumahnya roboh menimpa bangunan rumah hingga hancur. "Awalnya hanya suara gemuruh, lalu gentng-genteng beterbangan. Disusul kemudian suara pohon roboh menimpa rumah saya. Untung saja waktu itu saya dan anggota keluarga sudah lari menyelamatkan diri ke luar rumah," terang Suparno, yang kini terpaksa mengungsi karena rumahnya rusak parah.

Warga lain, Joko (48) mengatakan, sesungguhnya bencana angin ribut seperti ini terjadi hampir setiap tahun. Namun kali ini adalah yang terparah, karena berlangsung cukup lama hingga merobohkan pohon dan merusak beberapa rumah warga. "Tahun ini paling parah, karena sampai merobohkan pohon dan merusak beberapa rumah," ucapnya.

Rugi Puluhan Juta
Camat Bandungan, Nanang Saptiyono saat dikonfirmasi mengatakan, hingga sore kamarin pihaknya masih melakukan pendataan kerusakan rumah dan fasilitas umum, serta melakukan kalkulasi kerugian akibat bencana atersebut. "Diperkirakan kerugian yang dialami warga mencapai puluhan juta. Kami masih melakukan pendataan jumlah kerusakan yang diakibatkan angin ribut," jelasnya.

Terpisah, Wakil Bupati Semarang Warnadi mengatakan, Pemkab Semarang telah melakukan  koordinasi dengan kecamatan dan badan penanggulangan bencana alam daerah (BPBD), untuk menginventarisasi  jumlah kerusakan dan kerugian warga. Dengan begitu bantuan yang diberikan Pemkab bisa tepat sasaran.
"Inventarisisasi kerugian dan kerusakan itu penting segera dilakukan, karena hal itu akan terkait dengan upaya pemberian bantuan dasri Pemkab kepada warga yang rumahnya rusak," tegasnya.

Disinggung kemungkinan adanya korban jiwa atau luka akibat bencana tersebut, Warnadi menyatakan, saat ini pihaknya masih menunggu hasil laporan dari kecamatan dan BPBD. (ino/rif)

Tiang Listrik dan kandang ayam di desa Pakopen yang roboh akibat terjangan angin ribut, kemarin pagi

Newer Post Older Post