Umat Hindu Lakukan Melasti Introspeksi Diri Menyambut Nyepi
AIR SUCI: Ratusan umat Hindu Semarang menerima percikan air suci dalam upacara Melasti, kemarin. |
RATUSAN umat Hindu dari berbagai pura yang tersebar di beberapa kota sekitar Semarang, menyelenggaran Upacara Melasti atau Labuhan Suci di Pantai Marina, kemarin.
Kegiatan ini merupakan rangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1934 yang jatuh 23 Maret mendatang. Ritual Melasti juga bertujuan menyucikan diri (bhuana alit) dan alam semesta (bhuana agung). Momen ini diharapkan jadi penyadaran diri bagi umat yang merayakan Nyepi untuk mengangkat persaudaraan, sehingga dapat membangun persatuan dan kebersamaan yang dapat memajukan bangsa.
Salah seorang peserta bernama Sutinah (98), warga Jrakah mengaku, dirinya dan keluarga selalu mengikuti ritual yang berlangsung di Pantai Marina setiap tahunnya.
Humas Perayaan Nyepi 1934 Saka, Anak Agung Ketut Darmaja mengatakan, setiap umat Hindu harus memiliki kesadaran untuk membangun bangsanya. “Kesadaran itu diawali dengan membangun harmoni dalam dirinya, dengan alam, dan yang terakhir dengan makhluk lain,” ujarnya.
Dikatakannya, urutan ritual ini diawali dengan pemujaan kepada Sang Widi Wase yang dipimpin oleh seorang Pinandite yang bertujuan untuk menghadirkan energi yang kemudian dilanjutkan dengan pengambilan air suci dengan menggunakan galah yang kemudian dipercikkan kepada umat.
Pengambilan air suci tersebut tetap dilakukan meskipun saat itu gelombang ombak sangat tinggi, sehingga dua orang basah kuyup karena terkena air laut. Dan yang terpenting dalam ritual Malesti ini harus ada sumber air karena intinya menghormati Dewa Surya dan Dewa Baruna.
“Air ini dipercikkan kepada umat yang mengikuti ritual Melasti agar di dalam tubuhnya memiliki sifat seperti yang dimiliki oleh Sang Widi Wase,” katanya.
Selanjutnya umat juga diberi Bija yang merupakan biji beras yang ditempelkan di kening serta di tenggorokan, selanjutnya ada yang ditelan oleh umat. Kemudian untuk yang terakhir dilakukan sembahyang penutup yang dilanjutkan dengan kembali ke Pura Agung Girinata.
Selain menyucikan diri, Melasti juga menyucikan benda-benda sakral milik pura seperti Pratima. Nyepi sarat makna introspeksi diri, untuk kebaikan diri, lingkungan dan alam, bukan penyucian diri saja atas dosa atau kesalahan. (lif-12)
Labels
Warta Kota
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.