‘Jangan Sampai Anak Kehilangan Ayah’
KARAKTER ANAK: Penulis buku Ayah Ada Ayah Tiada Irwan Rinaldi mengingatkan peran ayah sangat kuat dalam membentuk karakter anak |
DEMAK-Tak gampang membentuk karakter anak. Khususnya di usia emas (golden old) antara 0-15 tahun. Dalam usia emas, anak akan mencari figur terdekat yaitu ayah dan ibunya. Namun dalam era krisis ekonomi, figur ayah sangat langka didapat. Karena banyak orangtua bekerja dan keluar rumah. Menyikapi hal tersebut, Bidang Perempuan DPD PKS Demak menggelar seminar "Ayah Ada Ayah Tiada" di Balai Diklat Buyaran Karangtengah, kemarin.
Seminar membincangkan suara hati anak tentang peran ayah dalam kehidupannya. Mengupas karakter anak yang membutuhkan figur ayah sebagai mentor karakter.
Seminar dengan pembicara Irwan Rinaldi pengarang buku Ayah Ada Ayah Tiada sangat mengundang haru. Bagaimana peran ayah masa kini begitu berat. Kondisi ekonomi serba sulit menuntut ayah harus hidup dan dominan di dua dunia, yaitu di luar saat bekerja dan di keluarga meluangkan waktu.
Menurut Irwan, ayah akan menjadi penentu sikap atau karaker anak ketika suatu saat menghadapi masalah. Karena figur ayah bagi anak bisa membawa mereka mencerna dan menyelesaikan persoalan. “Namun bagamana bila anak tumbuh tanpa karakter ayah. Mereka akan menjadi ilmuwan, politisi, atau manajer handal yang tanpa hati,” ungkap Irwan kemarin.
Penyebab kenakalan anak, karena kala si anak membutuhkan mentor ayah dalam karakternya, dia tidak menemukan. Sehingga si anak akan mencari mentor lain di luar keluarga yang belum bisa dipastikan kualitasnya.
Seminar dan peluncuran Rumah Keluarga Indonesia (RKI) ini dihadiri puluhan kader PKS, Ketua DPD Jumeri, Sekretaris Ahmad Gufron, Anggota DPRD Demak Mudofar, Amir Darmanto, dan Kamzawi sekeluarga.
Irwan mengingatkan, pada tahun 80-an peran ayah di keluarga kebanyakan ada. Karena hanya bekerja empat jam sehari. Namun di era 90-an sampai sekarang tak hanya ayah, ibu pun hampir hilang dari kehidupan anak. Akibat tuntutan ekonomi, sekeluarga harus bekerja keras. Ayah dan Ibu keluar bekerja kemudian menitipkan anak ke pembantu atau baby siter sehingga muncul ‘anak pembantu’.
Seharusnya anak merupakan hal utama dalam keluarga, Ayah dan ibu berkewajiban sama dalam membentuk karakter anak. Tuntutan ekonomi hingga kesibukan berorganisasi menjadi tantangan bagi ayah dan ibu. Bagaimana tetap dekat dengan anak seklaigus berhasil dalam berkarier. (swi/16)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.