Dua Hari Tenggelam, Jazad Dua Bocah Ditemukan
DIMAKAMKAN: Jenazah Sevcengko yang tewas tenggelam, dimakamkan di pemakaman setempat, kemarin |
DEMAK-Dua Bocah SD tewas tenggelam di sungai depan rumahnya. Tenggelamnya dua sahabat sejati ini sempat membuat geger Desa Ngemplik Wetan Kecamatan Karanganyar. Selama dua hari warga mencari keberadaan jenasah bocah nahas ini.
Setelah warga dan aparat melakukan pencarian, dua bocah SD ini ditemukan di hari yang berbeda. M Andre Sevcengko (11) bin Bambang Sudirman warga Desa Ngemplik, ditemukan Selasa kemarin (27/3) pukul 21.15. Saat dievakuasi jenasah Andre berjarak 50 meter dari pintu air Desa Ngemplik.
Menyusul Damar Condro Mukti (11) bin Sugiarto warga Ngemplik Wetan ditemukan di sungai Klambu Kiri masih wilayah Desa Bandungrejo Karanganyar, Kamis (29/3) sekitar pukul 05.30. "Jenasah Damar ditemukan dalam kondisi telungkup tertutup tumpukan sampah di tengah sungai Klambu Kiri wilayah Desa Bandungrejo atau sekitar 10 kilometer dari lokasi kejadian," kata Kades Ngemplik Wetan, Mustafiin, kemarin.
Menurut Mustafiin, peristiwa kalapnya bocah SD hari Selasa kemarin (27/3), sekitar pukul 16.10, warga Desa Ngemplik Wetan sempat melihat dua bocah sedang bermain meluncur dengan tali dari pelepah pisang. Ujung tali bagian atas diikatkan di besi sebelah bendungan, ujung talinya diuraikan ke sungai. Mereka merosot langsung mencebur ke sungai.
Kendati cuaca tidak hujan, debet sungai sangat tinggi dan arus cukup deras, warga yang melintas hanya menengok. Tidak melarang karena anak-anak desa sudah biasa mandi dan berenang di sungai. Sekitar pukul 17.00, Mustafiin menerima laporan dari warganya ada dua bocah kalap. Segera dia mengerahkan warga untuk mencari dan melaporkan peristiwa ini ke aparat. Sedikitnya 650 warga segera menyusuri sungai Klambu Kiri. Bahkan Tim SAR dari Propinsi, SAR Jepara, SAR Demak, Polri dan TNI, datang ikut melakukan pencarian.
Anak Pertama dan Kedua
Keluarga kedua bocah kalap sempat bingung, mereka langsung berlarian menuju sungai depan rumahnya. "Banyak warga berenang kesana kemari mencari anak pertama saya, dan sekitar pukul 21.30 anak saya Andre baru bisa ketemu. Kemudian saya pingsan, hanya ingat dini hari bangun dan menangis lagi," tutur ibu Andre, Hartini (38) warga Desa Ngemplik Wetan RT 07 RW 01 sedikit terisak.
Kepergian Andre untuk selamanya tidak memberi isyarat bagi Hartini, hanya Senin malam (26/3), Andre ingin memakai baju bapaknya Bambang Sudirman (39) yang masih kerja di Kalimantan. Kendati Hartini melarang, Andre tetap memakainya sampai dibawa tidur di kamarnya. Dan hari terakhir, Hartini sempat dipamiti Andre saat berangkat sekolah ke Madin Mabaul Ulum Ngemplik Wetan, dia hanya menjawab salam anaknya tanpa menoleh, karena sibuk memperbaiki alat pompa air.
Sementara, orangtua Damar, Sugiarto (43) dan Kumratun (43) warga Desa Ngemplik Wetan RT 07 RW 01 hanya bisa terdiam. Mereka hanya membisu dan mengangguk ketika sejumlah warga menyalaminya. "Bapaknya Damar baru tadi pagi (Kamis 29/3) datang dari Kalimantan, bapak dan ibunya tidak bisa diajak bicara dulu," ungkap paman korban, H M Sahli (50).
Lanjutnya, warga di sini sudah paham Damar dan Andre adalah sahabat sejak kecil. Kendati Damar sekolah di SDN 1 Jati Kudus dan Andre sekolah di SDN 1 Ngemplik Wetan, mereka tetap main bersama saat pulang sekolah. Sore sebelum peristiwa naas itu terjadi, teman-temannya sempat mengajak mereka berdua main sepakbola di lapangan desa. Namun keduanya menolak ikut, malah main di sungai. Padahal saya sudah meminta Damar agar main di rumah saja," ucap Sahli sembari menggeleng-geleng sedih. (swi/16)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.